Liputan6.com, Jakarta - Apa yang akan kamu lakukan di pesta pernikahan sahabatmu ketika kamu menemukan sepiring makanan lezat dan sangat menggoda, padahal kamu sedang program menurunkan berat badan? Apabila kamu menyerah dan lebih memilih mengisi piring kamu dengan makanan lezat, hal itu mungkin akan menggagalkan diet kamu, tetapi kamu akan menikmati sedikit kepuasan instan.
Apabila kamu berhasil menahan diri dan menghabiskan malam hanya dengan makan salad dan minum jus, kamu mungkin akan menerima imbalan yang lebih besar, seperti program dietmu berhasil dan kamu bisa mengenakan kembali celana favorit kamu.
Kemampuan untuk menahan godaan dan tetap berpegang teguh pada tujuan itu sering disebut dengan kemauan dan menunda kepuasan seringkali dipandang sebagai hal utama dari perilaku ini. Seseorang menunda apa yang ia inginkan sekarang agar ia bisa mendapatkan sesuatu yang lebih baik di kemudian hari.
Advertisement
Memilih menikmati hasil jangka panjang dibanding kepuasan langsung merupakan tantangan besar bagi segelintir orang dalam kehidupannya. Mulai dari menghindari sepotong kue coklat ketika mencoba menurunkan berat badan hingga tingal di rumah untuk belajar daripada pergi ke festival musik bersama teman-teman. Kemampuan ini disebut sebagai delayed gratification.
Apa itu Delayed Gratification?
Menurut informasi yang dilansir dari high5test, delayed gratification merupakan istilah yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan di media sosial, terutama TikTok. Cukup banyak para content creator yang membahas perihal istilah ini. Pada dasarnya, delayed gratification merupakan kemampuan untuk menunda godaan atau keinginan untuk mendapatkan imbalan yang langsung atau instan. Sesederhananya ini sesuai dengan pepatah kuno, yaitu “The best things in life are worth waiting for,” yang berarti hal-hal terbaik dalam hidup layak untuk ditunggu.
Delayed gratification dapat dilihat sebagai landasan suatu kecerdasan emosional. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang dapat menunda kepuasan dan menolak implusif akan lebih mungkin berhasil dalam hidup dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kemampuan itu. Hal ini dikarenakan delayed gratification membantu seseorang belajar hal-hal penting dalam hidup, seperti menetapkan tujuan, disiplin, dan melaksanakan tugas sesuai dengan aturan atau kesepakatan yang ada sebelumnya.
Mengapa Menunggu Itu Sangat Sulit?
Apabila kemampuan mengendalikan dorongan hati dan menunda kepuasan sangatlah penting, tetapi apakah kemampuan ini sulit dilakukan? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Verywell Mind pada Selasa (26/09/23).
Seorang psikolog, Walter Mischel melakukan eksperimen psikologi klasik perihal delayed gratification ini, kemudian ia menemukan bahwa penggunaan sejumlah teknik pengalih perhatian dapat membantu seseorang menunda kepuasan dengan lebih efektif. Teknik tersebut antara lain menyanyikan lagu, memikirkan hal yang lebih seru, atau menutup mata.
Namun, menunda kepuasan tidak selalu mudah dilakukan di dunia nyata. Meskipun dalam penelitian Mischel anak-anak mendapatkan janji imbalan tambahan karena menunggu dalam waktu singkat, skenario sehari-hari tidak selalu disertai dengan jaminan seperti itu.
Misalnya, apabila kamu berhenti mengonsumsi brownis, berat badan kamu mungkin tetap tidak akan turun. Sama halnya dengan bila kamu melewatkan acara sosial untuk belajar, kamu mungkin masih bisa mendapat nilai buruk dalam ujian.
Ketidakpastian inilah yang membuat pemberian imbalan langsung menjadi begitu sulit. Ibaratnya begini, cemilan yang ada hadapan kamu sekarang merupakan hal yang pasti, tetapi tujuan kamu untuk menurunkan berat badan tampaknya masih jauh dan tidak begitu pasti terjadi.
Para ahli saraf, Josep W kable dan Joseph T. McGuire dari University of Pennsylvania menyatakan bahwa ketidakpastian seseorang tentang imbalan di masa depan adalah alasan mengapa menunda kepuasan menjadi suatu tantangan. Waktu terjadinya peristiwa di dunia nyata itu tidak selalu dapat diprediksi.
Meskipun mencari imbalan langsung seringkali dipandang sebagai hilangnya kendali diri dan menyerah pada godaan, hal ini sebenarnya bisa mewakili tindakan rasional dalam kasus di mana imbalan yang dijanjikan tidak pasti atau tidak mungkin terjadi.
Advertisement
Mengapa Delayed Gratification Itu Penting?
Seperti yang dilansir dari halaman high5test (26/09/23), terdapat beberapa alasan mengapa delayed gratification untuk mendapatkan kepuasan instan itu hal yang penting.
1. Membantu Membuat Rencana yang Visioner
Salah satu aspek terpenting dari delayed gratification adalah menetapkan tujuan dan menindaklanjutinya. Misalnya, apabila kamu ingin menurunkan berat badan, itu berarti kamu harus menolak makanan tidak sehat yang ditawarkan dan memilih makanan yang lebih menyehatkan.
Demikian pula, bila kamu ingin mengubah caraberpikir tentang berbagai hal atau memperbaiki situasi saat ini, delayed gratification dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu kamu mencapai hal itu.
2. Membantu Mempelajari Keterampilan Hidup
delayed gratification bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dan membutuhkan kemauan yang keras. Artinya, dengan mempelajari cara menunda kepuasan, kamu juga memperkuat kemampuan kamu untuk mengembangkan disiplin dan ketekunan yang merupakan keterampilan hidup yang penting untuk membantu kamu menjalani hari-hari.
3. Membantu Memahami Diri Sendiri
Memahami alasan kamu membuat pilihan tertentu dapat memberi kamu wawasan berharga tentang siapa kamu sebagai pribadi. Dengan memahami alasan kamu mencari kepuasan sesaat dan apa yang diungkapkan perihal siapa diri kamu, kamu dapat membuat perubahan dan membentuk kebiasaan baru.
4. Membantu Orang Lain
Suka atau tidak suka, kita menjalani hidup bersama orang lain, beberapa di antaranya adalah orang yang kita sayangi dan ingin kita bantu. Dengan memahami delayed gratification dan mengembangkan lebih banyak disiplin, kamu dapat menggunakan keterampilan ini untuk membantu orang-orang sekitar kamu. Misalnya, apabila kamu mencoba menurunkan berat badan bersama pasangan, mempelajari cara menunda kepuasan dapat memberikan manfaat bagi kamu berdua.