Ahli: Kesepian Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa kesepian menjadi faktor risiko serangan jantung.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 04 Sep 2022, 16:04 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2022, 16:04 WIB
Merasa Rendah Diri dan Tidak Berharga
Ilustrasi Kesepian Credit: unsplash.com/Anthony

Liputan6.com, Jakarta - Stres menjadi faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus serangan jantung. Tapi beberapa ahli kesehatan juga mengatakan kesepian menjadi faktor risiko potensial lainnya.

Insiden serangan jantung meningkat dari hari ke hari, dan yang lebih mengejutkan adalah usia mereka yang mengalami serangan jantung semakin muda.

Sementara kita semua menganggap kesepian sebagai kesendirian, makna sebenarnya cukup dalam dan penting untuk dipahami.

Kesepian inilah yang melumpuhkan kemampuan seorang pria untuk hidup bersama, berbicara dengan bebas kepada seseorang, untuk bergaul secara sosial dan berkomunikasi dengan baik.

Kesepian, yang memiliki efek merugikan pada kesehatan seseorang, sering dikaitkan dengan isolasi sosial.

Seseorang bisa tinggal sendiri tapi tidak merasa kesepian, dan seseorang bisa bersama orang-orang tapi merasa kesepian.

Untuk memahami efek kesepian pada organ tubuh utama seperti jantung, penting untuk memahami apa sebenarnya arti kesepian.

Kesepian berhubungan dengan 20-30% peningkatan kardiovaskular

Merasa Sepi di Tengah Keramaian
Ilustrasi Berdamai dengan Masa Lalu Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Melansir dari Times of India, Minggu (4/9/2022), Dr Lal Daga, Senior Ahli Jantung Intevensi, Rumah Sakit Apollo, Ahmedabad, India, mengatakan bahwa kesepian adalah perbedaan yang dirasakan antara hubungan sosial yang diinginkan dan yang sebenarnya.

Biasanya, itu muncul dari hubungan yang kualitasnya lebih buruk daripada yang diinginkan

"Isolasi sosial dan kesepian adalah fenomena signifikan yang terlihat di seluruh dunia akibat digitalisasi dan penggunaan berlebihan aktivias media sosial yang mengarah pada depresi dan peningkatan insiden kardiovaskular di seluruh dunia dalam bentuk hipertensi, penyakit jantung dan gangguan metabolisme," ucap Daga.

Dia menambahkan bahwa beberapa penelitian telah menemukan bahwa isolasi sosial dan kesepian terkait dengan peningkatan 20-30% dalam espisode kardiovaskular. Keseluruhan episode mortalitas dan morbiditas meningkat serta usia yang bertahan hidup berkurang karena kesepian.

Kehidupan sosial yang sehat sangat diperlukan

Ilustrasi ngobrol
Ilustrasi ngobrol. (Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash)

Mengutip sebuah studi penelitian oleh University of New York, Dr. Naveen Bhamri, Direktur dan HOD- Ahhli jantung intervensi, Max Hospital Shalimar Bagh, menjelaskan bahwa kesepian atau isolasi sosial dikaitkan dengan peningkatan sekitar 29% risiko serangan jantung dan 32% risiko pada stroke.

Studi dalam referensi ini didasarkan pada 1.81.000 pasien di mana efek merugikan dari kesepian pada kesehatan ditemukan melonjak pada tingkat yang mengkhawatirkan.

"Kesepian bisa menyebabkan stres, kecemasan, peningkatan merokok dan aktivitas fisik yang mengakibatkan peningkatan kemungkinan serangan jantung," jelas Bhamri.

Gaya hidup yang kurang gerak, kurang aktivitas fisik, lebih banyak screen time dan kemudahan melakukan pekerjaan membuat kesehatan lebih rentan terhadap penyakit.

Kebiasaan gaya hidup ini secara bertahap menambah risiko dan setelah waktu tertentu membuat perubahan kesehatan yang tidak bisa diubah.

Cara lain kesepian bisa membahayakan tubuh Anda

Gambar Ilustrasi Seorang Wanita Merasa Kesepian
Sumber: Freepik

Selain penyakit kardiovaskular, ada beberapa cara lain kesepian yang bisa mempengaruhi tubuh Anda. Pertama-tama bisa menyebabkan perasaan depresi dan stres yang merupakan pembuhnuh diam-diam kesehatan fisik.

Para ahli di Universitas John Hopkins mengatakan bahwa depresi dan serangan jantung terjadi bersamaan.

"Sebagian individu yang tidak memiliki riwayat depresi menjadi depresi setelah serangan jantung atau setelah mengalami gagal jantung," ucap Hopkins.

"Dan orang-orang dengan depresi tetapi tidak memiliki penyakit jantung yang terdeteksi sebelumnya, tampaknya mengembangkan penyakit jantung pada tingkat yang lebih tinggi daripada populasi umum," lanjutnya.

Tentang efek kesepian, Dr Bhamri punya penjelasan berbeda. Mengutip studi penelitian lain, menurutnya kesepian bisa memicu sinyal stes fight-or-fight yang bisa memengaruhi produksi sel darah putih tubuh.

"Sinyal tersebut bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh dan menurunkan respons antivirusnya, yang berarti orang yang merasa kesepian memiliki respon imun yang kurang efektif," tambahnya.

Sesuai satu meta-analisis dari 70 penelitian, individu yang kesepian memiliki peluang 26% lebih besar untuk kematian dini daripada individu yang tidak kesepian.

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya