Waspada, 8 Makanan Ini Bisa Merusak Kecerdasan Otak

Beberapa makanan ini bisa merusak kecerdasan atau mengganggu fungsi otak.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2021, 14:08 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 14:08 WIB
Ilustrasi makanan yang bisa merusakan kecerdasan otak
Ilustrasi makanan yang bisa merusakan kecerdasan otak (Sumber: Pixabay/jusminmari)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam melakukan rutinitas diperlukan tenaga untuk bisa melakukannya dengan sebaik mungkin. Hal tersebut membuat manusia membutuhkan asupan energi untuk bisa menjalankan kehidupannya.

Makanan memang menjadi kebutuhan penting yang harus selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia. Bukan hanya itu, makanan tersebut juga harus memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh sehingga bisa memberikan dampak yang bermanfaat pada kesehatan.

Semua makanan memiliki nutrisi dan manfaatnya masing-masing, seperti membantu menurunkan berat badan, merangsang fungsi kognitif, dan meningkatkan daya ingat. Namun, diketahui terdapat beberapa makanan yang bisa merusak, bahkan menghancurkan kecerdasan manusia.

Ada delapan makanan yang bisa memberikan efek merusak fungsi otak manusia dan ahli gizi pun menyarankan mengurangi konsumsinya untuk membatasi efek negatif yang diberikan pada kesehatan tubuh.

Nah, penasaran makanan apa saja yang bisa merusak kecerdasan otak? Berikut ulasannya seperti melansir dari Chicago Internal Cleansing, Rabu (9/6/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Makanan yang mengandung gula

Ilustrasi makanan yang mengandung gula
Ilustrasi makanan yang mengandung gula (Sumber: Pixabay/Pexels)

Makanan yang banyak mengandung gula akan memberikan dampak negatif pada kesehetan tubuh kita. Bukan hanya buruk untuk berat badan Anda, tetapi juga bisa menurunkan fungsi otak.

Konsumsi produk gula atau pun gula dalam jumlah yang banyak dan jangka panjang akan memunculkan masalah neurologis, dan memperburuk daya ingat Anda yang baik.

Gula dapat memengaruhi kemampuan untuk belajar. Maka dari itu hindari gula, dan produk-produk yang mengandung fruktosa tinggi, seperti permen, es krim, soda, sereal dan lain-lain.

2. Pemanis buatan

Ilustrasi pemanis buatan
Ilustrasi pemanis buatan (Sumber: Pixabay/pasja1000)

Saat Anda harus menghindari gula, bukan berarti bisa mengonsumsi pemanis buatan. Tak jauh berbeda dengan gula, pemanis buatan memang mengandung sedikit kalori, tetapi jika digunakan dalam waktu yang lama bisa berbahaya untuk kesehatan, khususnya otak.

Pemanis buatan bisa menyebabkan kerusakan otak dan menurunkan kapasitas kognitif, terutama saat mengonsumsinya dalam jumlah yang banyak. Maka dari itu hindari juga untuk mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan.

3. Junk food / fast food

Ilustrasi junk food
Ilustrasi junk food (Sumber: Pixabay/RitaE)

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Montreal menemukan bahwa junk food dapat mengubah enzim komiawi yang terdapat di otak, sehingga menyebabkan gejala depresi dan kecemasan. Makanan ini juga memengaruhi produksi dopamin yang merupakan hormon penting bagi tubuh.

Hormon tersebut bermanfaat untuk meningkatkan kebahagiaan dana perasaan sejahtera secara keseluruhan. Selain itu, dopamin juga memelihara fungsi kognitif, kapasitas belajar, kewaspadaan, motivasi dan memori.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari makanan berlemak berlebih seperti makanan cepat saji yang digoreng, seperti burger, kentang goreng, fried chicken dan lain-lain.

4. Makanan yang digoreng

Ilustrasi makanan yang digoreng
Ilustrasi makanan yang digoreng (Sumber: Pixabay/sharonang)

Pada kenyataannya, memang hampir semua makanan olahan mengandung bahan kimia, pewarna, aditif, perasa buatan, pengawet dan lain sebagainya. Beberapa hal tersebut akhirnya memengaruhi perilaku dan fungsi kognitif Anda yang dikarenakan oleh hormon penyebab hiperaktif.

Hal tersebut juga tak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan pada anak-anak juga. Makanan yang digoreng dan juga diproses perlahan-lahan memang bisa menghancurkan sel saraf yang terletak di otak.

Namun, terdapat minyak yang lebih berbahaya daripada yang lainnya, yaitu minyak bunga matahari yang dianggap salah satu minyak paling beracun.

5. Makanan olahan dan cepat saji

Ilustrasi mi instan
Ilustrasi mi instan (Sumber: Pixabay/RitaE)

Tak jauh berbeda dengan makanan yang digoreng, makanan olahan atau makanan cepat saji yang berada pada kemasan juga bisa memengaruhi sistem saraf pusat.

Makanan ini juga bisa menyebabkan penyakit otak degenaratif pada kemudia harinya (seperti penyakit Alzheimer). Makanan-makanan tersebut di antaranya mi instan, spageti instan dan lain-lain.

6. Makanan yang sangat asin

Ilustrasi makanan asin
Ilustrasi makanan asin (Sumber: Pixabay/stevepb)

Bukan hanya makanan dengan gula tinggi yang harus dihindari, tetapi makanan asin juga sebaiknya dikurangi. Seperti yang diketahui, makanan asin memengaruhi tekanan darah dan memiliki efek panjang pada jantung.

Ketika Anda mengonsumsi makanan yang mengandung banyak banyak garam (natrium) akan memengaruhi fungsi kognitif dan mengganggu kemampuan berpikir atau pun kecerdasan.

Pada faktanya, mengonsumsi makanan asin dan nikotin terbukti memiliki efek yang sama yaitu membuat ketergantungan untuk terus mengonsumsinya.

7. Protein Olahan

Ilustrasi protein olahan
Ilustrasi protein olahan (Sumber: Pixabay/congerdesign)

Saat ini, sudah banyak makanan yang mengandung protein olahan. Protein memang dibutuhkan untuk bahan pembangunan otot dan baik untuk tubuh. Namun, berbeda jika itu protein olahan terutama dalam produk daging.

Tidak seperti protein alami yang bisa membantu tubuh untuk mengisolasi sistem saraf, protein olahan melakukan hal sebaliknya sehingga tidak baik untuk kesehatan otak. Makanan-makanan tersebut di antaranya salami, sosis dan lain-lain.

8. Lemak trans

Ilustrasi makanan ringan
Ilustrasi makanan ringan (Sumber: Pixabay/PDPics)

Lemak trans merupakan salah satu jenis lemak tak jenuh yang umum ditemukan di alam, tetapi juga bisa disintesin secara buatan. Konsumsi lemak trans berlebih memang menjadi penyebab utama dari kolesterol tinggi dan juga obesitas.

Namun, yang berbahaya adalah untuk otak, karena akan membuat kerja dan fungsi otak menjadi lambat.

Lemak ini juga memengaruhi refleks dan peningkatan risiko stroke. Penyusutan otak yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer karena lemak trans secara perlahan merusak arteri. Salah satu makanannya berbagai jenis makanan ringan kemasan. 

Penulis:

Gerda Faradila

Politeknik Negeri Media Kreatif

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya