Liputan6.com, Jakarta Apa yang kamu pikirkan jika membayangkan tentang ikan hiu? Ikan predator tersebut memiliki banyak gigi runcing yang mampu mengoyak daging manusia.
Tak jarang sosok ikan satu ini kerap membuat takut banyak orang. Tapi, di antara banyaknya kasus hiu yang pernah melakukan serangan kepada manusia, insiden satu ini terbilang tragis dan disebut sebagai serangan hiu terparah sepanjang sejarah.Â
Advertisement
Baca Juga
Kapal uap atau USS Indianapolis milik Amerika sedang melakukan perjalanan penting untuk mengirim komponen bom atom di tahun 1945. Rencananya mereka akan melakukan pelayaran dari Guam menuju kapal perang Idaho di Teluk Leyte, Filipina.
Komponen senjata itu, nantinya akan digunakan sebagai persiapan Amerika untuk melakukan invansi ke Jepang.
Saat di tengah malam, kapal tersebut diserang oleh sebuah torpedo Jepang. Akibat serangan tersebut, tangki sebesar 3.500 galon berisi bahan bakar, langsung meledak di atas kapal. Serangan torpedo Jepang tak hanya terjadi sekali saja. Serangan kedua mengakibatkan ledakan berantai dan menjadikan kapal terbelah dua.
Melansir Smithsonian, Sabtu (7/4/2017), hanya perlu 12 menit bagi kapal Indianapolis untuk tenggelam. Dari 1.196 orang dalam kapal, kini bersisa 900 orang yang berhasil menyelamatkan diri dari insiden nahas tersbut.
Sayangnya, korban yang selamat masih diintai oleh ikan hiu yang mengancam nyawa mereka dari bawah laut.
Dihantui oleh para hiu
Para awak yang selamat hanya bisa bertahan dalam rakit. Beberapa dari mereka berusaha mengambil pelampung dari orang-orang yang tewas. Insiden mengenaskan itu membuat orang-orang yang selamat terombang-ambing di atas laut selama berhari-hari dan dihadapkan kelaparan serta kehausan.
Setelah berhasil menyelamatkan diri, mereke kembali bertarung nyawa dengan sekelompok hiu. Insiden ledakan ledakan dan darah dari jasad korban tewas, merupakan pemicu utama para hiu berdatangan.
Di malam pertama setelah kejadian tersebut, para hiu yang datang berfokus dengan jasad yang mengapung. Sayangnya, hiu-hiu tersebut lebih tertarik dengan orang-orang yang bertahan di atas air.
Fitur biologis hiu mempunyai reseptor yang mampu melacak tekanan dan pergerakan dari jarak jauh. Para hiu tersebut mampu mendekati para awak yang sedang bertahan di atas rakit mereka.
Melihat hiu yang berdatangan, membuat orang-orang yang terluka parah diasingkan, sampai mereka benar-benar meninggal. Ketika itu, awak yang selamat harus mengorbankan jasad teman mereka untuk mengalihkan perhatian para hiu.
Selain itu, jatah makanan untuk perbekalan mereka juga sampai dibuang untuk menjauhkan para hiu mendekat. Sayangnya hal tersebut tak cukup mampu menjauhkan para hiu yang terus mengelilingi mereka.
Advertisement
Ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan
Alhasil mereka mengalami kelaparan, kehausan, hingga hausinasi karena kepanasan. Tak sedikit para awak yang selamat juga keracunan garam dan mengalami gangguan psikologis.
Di tambah lagi, hiu-hiu berputar di bawah mereka rakit mereka telah menyeret jasad teman-teman mereka yang sudah meninggal. Di hari keempat penantian panjang mereka untuk diselamatkan dapat tercapai.
Pesawat angkatan laut terbang melintas di atas para korban dan melakukan kontak lewat bantuan radio. Operasi penyelamatan dilakukan dengan penjagaan Letnan Adrian Maks. Ia menjatuhkan rakit dan perlengkapan hidup kepada para korban.
Namun ketika meihat adanya serangan hiu, letnan tersebut berani mengambil tindakan berisiko dengan mendaratkan pesawat amfibinya. Kebanyakan yang ia selamatkan terlebih dahulu yakni para korban yang terluka. Korban lainnya juga ditemukan dalam keadaan mulut berbusa disertai lidah dan bibir yang membengkak.
Di malam hari, USS Doyle kemudian menyelamatkan korban yang tersisa. Dari 1.196 awak kapal Indianapolis hanya tersisa 317 orang yang selamat. Insiden mengerikan tersebut dianggap sebagai bencana terburuk dalam sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat.
Di tahun 2016, kisah pilu para awak kapal Indianapolis kemudian juga diadaptasi dalam film yang dibintangi oleh Nicholas Cage.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini.