Liputan6.com, Jakarta - Vaksin Covid telah membantu kita mengatasi krisis Covid-19 dengan lebih baik dan mengurangi efek buruk dari virus Corona.
Ini telah terbukti menjadi keuntungan selama masa-masa sulit ini dan membantu kita mengatasi infeksi Covid-19 yang parah. Namun, vaksin tidak bisa mencegah infeksi virus Corona sepenuhnya.
Advertisement
Baca Juga
Seseorang masih tertular virus Corona dengan gejala ringan hingga sedang, sementara yang lain rentan terhadap penyakit parah.Â
Melansir dari Times of India, Selasa (15/3/2022), para ilmuwan dan profesional medis telah dan terus mencari cara Covid memengaruhi orang yang divaksinasi penuh. Dengan demikian, sebuah studi baru telah menemukan tanda-tanda umum terobosan Covid-19 pada individu yang telah melakukan vaksinasi lengkap.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Gejala pernapasan
Covid-18 adalah penyakit pernapasan, yang juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Studi menemukan bahwa gejala pernapasan adalah beberapa gejala paling umum yang dilaporkan pada individu yang divaksinasi lengkap. Penyakit pernapasan yang umum termasuk:
- Batuk terus-menerus
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Bersin
- Sesak napas
- Sakit dada
- Mengi
Â
Advertisement
2. Demam
Demam menjadi salah satu tanda paling umum virus Corona. Pada kebanyakan individu, itu juga merupakan gejala pertama yang perlu diperhatikan.Â
Umumnya, demam terjadi ketika virus atau bakteri menyerang tubuh. Saat itulah pertahanan kekebalan kita aktif melawan patogen asing yang mengarah ke respons inflamasi. Oleh karena itu, dengan Covid-19, demam adalah hasil yang umum. Namun, semua individu mengalami suhu tubuh yang tinggi.
Â
3. Hilangnya rasa dan bau
Gangguan indera penciuman dan perasa sangat umum terjadi pada Covid-19, terutama dengan varian Delta. Sesuai penelitian, bersama dengan gejala pernapasan dan demam, kehilangan rasa dan penciuman lazim terjadi pada individu yang telah melakukan vaksin lengkap, yang berpartisipasi dalam penelitian.Â
Para ahli juga menyoroti dampak jangka panjang dari Covid-19 pada sistem penciuman manusia. Studi juga telah membahas bagaimana virus SARs-COV2 mempengaruhi otak, menyebabkan penyusutan, berdampak pada area yang tidak terpisahkan dengan fungsi penciuman.
Advertisement