Pterosaurus Baru Ditemukan dengan Rentang Sayap 1,5 Meter

Penemuan spesies pterosaurus di Pulau Skye, Skotlandia, mengejutkan dunia paleontologi. Mengubah pemahaman kita tentang evolusi dan sejarah alam, membuka jendela baru ke masa lalu yang penuh misteri.

oleh Haneeza Afra Nur Zhafirah diperbarui 08 Feb 2024, 00:04 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2024, 23:49 WIB
Pterosaurus
Foto: Maurilio Oliveira via sci.news

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia paleontologi, penemuan spesies baru selalu menjadi momen yang menggetarkan. Namun, ketika sebuah tim ahli menemukan sisa-sisa pterosaurus di sebuah lokasi yang tidak diduga, itu menjadi "kejutan total" bagi komunitas ilmiah. Periode dan lokasi penemuan memberikan dimensi baru dalam pemahaman kita tentang sejarah alam. Tidak ada yang memperkirakan bahwa Pulau Skye, sebuah pulau indah yang terletak di lepas pantai barat laut daratan Skotlandia, akan menjadi tempat di mana spesies pterosaurus yang belum pernah terdengar sebelumnya ditemukan.

Pulau Skye telah lama dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan dan tebing-tebing yang menjulang tinggi, namun, keberadaan sisa-sisa pterosaurus di sana menambahkan dimensi baru pada sejarah geologisnya. Tim paleontologis yang melakukan penelitian di pulau tersebut tidak hanya menemukan spesies baru, tetapi juga menemukannya dari periode yang cukup lama, yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana makhluk ini hidup dan berevolusi di lingkungan yang kini telah berubah secara drastis.

Penemuan ini membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang evolusi pterosaurus dan lingkungan mereka. Sangat menarik untuk melihat bagaimana makhluk ini beradaptasi dengan kondisi geografis yang mungkin sangat berbeda dari yang kita ketahui saat ini. Selain itu, penemuan ini juga menggugah rasa ingin tahu tentang apa lagi yang mungkin tersembunyi di Pulau Skye dan bagaimana sejarah alamnya telah mempengaruhi evolusi makhluk-makhluk prasejarah lainnya.

Ketika kita meninjau kembali penemuan ini, itu bukan hanya tentang menambahkan satu lagi spesies dalam katalog fosil, tetapi juga tentang membuka jendela baru ke masa lalu. Penemuan ini menunjukkan bahwa ada banyak lagi misteri yang tersembunyi di berbagai sudut dunia ini, menunggu untuk diungkap oleh para peneliti yang berani menjelajahi kegelapan sejarah. Merangkum dari newsweek.com, artikel ini akan membahas penemuan spesies baru pterosaurus tersebut.

 

1. Memiliki Ukuran Mirip Burung Osprey

Pterosaurus
Foto: Wikipedia

Penemuan spesies baru pterosaurus, Ceoptera evansae, yang hidup sekitar 168-166 juta tahun yang lalu selama periode Jurassic Tengah, membuka lembaran baru dalam catatan fosil prasejarah. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Vertebrate Paleontology menggambarkan makhluk ini untuk pertama kalinya, mengisi celah besar dalam pemahaman kita tentang sejarah evolusi pterosaurus.

“Kami memperkirakan lebar sayap mencapai 1,6 meter [5,2 kaki] berdasarkan apa yang kami miliki dan kerabat dekatnya, jadi ukurannya mirip dengan burung osprey,” Liz Martin-Silverstone, ahli paleobiologi dari Universitas Bristol di Inggris dan penulis utama dari penelitian tersebut, kepada Newsweek.

Penemuan ini tidak hanya memberikan nama baru dalam daftar spesies prasejarah, tetapi juga secara drastis memperbaiki catatan fosil pterosaurus Jurassic Tengah yang sebelumnya sangat buruk. Keberadaan Ceoptera evansae memberikan wawasan baru yang penting tentang keanekaragaman dan sejarah evolusi hewan purba ini. Temuan ini menyoroti betapa pentingnya penggalian dan penelitian lebih lanjut untuk memahami alam purba dan perubahan yang telah terjadi sepanjang waktu.

Sebagai makhluk yang hidup di era kuno, Ceoptera evansae memberikan pengetahuan berharga tentang adaptasi dan perubahan lingkungan selama periode Jurassic Tengah. Temuan ini juga menunjukkan bahwa masih banyak lagi misteri yang menanti untuk dipecahkan dalam rekaman fosil prasejarah, mendorong para ilmuwan untuk terus menjelajahi kegelapan sejarah dan mengeksplorasi keanekaragaman kehidupan di masa lalu.

2. Arti Nama Ceoptera Evansae

Kolam Peri di Pulau Skye - Skotlandia
Pulau Skye, Skotlandia. (Foto: Creative Commons)

Pterosaurus, kelompok reptil terbang yang telah punah, menghiasi langit lebih dari 200 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan zaman dinosaurus. Namun, mereka punah bersama dengan dinosaurus dan banyak bentuk kehidupan lainnya dalam peristiwa kepunahan massal sekitar 66 juta tahun lalu. Penemuan Pterosaurus baru ini memberikan kilas balik ke masa lalu yang jauh, membantu kita memahami lebih baik perjalanan evolusi makhluk ini sepanjang sejarah bumi.

Deskripsi Pterosaurus baru ini didasarkan pada sisa-sisa satu individu, meskipun kerangka tidak lengkap. Bagian-bagian yang ditemukan termasuk bagian bahu, sayap, kaki, dan tulang punggung. Kebanyakan tulang masih tertanam di dalam batu, memerlukan teknik CT-scan untuk mempelajari struktur dan detil anatomi dengan lebih baik. Meskipun hanya memiliki sisa-sisa yang terbatas, penemuan ini memberikan gambaran baru tentang ragam morfologi dan ciri-ciri adaptasi Pterosaurus.

Nama spesies baru, Ceoptera evansae, menggambarkan asal-usul dan penghormatan. "Ceò" dari bahasa Gaelik Skotlandia yang berarti "kabut," merujuk pada Pulau Skye, diterjemahkan sebagai "Pulau Kabut." Sementara "-ptera" berasal dari bahasa Latin yang berarti "sayap." Nama kedua, "evansae," menghormati Susan Evans, seorang peneliti yang telah memberikan kontribusi besar dalam bidang anatomi dan paleontologi, terutama di Pulau Skye, di mana penemuan ini ditemukan.

3. Fosil Pterosaurus Periode Jurassic Tengah Jarang Ditemukan

Pterosaurus
Foto: Wang et al. via sci.news

Periode Jurassic Tengah merupakan fase penting dalam evolusi pterosaurus, namun kefrustrasian para ahli paleontologi terletak pada keterbatasan fosil yang ditemukan dari periode ini. Fosil pterosaurus dari periode ini jarang ditemukan dan kebanyakan terdiri dari fragmen yang terisolasi, menyulitkan pemahaman yang komprehensif tentang keanekaragaman dan karakteristik evolusi mereka.

“Selama periode Jurassic Tengah, pterosaurus sedang mengalami transisi dari bentuk sebelumnya yang berekor panjang dan bertubuh kecil ke bentuk berekor pendek yang lebih besar yang mendominasi langit pada Zaman Kapur (berikutnya), namun kita hanya memiliki sedikit fosil dari masa ini untuk dipahami. bagaimana transisi ini terjadi. Ceoptera adalah salah satu dari sedikit hewan yang mengisi kesenjangan ini,” kata Martin-Silverstone kepada Newsweek.

“Menemukan bahwa ada lebih banyak tulang yang tertanam di dalam batu, beberapa di antaranya merupakan bagian integral dalam mengidentifikasi jenis pterosaurus Ceoptera, menjadikan penemuan ini lebih baik daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini membawa kita satu langkah lebih dekat untuk memahami di mana dan kapan lebih banyak tulang ditemukan.pterosaurus tingkat lanjut berevolusi,” kata Martin-Silverstone dalam siaran persnya.

Pentingnya penemuan ini tidak hanya terletak pada identifikasi spesies baru, tetapi juga pada kontribusinya terhadap pengetahuan kita tentang sejarah alam prasejarah. Dengan menemukan karakteristik unik seperti ini, para peneliti dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan dan evolusi pterosaurus selama periode penting dalam sejarah bumi.

4. Ceoptera Termasuk Kelompok Darwinoptera

Pterosaurus
Foto: Wikipedia

Para ahli paleontologi telah melakukan analisis yang mendalam terhadap evolusi pterosaurus, memberikan pandangan yang lebih kaya terhadap keragaman dan hubungan antar spesies. Salah satu temuan penting adalah kelompok pterosaurus yang disebut Darwinoptera, yang diperkuat dengan penemuan beberapa spesies baru termasuk Ceoptera. Mayoritas spesies dalam klade ini telah ditemukan di Tiongkok, yang menunjukkan kekayaan fosil dari wilayah tersebut.

Martin-Silverstone, seorang ilmuwan terkemuka, menjelaskan bahwa Ceoptera adalah salah satu pterosaurus darwinopteran yang paling lengkap dari periode Jurassic Tengah. Namun, keberadaan fosil pterosaurus yang terbatas membuat pemahaman kita terhadap kelompok ini menjadi terbatas. Kontroversi juga mengelilingi klasifikasi Darwinoptera, dengan beberapa peneliti tidak sepenuhnya menerima kelompok ini sebagai entitas yang sah, dan menggunakan nama alternatif seperti Wukongopteridae.

Penemuan terbaru ini mengungkapkan bahwa Darwinoptera jauh lebih beragam daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selain itu, klade ini bertahan selama lebih dari 25 juta tahun, dari akhir Jurassic Awal hingga akhir periode Jurassic, yang menunjukkan keberhasilan adaptasi mereka dalam berbagai lingkungan. Seiring dengan penyebaran mereka yang luas, penemuan ini menyoroti pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang evolusi pterosaurus dan peran mereka dalam ekosistem prasejarah.

5. Cepatnya Penyebaran Kelompok Reptil Terbang

Pterosaurus
Foto: Geology Page

Studi terbaru mengubah paradigma tentang evolusi awal pterosaurus dengan menegaskan bahwa kelompok pterosaurus utama muncul jauh sebelum yang diperkirakan sebelumnya, bahkan sebelum akhir periode Jurassic Awal. Temuan ini memberikan dasar yang lebih solid untuk model evolusi yang lebih kompleks dari pterosaurus, menyoroti betapa pentingnya penelitian lanjutan dalam memahami sejarah evolusi makhluk-makhluk ini.

Penemuan terbaru juga memberikan bukti bahwa pterosaurus telah bertahan hingga masa Jurassic terakhir, bersama dengan kelompok dinosaurus lainnya yang akhirnya berevolusi menjadi burung modern. Hal ini menggugah pertanyaan tentang bagaimana peran dan adaptasi pterosaurus berkembang selama periode waktu yang panjang ini, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan dan spesies lainnya dalam ekosistem prasejarah.

“Ceoptera membantu mempersempit waktu terjadinya beberapa peristiwa besar dalam evolusi reptil terbang. Kemunculannya di Jurassic Tengah di Inggris benar-benar mengejutkan, karena sebagian besar kerabat dekatnya berasal dari Tiongkok,” Paul Barrett, peneliti di Natural History Museum di London dan penulis senior makalah tersebut, mengatakan dalam siaran pers.

“Ini menunjukkan bahwa kelompok reptil terbang tingkat lanjut yang termasuk di dalamnya muncul lebih awal dari yang kita duga dan dengan cepat menyebar hampir ke seluruh dunia.”

Apa pterosaurus terbesar?

Dearc adalah pterosaurus terbesar yang kita ketahui dari periode Jurassic, dan itu memberitahu kita bahwa pterosaurus menjadi lebih besar jauh lebih awal dari yang kita duga, jauh sebelum periode Cretaceous, ketika mereka bersaing dengan burung - dan itu sangat signifikan.

 

Pterosaurus makan apa?

Untuk hidup, pterosaurus memakan daging yang terdiri dari kadal, bayi dinosaurus, serangga, ikan, hingga bangkai.

 

Apakah pterosaurus termasuk dinosaurus?

Pterosaurus masih seperti dinosaurus pada umumnya, akan tetapi tidak seperti reptil.

 

Kenapa Pterodactyl tidak termasuk dinosaurus?

Dinosaurus memiliki lubang kosong di rongga panggul mereka dan jambul panjang di tulang lengan atas mereka, sedangkan pterodactyl tidak memiliki keduanya. 

 

Apa dinosaurus terpanjang di dunia?

Salah satu yang termasuk dinosaurus terbesar adalah Dreadnoughtus. Panjang totalnya kira-kira 26 meter dengan perkiraan massa sekitar 65 ton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya