Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan kabar gembira. Terhitung Selasa 15 September 2020, warga internasional mulai diizinkan masuk ke negeri tersebut.
Namun, pelonggaran kunjungan ini dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, izin diberikan kepada warga negara-negara Teluk dan warga non-Saudi dengan surat izin iqama (residence permit).
Selain itu, izin bakal diberikan kepada pegawai pemerintah dan militer, dan pekerja kedutaan besar. Serta, orang yang membutuhkan perawatan medis.
Advertisement
Diikutip dari Arab News, Senin 14 September 2020, bagi izin tahap pertama ini, warga negara-negara Teluk dan pemegang iqama yang ingin datang ke Arab Saudi harus menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif dalam 48 jam terakhir.
Warga Saudi yang terpisah dari keluarga di luar negeri kini dapat saling mengunjungi.
Kabar gembira lainnya adalah Kerajaan Arab Saudi akan memberikan izin umrah secara bertahap. Namun, belum ada konfirmasi mengenai pelaksanaan haji tahun depan.
Hanya saja, ada kabar gembira lainnya. Kementerian Dalam Negeri Saudi menyatakan, tahun depan warga internasional akan boleh masuk Arab Saudi. Ini berlaku usai 1 Januari 2021.
Kerajaan Arab Saudi akan mengumumkan tanggal pastinya pada Desember mendatang. Rencananya, perjalanan diizinkan baik itu jalur darat, laut, dan udara. Tapi, Kementerian Kesehatan kemungkinan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Video Pilihan
Daftar Warga yang Dapat Keluar-Masuk Arab Saudi
Berikut daftar warga Arab Saudi yang bisa travel ke luar negeri dan dapat kembali ke Saudi:
1. Warga sipil dan pegawai militer pemerintah yang melaksanakan tugas resmi.
2. Personel diplomatik Saudi, personal organisasi internasional, serta keluarganya.
3. Pegawai permanan di perusahaan publik, swasta, atau nirlaba yang punya tugas di luar negeri.
4. Pebisnis.
5. Pasien yang butuh berobat ke luar Arab Saudi, terutama pasien kanker atau yang butuh transplansi organ.
6. Mahasiswa, baik itu atas biaya sendiri atau beasiswa, serta para trainee di program fellowship kedokteran yang harus travel ke luar negeri.
7. Alasan kemanusiaan:Â warga yang ingin mengunjungi keluarganya di luar negeri atau melayat anggota keluarga di luar negeri.
8. Ekspat yang ingin mengunjungi keluarga di luar negeri. Syaratnya, mereka harus menunjukan bukti mengenai tempat tinggal keluarganya.Â
9. Partisipan acara olahraga, termasuk pemain dan stafnya.
Advertisement
Negara Teluk Dapat Keringanan
Warga dari Gulf Cooperation Council (Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk) boleh masuk.
Warga non-Saudi yang memiliki visa exit and re-entry, izin kerja, Iqama, dan visa kunjungan.
Ada aturan khusus bagi warga GCC dan pemegang visa-visa tersebut, yakni harus menunjukkan memiliki bukti negatif Covid-19. Bukti tersebut harus dilakukan dalam waktu 48 jam.
Arab Saudi Ikut Uji Klinis Vaksin Covid-19
Raja Salman dari Arab Saudi tertarik dengan perkembangan vaksin Virus Corona (Covid-19) buatan Rusia. Raja Salman dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahas vaksin tersebut dalam perbincangan telepon.
Dilaporkan Arab News, Selasa 8 September 2020, Rusia sedang bekerja dengan Arab Saudi untuk meregistrasi vaksin Sputnik-V. Kedua negara juga menyiapkan tes klinis berskala luas terhadap manusia.
Vaksin Covid-19 dari Rusia baru-baru ini mendapat tinjauan bagus dari jurnal sains The Lancet. Tak ada efek samping serius dari vaksin tersebut.
Kerajaan Arab Saudi juga telah berkomunikasi dengan Gamaleya Institute yang mengembangkan vaksin Sputnik-V. Arab Saudi akan menjadi satu dari lima negara tempat uji klinik Fase 3 vaksin ini.
Negara lain yang akan menguji klinis vaksin Rusia adalah Uni Emirat Arab dan Filipina. Vaksin ini tentunya juga akan diuji klinis di Rusia.
Arab Saudi sebelumnya juga telah bekerja sama dengan perusahaan CanSino asal China untuk mengembangkan vaksin.
Selain vaksin Covid-19, Raja Salman dan Presiden Putin membahas sektor energi dan pasar minyak dunia. Ajang G20 juga menjadi pembahasan.
G20 2020 akan diadakan di Riyadh pada awal Desember mendatang. Pemerintah Arab Saudi optimistis pertemuan tingkat tinggi itu terus berjalan meski ada pandemi Covid-19.
Advertisement