Perayaan Halloween Selesai, Miliaran Pon Labu Jadi Limbah Makanan

Setiap tahunnya, banyak labu digunakan sebagai dekorasi Halloween. Hal buruknya, jutaan di antara labu tersebut akan berakhir sia-sia di tempat pembuangan.

oleh Dito Pramudyaseta diperbarui 07 Nov 2022, 12:15 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2022, 12:15 WIB
Buah labu kuning sebagai simbol perayaan Halloween (sumber: unsplash)
Buah labu kuning sebagai simbol perayaan Halloween (sumber: unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Malam Halloween menjadi malam yang ditunggu banyak orang. Pada momen yang diselenggarakan pada 31 Oktober tiap tahun ini, orang-orang akan keluar rumah dengan berpakaian khusus. Ada yang memakai pakaian seram, ada juga yang memakai pakaian menyerupai tokoh-tokoh terkenal di dunia

Malam Halloween diyakini berasal dari hari raya pra-Kristen, Samhain. Hari raya ini dirayakan oleh orang-orang Celtic.

Saat Samhain, orang-orang percaya bahwa arwah orang mati diberikan akses ke dunia lain. Selama Samhain, praktik umum adalah mumming, di mana rombongan aktor amatir akan pergi dari rumah ke rumah dan tampil dengan imbalan makanan dan minuman. Dari sinilah lahir hari Halloween.

Setelah hampir seminggu berlalu, kini keseruan malam Halloween telah dilupakan. Sayangnya, selain keseruan, sisa-sisa limbah Halloween juga bernasib sama, yakni dilupakan atau lebih tepatnya tidak diurus dengan baik. Salah satunya yang paling meresahkan adalah sisa-sisa labu.

Dilansir dari National Geographic, Senin (7/11/2022), setiap tahunnya lebih dari satu miliar pon (453.592.370 kg) labu ditanam di AS. Pada malam Halloween, labu-labu itu kemudian digunakan sebagai dekorasi Halloween. Hal buruknya, jutaan di antara labu tersebut akan berakhir sia-sia di tempat pembuangan.

Lalu menurut Word Economic Forum, Setiap tahunnya 10 juta labu ditanam di Inggris. Dari jumlah tersebut, 95 persen di antaranya digunakan pada malam Halloween dan sama seperti di AS, kemudian dibuang, menghasilkan 18.000 ton limbah makanan.

Setiap tahunnya, labu mencetak angka besar dalam limbah makanan sisa.

Bahaya

Pegunungan Es Antartika
Pemandangan udara terlihat Celah es berbentuk mirip gelombang akibat terus mencair (31/10). Berbagai riset mengatakan fenomena ini disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti emisi dari gas rumah kaca. (Mario Tama/Getty Images/AFP)

“Berkendara setelah Halloween, Anda melihat orang-orang dengan labu di atas tong sampah mereka. Semua itu akan dibuang ke tempat pembuangan sampah dan menjadi gas metana,” kata Kay McKeen, direktur eksekutif di SCARCE, sebuah organisasi pendidikan lingkungan yang berbasis di Illinois.

Gas metana adalah gas yang berbahaya bagi iklim dunia. Bahkan 20 kali lebih berbahaya dari karbon dioksida. Dibandingkan dengan karbon dioksida, gas metana menghangatkan atmosfer dalam waktu yang lebih singkat dan menjadi penyebab perubahan iklim yang sangat kuat.

Dilansir UN Environment Programme, gas metana adalah kontributor utama pembentukan ozon di permukaan tanah, polutan udara berbahaya dan gas rumah kaca, yang paparannya menyebabkan 1 juta kematian dini setiap tahun. Gas metana telah menyumbang sekitar 30 persen dari pemanasan global sejak masa pra-industri.

Pemanfaatan

Pelepasliaran Rusa Langka ke Alam Liar China
Foto pada 4 Desember 2020 menunjukkan beberapa ekor rusa milu di sebuah pusat eksperimen ekologi rusa milu di Distrik Daxing, Beijing, ibu kota China. Sebanyak 10 ekor rusa milu dewasa dipindahkan dari pusat eksperimen di Beijing tersebut ke Cagar Alam Nasional Danau Dongting Timur. (Xinhua/Li Xin)

Untuk mengatasi masalah limbah ini, labu pun dicarikan alternatif lain agar tidak sia-sia.

1. Pengomposan

Hal pertama yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sisa-sisa labu adalah menggunakannya untuk bahan pengomposan. 

Labu, atau yang bernama ilmiah Cucurbita moschata mengandung lebih dari 90 persen air. Karena banyaknya kandungan air yang tersimpan di dalam buah ini, secara alami membuatnya menambahkan kelembapan ke tumpukan kompos.

Selain itu, sayur dan buah-buahan yang membusuk seperti labu juga menambahkan nitrogen, fosfor, dan kalium ke tanah, yang dapat membantu tanaman baru untuk tumbuh.

2. Masakan

Labu dapat diubah menjadi makanan sedap tentunya. Bahkan labu yang dihaluskan adalah bahan umum dalam makanan yang dipanggang seperti muffin, roti, dan pai. Labu juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Labu adalah sumber nutrisi manusia yang baik.

3 Untuk Hewan

Labu dapat menjadi makanan hewan liar. Selain itu, menurut American Kennel Club, labu murni yang dicampurkan ke dalam makanan anjing dapat membantu meredakan sakit perut anjing.

Limbah Halloween Lain

Berbelanja Pernak-pernik Halloween di Kanada
Berbagai dekorasi Halloween terlihat di depan sebuah rumah di Mississauga, Ontario, Kanada, pada 29 Oktober 2020. Warga Ontario mulai berbelanja dekorasi dan menghias rumah mereka untuk menyambut Halloween. (Xinhua/Zou Zheng)

Selain limbah labu, Halloween juga meninggalkan limbah plastik. Diperkirakan 83% bahan kostum untuk malam Halloween terbuat dari plastik berbasis minyak.

Dilansir dari Waste Manged, di AS, lebih dari 5.4 juta kilogram limbah tekstil dihasilkan dari kostum Halloween yang dibuang.

Federasi Ritel Nasional memperkirakan bahwa sekitar US$2,6 miliar dolar dihabiskan untuk permen dan cokelat untuk Halloween. Makanan manis ini biasanya dibungkus dengan plastik yang tidak dapat didaur ulang. 

Lalu di UK, diperkirakan 2.000 ton sampah plastik, yang setara dengan 83 juta botol plastik, akan dihasilkan dari pakaian Halloween sekali pakai pada tahun 2019, seperti mengutip dari The Guardian.

Angka itu berasal dari 30 juta orang di UK yang merayakan malam Halloween, yang lebih dari 90 persen keluarga mempertimbangkan untuk membeli kostum.

Masalah limbah plastik Halloween masih mendapatkan perhatian yang kurang.

Infografis peningkatan suhu di Kota Mineapolis pada rentang tahun 1970 hingga 2019. (Central Climate/Facebook)
Dalam semangat Halloween, lembaga nirlaba Climate Central memeriksa cuaca ekstrem setiap hari. Berikut infografis peningkatan suhu di Kota Mineapolis pada rentang tahun 1970 hingga 2019. (Central Climate/Facebook)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya