5 Penyebab Seseorang Fobia Terhadap Komitmen dan Cara Mengatasinya

Sebagai pasangan dari seseorang dengan fobia komitmen, penting untuk mengetahui akar penyebab perilaku ini dan menangani empati dan komunikasi.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 29 Apr 2024, 16:04 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2024, 16:04 WIB
5 Penyebab Seseorang Fobia Terhadap Komitmen dan Cara Mengatasinya
5 Penyebab Seseorang Fobia Terhadap Komitmen dan Cara Mengatasinya (sumber: unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Fobia komitmen--juga dikenal sebagai ketakutan akan komitmen atau kecemasan dalam hubungan, adalah masalah umum yang bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan.

Orang-orang dengan fobia komitmen seringkali terlihat menunjukkan perilaku seperti menghindari diskusi tentng masa depan, selalu mencari pasangan yang "sempurna" tanpa berkomitmen, menjaga jarak emosional dalam hubungan dan berjuang untuk menjadi rentan.

Orang-orang dengan kecemasan dalam hubungan seringkali menyabotase hubungan mereka dengan menghindari keintiman emosional dan kepercayaan yang mengarah pada kurangnya komitmen dan kebiasaan berpindah dari satu pasangan ke pasangan lainnya.

Orang-orang seperti ini mungkin juga takut kehilangan kebebasan dan kemandirian dalam hubungan yang berkomitmen, yang menyebabkan mereka menjauhi pasangan yang menuntut komitmen.

Untuk mengatasinya, beberapa individu dengan fobia komitmen mencari validasi dengan menjalin beberapa hubungan kasual, yang membantunya menemukan kelegaan sementara dari kecemasan mereka.

Sebagai pasangan dari seseorang dengan fobia komitmen, penting untuk mengetahui akar penyebab perilaku ini dan menangani empati dan komunikasi. Berikut beberapa cara mengidentikasi perilaku ini, dan cara mengatasinya, seperti melansir dari Times of India, Senin (29/4/2024).

1. Takut akan kerentanan

Beberapa individu takut menjadi rentan dan terbuka secara emosional dalam hubungan yang berkomitmen. Ketakutan ini bisa jadi disebabkan karena pernah mengalami penolakan atau rasa sakit hati di masa lalu, itulah sebabnya mereka kini takut untuk memikirkan rasa sakit tersebut.

Sebagai pasangan dari seseorang yang mengalami hal ini, Anda bisa membantunya dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di mana mereka bisa merasa nyaman mengekspresikan perasaan dan emosinya, dan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan dihakimi karena melakukan hal tersebut.

Anda juga bisa mencoba mendapatkan kepercayaan mereka dengan mengungkapkan kerentananmu untuk menunjukkan bahwa Anda juga memercayai mereka dan bersikap terbuka dan jujur dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar.

2. Masalah keterikatan

support system
Ilustrasi pasangan yang sedang membicarakan masa depan. (Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez)

Individu dengan fobia komitmen mungkin juga mengalami masalah keterikatan, yang membuat mereka sulit membangun rasa aman dan ikatan jangka panjang dengan orang lain.

Hal ini bisa disebabkan oleh pengalaman masa kanak-kanak seperti perhatian dan kasih sayang yang tidak konsisten atau pengalaman traumatis lainnya, yang bisa memengaruhi kemampuannya untuk percaya dan terhubung dengan pasangannya.

Misalnya, jika seseorang mengalami pengabaian dari orang terdekat atau merasa diabaikan saat tumbuh dewasa, mereka akan kesulitan mengembangkan kepercayaan dan rasa aman serta stabilitas dalam hubungannya.

Penting untuk menghadapi orang-orang seperti itu dengan empati. Cobalah untuk memahami perasaan dan amsalah keterikatan mereka dengan berusaha dan memberi mereka waktu dan perhatian yang tepat. Melalui pekerjaan, komunikasi dan bantuan, mereka bisa mengatasi permasalahan mereka.

 

3. Harga diri rendah

Risiko Pasangan Berselingkuh Lebih Besar
Ilustrasi Pasangan Credit: unsplash.com/Rone

Individu dengan harga diri rendah mungkin meragukan kelayakan cintanya dan takut ditolak dan ditinggalkan dalam hubungan yang berkomitmen. Mereka mungkin takut gagal dan mengacaukan hubungan, sehingga membuat mereka menjauhi pasangannya.

Untuk membantu dan mengatasi seseorang yang menghadapi hal ini, dorong mereka untuk terlibat dalam aktivitas perawatan diri dan cinta diri, seperti praktik kesadaran, terapi, olahraga dan mengejar minatnya.

Ini bisa membantunya meningkatkan kepercayaan diri dan mengatasi rasa tidak aman dan harga diri yang rendah. Pastikan untuk menunjukkan cinta dan penerimaan tanpa syarat untuk membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam hubungan.

 

4. Takut kehilangan kebebasan

Mudah Tersinggung dan Hobi Marah Pada Hal Kecil
Ilustrasi Pasangan Credit: unsplash.com/Carly

Banyak individu yang takut terhadap komitmen seringkali khawatir bahwa berkomitmen pada suatu hubungan berarti mereka akan kehilangan kebebasan dan kemandirian, yang bisa membuat mereka cemas dan takut.

Untuk membantu pasanganmu mengatasi ketakutan ini, cobalah menciptakan lingkungan yang menonjolkan sisi positif dari komitmen sambil menghormati kebutuhannya akan kemandirian.

Prioritaskan membangun hubungan berdasarkan rasa saling percaya, pemahaman dan menetapkan batasan yang sehat. Rangkullah komunikasi tentang pentingnya ruang pribadi dan kebebasan, cobalah menemukan keseimbangan yang menghormati kedua perspektif tersebut.

 

5. Trauma masa lalu atau patah hati

Ilustrasi Pasangan Bahagia
Sering mengumbar kebahagiaan di media sosial belum tentu hubungan mereka seindah yang kita lihat. (Foto: Unsplash)

Trauma masa lalu, seperti pengalaman emosional yang menyakitkan dan patah hati dalam hubungan sebelumnya, seringkali menjadi alasan utama rasa takut terhadap komitmen dan kurangnya investasi emosional.

Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, penting untuk bersabar, memahami dan memperhatikan pemicu pasanganmu serta ketakutan dan rasa tidak aman yang ditimbulkannya.

Berikan mereka kepastian dan dukungan yang konsisten, biarkan tindakanmu menunjukkan bahwa Anda berbeda dari hubungan mereka di masa lalu. Berikan mereka cukup waktu dan ruang untuk pulih dari luka masa lalu.

Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru
Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya