Liputan6.com, Jakarta Pendidikan di Indonesia memang belum merata, apalagi di pulau-pulau terdepan Indonesia. Karena itu sejak 7 Juli 2017, yayasan kemanusiaan fokus anak Wahana Visi Indonesia (WVI). mengadakan kompetisi galang dana daring #BERANIMIMPI
Program ini cukup unik, bagi kamu yang sudah mendaftar menjadi fun-raiser bisa segera membuat laman kampanye sendiri, dan selanjutnya mendapatkan tautan atau link sendiri, sehingga langsung bisa mulai menggalang danamu hari ini.
Waktu yang diperlukan untuk penggalangan dana selama 30 hari saja. Setiap orang bisa daftarkan ide apapun untuk menggalang dana, seperti lari mengelilingi monas setiap berhasil menggalang donasi Rp 1.000.000, atau jalan-jalan mengenakan konstum Pocahontas jika berhasil menggalang Rp 50.000.000, dan masih banyak lagi.
Advertisement
Untuk kamu yang belum mendaftar, AYO daftarkan dirimu sekarang! Tunjukan bahwa kamu #BERANIMIMPI membawa perubahan untuk anak-anak di Papua. Dana yang terkumpul dari kompetisi galang dana ini akan digunakan untuk pembangunan honai belajar dan tiga (3) fasilitas sanitasi/toilet di tiga (3) sekolah di desa Sapalek, distrik Napua, Papua.
Kompetisi ini merupakan bagian dari kampanye #BERANIMIMPI, yang merupakan kampanye tahunan WVI sejak 2016 lalu. Priscilla Christin, Direktur Komunikasi Wahana Visi Indonesia menjelaskan, “#BERANIMIMPI merupakan sebuah kampanye sosial yang menggabungkan konsep crowdfunding dengan konsep voluntourism (kombinasi antara Volunteering dan Tourism).
Konsep crowdfunding ini dilaksanakan melalui kompetisi galang dana online melalui portal beranimimpi.id, sedangkan konsep voluntourism ditawarkan sebagai hadiah bagi tiga (3) pemenang kompetisi (yang berhasil menggalang dana terbanyak) agar mereka dapat menikmati keindahan alam Papua sekaligus merasakan indahnya berinteraksi dan berbagi cerita, pengalaman, ataupun keahlian dengan anak-anak disana bersama salah satu ambassador #BERANIMIMPI, yaitu penyanyi Eva Celia.
Perjalanan voluntourism ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 hingga 18 Agustus 2017, sehingga seluruh pemenang dan Eva Celia akan memperingati Kemerdekaan Indonesia bersama adik-adik dari Papua. Kampanye ini terlaksana atas kerjasama Wahana Visi Indonesia dengan Campaign.com yang didukung oleh Kitabisa.com.”
Kampanye ini didukung oleh lima (5) campaign ambassador dari berbagai profesi, yaitu penyanyi Eva Celia, aktris Chelsea Islan, model Firrina Sinatrya, penyanyi Monita Tahalea, dan travel blogger Febrian.
“Ini adalah sebuah kesempatan yang luas biasa sekali dan aku senang banget bisa bantu anak-anak di Papua, karena aku juga punya concern terhadap pendidikan di Indonesia. Mudah-mudahan, melalui kampanye WVI ini kita dapat meningkatkan pendidikan lebih baik di Papua karena anak-anak adalah generasi penerus,” ujar aktris Chelsea Islan.
Senada dengan Chelsea, penyanyi Eva Celia juga memiliki concern di dunia pendidikan. “Memang concern saya dari dulu adalah pendidikan dan dari artikel yang saya baca, Indonesia berada diurutan kedua dari yang terakhir dari 51 bangsa dengan pendidikan tertinggal. Nggak terima sih, tapi saya merasa ada sesuatu yang harus kita lakukan. Ini merupakan bentuk tanggung jawab generasi kita untuk membantu generasi di bawah kita mendapatkan pendidikan lebih baik”
Lalu, mengapa Papua?
Di Desa Sapalek, Distrik Napua, Wamena, Papua, ada 180 anak usia PAUD tidak memiliki gedung PAUD. Sehingga mereka harus menumpang di kantor kepala desa dan hanya bisa melaksanakan kegiatan belajar dua (2) kali dalam seminggu yaitu Jumat dan Sabtu, ketika kantor kepala desa sedang tidak beroperasi.
Padahal peran PAUD bagi anak-anak disana besar sekali. Menurut Tolince salah satu guru di Sapalek, sebelum anak-anak belajar di PAUD, anak-anak di desa tersebut jarang mandi, banyak yang mengalami kaskado (kudisan) sehingga sakit gatal-gatal dan kelihatan tidak bersih. Melalui PAUD, kami mengajarkan mereka mengenai gaya hidup bersih sehat juga. Anak-anak pun menjadi bisa mengenal angka dan huruf melalui PAUD.
Selain ketiadaan bangunan sekolah, pendidikan di desa Sapalek juga mengalami kesulitan yang lain. Sebanyak 3 sekolah (dengan jumlah siswa sekitar 526) belum memiliki toilet. Karenanya, anak-anak masih mempraktekkan BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Hal ini tentunya sangat membahayakan kesehatan anak-anak di sana.
“Dampak besar dapat dimulai dari aksi-aksi kecil yang menyenangkan. Jadi, siapa saja bisa terlibat. Itulah prinsip #BERANIMIMPI,” ujar Priscilla.
Priscilla melanjutkan, “Tahun 2017 merupakan tahun kedua bagi #BERANIMIMPI. Tahun lalu melalui #BERANIMIMPI 2016, WVI bersama 104 fun-raiser dan 827 donatur telah berhasil mengumpulkan RP 547,553,775 untuk membangun sumur air bersih dan menguatkan posyandu di Sumba Barat Daya.”
“Selama hampir 20 tahun Wahana Visi Indonesia melayani berbagai wilayah di Indonesia dengan visi untuk mewujudkan hidup anak yang utuh sepenuhnya dan dengan doa bagi setiap hari tekad untuk mewujudkannya.
Kami menyadari betul bahwa dalam menciptakan kehidupan anak yang sejahtera, kami tidak bisa bekerja seorang diri. Untuk itu kami selalu bermitra dengan semua pihak, baik dengan Pemerintah, masyarakat, organisasi lain, media dan banyak lagi yang tidak dapat kami sebut satu per satu.
Untuk itu melalui kampanye #BERANIMIMPI kami berharap makin banyak orang yang mau terlibat terutama mereka dari kalangan anak muda Indonesia, yang mungkin tidak percaya bahwa dirinya bisa melakukan perubahan untuk Indonesia. Melalui #BERANIMIMPI ini, WVI berusaha mengatakan bahwa semua orang bisa, dengan apapun yang kita miliki, kita semua bisa, asalkan kita #BERANIMIMPI dan mau bergerak untuk mimpi itu,” ujar Doseba Tua Sinay, Direktur Nasional WVI saat membuka peluncuran #BERANIMIMPI 2017 (30/05/17).
*Tonton juga video menarik berikut ini:
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6