Liputan6.com, Jakarta Bagi para penonton setia program Fokus Indosiar, nama Danny Maulana memang sudah tidak asing lagi. Pria yang kerap disapa Danny ini merupakan salah satu News Presenter di Program Fokus.
Sempat berkeinginan menjadi seorang Editor saat lulus kuliah, membuat Danny melamar pekerjaan di salah satu tv kala itu. Namun bukan editor yang ia dapatkan , melainkan menjadi seorang Reporter. Tujuan sebenarnya adalah ke news presenter, namun rasa tidak percaya diri tampil di depan kamera membuatnya gagal casting. Sehingga reporter menjadi pilihan dan ia jalani selama kurang lebih delapan bulan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Tak berhenti di situ, kesempatan lagi lagi menghampiri pria yang sempat tinggal di Jayapura 13 tahun ini, tawaran menjadi kameramen ia dapatkan. Beruntung, Danny sudah belajar menggunakan kamera sejak baru satu bulan menjadi reporter.
Tidak tanggung tanggung, kesempatan pertama menggunakan kamera ia dapatkan saat tugas meliput presiden kedua RI, di RSPP Jakarta tahun 2008 silam. Dari situ Danny semakin dipercaya untuk handle beberapa program. Bahkan beberapa program andalan tv swasta tersebut pun sukses dijalani Danny kurang lebih hingga tiga tahun saat ia bergabung di sana.
Karirnya pun tak berhenti dengan menjadi seorang kameramen, pria yang sangat menyukai minuman Thai tea ini pun sempat menjadi produser dan presenter di salah satu program olahraga tv swasta lain. Hingga akhirnya tawaran menjadi news presenter di Indosiar ia dapatkan. Terhitung sejak maret 2017, Danny pun bergabung di program Fokus hingga saat ini.
Menjadi seorang news presenter, menuntut Danny harus bisa semuanya. Mulai dari videography, fotografi, editing, serta menjadi produser. Beruntungnya semua hal tersebut sudah pernah ia lakoni. Sehingga ia lebih nyaman menjalaninya dan bisa mengerjakan semua tanggung jawab sebagai news presenter.
Sementara itu, tantangan terbesar saat menjadi presenter menurut Danny yaitu ketika dirinya dituntut untuk sedikit mungkin melakukan kesalahan. Karena sedikit kesalahan teknis atau kesalahan baca bisa menimbulkan keresahan, apalagi penampilannya ditonton secara nasional. Diakui Danny, dari semua pengalamannya tersebut yang menurutnya paling nyaman yaitu menjadi kameramen.
“Paling nyaman ya jadi kameramen, karena bisa travelling ke mana-mana, bisa berkreasi secara seni dan story telling,” ucap Danny
Kini Kepiawaiannya menjadi seorang kameramen maupun videography membuat Danny juga dipercaya menjadi salah satu coach di program Citizen Journalist Academy, tepatnya untuk bidang videography. Menjadi mentor dari puluhan mahasiswa di tiga kota tentu tidak mudah. Terlebih mereka mempunyai karakter yang berbeda beda.
Namun hal tersebut tidak menjadi masalah baginya, terbukti dengan sabar ia selalu mengajari para finalis saat evaluasi video. Bahkan secara detail Danny menjelaskan dan memberitahu kesalahan finalis sehingga video mereka bisa layak tayang.
Uniknya, meski menjadi mentor di bidang videography, Danny cukup dikenal oleh para finalis dari bidang lain seperti menulis, presenting, maupun Public Relations. Seolah menjadi idola baru bagi para finalis CJA. Bahkan para finalis pun cukup segan terhadap pria yang lebih senang makan ikan dari pada ayam ini.
Di tengah semua aktifitas dan kesibukannya setiap hari, Danny juga mempunyai hobi motret. Ia pun lebih senang hunting foto saat hari libur atau tidak ada siaran.
“Biasanya kalau libur ya motret, kalau nggak motret ya main , atau tidur,” Ungkap Danny sambil tersenyum mengakhiri obrolan.
Penulis:
Lasmie
Reporter Sahabat Liputan6.com
Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.