Liputan6.com, Jakarta Seniman tato asal Sverdlovsk Oblast, Rusia, bernama Aleksandr, mendapatkan kecaman dari aktivis yang membela hak-hak hewan. Ini terjadi setelah dirinya membuat tato di tubuh seekor kucing berjenis Sphynx Cat.
Sphynx cat merupakan jenis kucing yang dikembangkan melalui pembiakan selektif. Hewan ini dikenal karena tidak memiliki bulu di sekujur tubuhnya. Aleksandr membuat tato di tubuh kucing tersebut, sebanyak 4 buah gambar di bagian dada serta bagian kanan perutnya.
Aktivis hewan, Yelizaveta Skorynina mengutuk keras perbuatan yang dilakukan oleh Aleksandr. Menurutnya, apa yang dilakukan Aleksandr tidak dapat dibenarkan karena ia telah membuat kucing tersebut menderita hanya untuk memenuhi kesenangan untuk dirinya sendiri.
Advertisement
Dilansir www.mirror.co.uk, Aleksandr mengungkapkan, apa yang dilakukannya terhadap kucing tersebut tidak menyalahi aturan, dan tidak menyakiti kucing tersebut. Itu karena dalam prosesnya ia mengaku telah memberikan obat bius kepada kucing tersebut.
“Saya telah memberikan obat bius kepada kucing ini, agar ia tidak merasakan sakit dari jarum tinta tato yang menyentuh tubuhnya. Saya rasa saya sudah melakukan hal yang benar,” ungkap pria yang memiliki 10 tato di tubunya.
Menurut Skorynina, obat bius yang diberikan terlalu sering kepada kucing, akan membuat kucing merasa depresi, karena ketika kucing tersebut diberi obat bius, otak pada kucing akan tetap bekerja meskipun ia dalam kondisi tidak sadar.
"Obat bius hanya akan mematikan pergerakan kucing, tapi otak pada kucing masih tetap bekerja. Jika dia sering memberikan obat bius kepada kucing, hal tersebut akan mempengaruhi suasana hati kucing, dan dapat menyebabkan kucing menjadi depresi," ungkap aktivis hewan tersebut.
Skorynina menambahkan, kulit kucing berjenis Sphynx Cat sangat sensitif. Memberikan tato padanya, menurut dia, merupakan hal yang tidak dibenarkan, terlebih dengan menggunakan obat bius. Hal itu sangat berisiko bagi kesehatannya.
“Kulit kucing jenis Sphynx Cat sangat sensitif, dan memberikan hewan peliharaan ini tato merupakan tindakan yang sangat tidak perlu. Apalagi kalau terlalu sering menggunakan obat bius yang akan menimbulkan risiko berbahaya bagi kucing,” ucap Skorynina.
Penulis:
Soyid Prabowo
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6