Mengenal Mother Wound, Luka Masa Kecil karena Kurang Kasih Sayang Ibu

Seorang anak rentan mengalami mother wound ketika tidak mendapatkan dukungan emosional dari sosok ibunya. Ketahui penjelasannya selengkapnya di sini.

oleh Bella Zoditama diperbarui 17 Mei 2023, 08:03 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2023, 08:03 WIB
Mengenal Mother Wound, Luka Masa Kecil karena Kurang Kasih Sayang Ibu
Mengenal Mother Wound, Luka Masa Kecil karena Kurang Kasih Sayang Ibu (Photo by leah hetteberg on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan ibu dan anak selalu terasa spesial dan kuat secara emosional. Bagaimana tidak, hal ini karena interaksi seorang anak sudah terbentuk sejak dalam kandungan dan interaksi pertamanya selalu bersama sang ibu.

Oleh karenanya, dukungan dari seorang ibu sangat dibutuhkan pada masa tumbuh kembang anak. Namun sayangnya, tidak semua anak merasa beruntung mendapatkan perhatian dari ibunya seperti yang diharapkan. Maka tidak mengherankan, beberapa anak cenderung merasa sedih karena ibunya seperti menjaga jarak di masa kecil mereka.

Jika seorang anak merasakan ia tidak mendapatkan kasih sayang dari ibunya, kondisi ini bisa menyebabkan mother wound. Bagaimana itu semua bisa terjadi? Apa sebenarnya mother wound itu sendiri?

Melansir dari Psychology Today, Selasa (16/5/2023), mother wound atau "luka ibu" mungkin bukanlah istilah umum yang Anda dengar pada saat konseling atau terapi, tapi hal ini menjadi faktor yang bisa memengaruhi hubungan Anda dengan pasangan.

Biasanya, mother wound sering dikaitkan dengan anak-anak perempuan, tapi tidak menutup kemungkinan anak laki-laki pun juga mengalami perasaan yang sama. 

Selain itu, kondisi ini juga terkait dengan pola asuh serta bagaimana orang dewasa saat menjadi orangtua, terutama menjadi sosok ibu dalam memperlakukan anaknya.

Anak-anak yang dibesarkan oleh ibu pecandu alkohol atau narkoba, dan ibu yang memiliki kondisi kesehatan mental, baik yang tidak terdiagnosis atau tidak terobati, cenderung akan mengalami kesulitan dalam hal bersosialisasi.

Namun, ada juga anak-anak yang dibesarkan oleh ibu yang sudah memenuhi semua kebutuhan sang anak serta berinteraksi secara positif, tapi tidak memberikan perhatian serta dukungan emosional, anak-anak juga bisa mengalami kondisi yang serupa.

Tanda-Tanda Anda Mengalami Mother Wound

Ilustrasi ibu dan anak perempuan
Ilustrasi ibu dan anak perempuan. (Image by pressfoto on Freepik)

Orang dewasa yang mengalami mother wound kerap mengingat masa-masa kecil mereka dengan pengalaman, seperti misalnya:

  • Merasa tidak pernah mendapat persetujuan atau penerimaan ibu mereka.
  • Selalu merasa khawatir apabila tidak dicintai oleh ibu atau saudara dan keluarga lainnya.
  • Kesulitan berhubungan dengan ibu secara emosional.
  • Ketidakpastian hubungan dengan ibu.
  • Selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan sempurna, karena ingin mendapatkan perhatian dan penerimaan ibu.
  • Perasaan harus melindungi dan melindungi ibunya, padahal ibu yang seharusnya melindungi anak.

Perasaan-perasaan yang dirasakan selama masa anak-anak ini dapat mengurangi penghargaan pada diri sendiri dan merasa tidak berharga dalam memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.

Seseorang dengan mother wound selalu merasa kurang dalam hal kemampuan mereka dalam bersosialisasi dan ada juga yang memiliki perasaan untuk selalu merasa sempurna dan hidup terkontrol. 

Dampak Emosional yang Disebabkan Oleh Mother Wound

Ilustrasi depresi, stres, social anxiety disorder
Ilustrasi depresi, stres, social anxiety disorder. (Photo by Liza Summer: https://www.pexels.com/photo/unrecognizable-upset-lady-embracing-knees-sitting-on-chair-6382642/)

Ketika Anda atau anak mengalami mother wound, secara tidak langsung dan sadar bisa berdampak kepada kondisi emosionalnya. Berikut ini bisa menandakan beberapa kemungkinan dari mother wound, yaitu:

  • Rendah diri

Perasaan yang aman membuat seorang anak akan merasa mereka penting. Tanpa keyakinan seperti ini pada diri mereka, anak-anak akan berjuang untuk memahami diri mereka dan susah percaya diri.

  • Tidak memiliki kemampuan mengontrol emosi

Seorang ibu seharusnya hadir untuk menemani, membantu, dan mengelola perasaan emosi sang anak. Termasuk jika memiliki perasaan negatif. Namun, jika hal ini dibiarkan serta diabaikan, anak-anak tidak mengetahui bagaimana cara mengelola perasaan tersebut.

  • Tidak bisa bersikap tenang

Tanpa kesadaran bagaimana cara mengelola perasaan ketika anak-anak, saat dewasa nanti mereka tidak bisa mempunyai kemampuan untuk menenangkan diri. Sebaliknya, mereka bisa beralih ke hal-hal lain demi mendapatkan kenyamanan. Sebagai contoh seperti minum alkohol atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.

  • Sulit bersosialisasi

Orang dewasa dengan mother wound yang tidak diatasi, bisa mengalami kesulitan ketika membentuk dan mempertahankan sebuah hubungan. Terutama hubungan yang positif dan selalu didambakan. Hal ini karena mereka tidak pernah diajarkan untuk mempercayai orang lain.

Cara Menyembuhkan Mother Wound

Meminta Saran dari Orangtua
Ilustrasi Berbincang dengan Orangtua Credit: pexels.com/pixabay

Mother wound adalah kondisi psikologis yang sering dialami seseorang. Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan "luka" tersebut selain mengakui perasaan negatif seperti kemarahan, kebencian, dan kesadaran akan kekurangan ibu di masa lalu. Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan mother wound:

  • Belajar memaafkan

Mengakui perasaan diri kita sendiri serta berduka atas apa yang tidak pernah didapatkan sebagai seorang anak, bisa menciptakan ruangan emosional yang dibutuhkan untuk memaafkan sang ibu.

Apalagi menjadi seorang ibu juga butuh proses yang panjang dan kerja keras. Nanti Anda juga akan merasakannya jika sudah menjadi seorang ibu.

Peran ibu pun tidak lepas dari kesalahan. Saat Anda bisa memahami hal tersebut dan dapat menerimanya sebagai bagian dari masa lalu, Anda bisa memaafkan ibu serta terlepas dari belenggu mother wound yang menghantui bertahun-tahun.

  • Ekspresikan rasa sakitnya

Langkah selanjutnya adalah Anda harus mampu untuk mengeksperikan rasa sakitnya ketika merasa tidak dicintai, diabaikan, diejek, maupun dijauhi saat kecil. Menulis jurnal atau journaling bisa membantu mengekspresikan rasa sakit dan menuangkan apa yang Anda rasakan dan inginkan.

  • Cintai diri sendiri

Konsep diri dibangun melalui cara ibu berinteraksi dengan anaknya. Perlu disadari juga jika seorang ibu tidak mampu membangun kepercayaan diri anaknya secara positif, bukan berarti berasal dari kesalahan anak.

Dengan melepaskan citra yang kurang ideal dan belajar mencintai diri sendiri, Anda bisa menciptakan kembali citra diri yang positif dan sesuai apa yang diharapkan selama ini.

  • Kembangkan kesadaran diri

Anda harus belajar seperti apa caranya berhubungan dengan emosi. Luangkan waktu sejenak untuk berhenti serta rasakan semua perasaan Anda. Sadar kalau Anda sedang sedih atau marah menjadi langkah awal dalam mengatasi perasaan tersebut.

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental
Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya