Liputan6.com, Jakarta - Saat mengalami stres atau merasa penat dengan aktivitas sehari-hari, biasanya kita akan memilih untuk belibur ke tempat wisata yang diinginkan. Namun sangat disayangkan, beberapa tempat wisata ditutup pada tahun 2019 ini.
Baca Juga
Advertisement
Ditutupnya berbagai tempat wisata ini disebabkan beberapa faktor, seperti mengalami overtourism atau bangkrut. Overtourism belakangan ini menjadi fenomena di mana sebuah destinasi wisata tidak lagi bisa menampung turis yang datang.
Membludaknya turis yang datang ke sebuah tempat wisata, nyatanya menjadi masalah untuk beberapa tempat wisata di berbagai negara, terutama Eropa. Nah, penasaran tempat wisata di mana saja yang tutup selama 2019 ini? Berikut ulasannya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
1. Area Perkemahan Gunung Everest
Spot wisata pertama yang tutup tahun 2019 ini yakni area perkemahan di Gunung Everest. Ditutupnya area tersebut karena banyak turis yang datang ke tempat itu.
Tercatat pada 2015, sebanyak 40 ribu pendaki mengunjungi Gunung Everest. Banyaknya turis yang datang ke objek wisata tersebut membuat pemerintah Tiongkok memutuskan untuk menutup area Gunung Everest pada Febuari 2019, dan hanya memperbolehkan 300 pendaki tiap tahunnya.
Advertisement
2. Barneys
Spot wisata kedua yang terpaksa ditutup adalah Barneys. Barneys merupakan sebuah lokasi berbelanja yang menjual barang-barang dengan brand ternama yang sudah mendunia.
Tutupnya Barneys dikarenakan mengalami masalah finansial pada Agustus lalu, dan mengharuskan mereka menutup lima dari seluruh lokasi bisnis yang mereka miliki pada Oktober 2019.
3. Uluru, Australia
Spot wisata ketiga yang tutup pada tahun 2019 ini, Uluru yang berada di Australia. Uluru menjadi salah satu spot wisata yang memiliki daya tarik berupa batu besar dan yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Australia.
Namun, pada 25 Oktober 2019, wisata tersebut tidak diperbolehkan untuk didaki. Itu dilakukan karena para wisatawan dinilai tidak menghargai tempat suci tersebut dengan cara berkemah secara illegal di lokasi tersebut.Â
Penulis:
Natania Longdong
Universitas Esa Unggul
Advertisement