Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Baduy, yang dikenal dengan filosofi hidup sederhana dan pemeliharaan adat yang ketat, tengah menghadapi tantangan dalam menjaga kebersihan diri.
Mereka menolak produk industri seperti pasta gigi dan sabun, serta bergantung pada sumber daya alam sekitar untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun, standar kebersihan yang mereka terapkan masih kurang memadai, dan ini terlihat dari meningkatnya kasus penyakit kulit di lingkungan mereka.
Baca Juga
Menanggapi permasalahan ini, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meluncurkan solusi yang sejalan dengan adat Baduy. Tim FFUI memperkenalkan edukasi dan pelatihan tentang pembuatan sabun dari bahan alam lokal, ramah lingkungan dan bebas bahan kimia yang selanjutnya diberi nama Baduy skin.
Advertisement
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kebersihan tanpa melanggar adat yang dijaga ketat oleh masyarakat Baduy.
Kegiatan yang digelar pada 27 Juli 2024 ini dipimpin oleh Apt. Roshamur Cahyan Forestrania. Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan penyampaian materi oleh Apt. Roshamur mengenai pemanfaatan bahan alami dalam pembuatan sabun sebagai solusi untuk mengatasi masalah penyakit kulit yang sering dihadapi oleh masyarakat Baduy. Dalam sesi ini, masyarakat diperkenalkan pada sabun yang sepenuhnya terbuat dari tanaman dan rempah lokal Baduy.Â
Bahan utama dalam pembuatan sabun alami ini adalah buah lerak (Sapindus mukorossi), yang dikenal dalam ramuan Ayurveda berfungsi sebagai komponen penting dalam pembersih tubuh dan sampo karena kandungan saponinnya yang tinggi.
Saponin alami dari lerak memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk aktivitas anti-kanker, antijamur, anti-inflamasi, antimikroba, dan antioksidan.Â
Selain itu, saponin dalam lerak mampu membentuk busa alami yang lebih baik dibandingkan bahan sintetik, dengan kelebihan ramah lingkungan, mudah terurai secara hayati, dan tidak beracun.
Berbagai varian sabun alami
Kegiatan pengabdian masyarakat dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan sabun alami yang dipandu oleh Apt. Roshamur dan tim Pengabdian Masyarakat FFUI. Dalam sesi ini, beberapa varian sabun dibuat untuk memenuhi berbagai manfaat kesehatan secara khusus, sesuai dengan bahan tambahan yang digunakan.Â
Bahan tambahan yang digunakan akan menambah khasiat special dari sabun Baduy skin di luar dari manfaat utamanya yang terkandung di dalam buah lerak.
Varian pertama dengan bahan tambahan sereh wangi dan sereh dapur berkhasiat untuk mengobati infeksi kulit, varian kedua dengan bahan tambahan sirih berfungsi mencegah bau badan.
Kayu manis sebagai varian ke tiga digunakan untuk mengurangi sebum dan bintik-bintik pada wajah, sedangkan air beras varian ke empat berperan sebagai anti-aging dan kecantikan. Varian terakhir yakni bunga kenanga ditambahkan untuk memberikan aroma khas yang dapat mengatasi gangguan kecemasan dan mengusir nyamuk.Â
Dengan berbagai varian ini, diharapkan sabun alami yang dihasilkan dapat memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan dan sanitasi masyarakat Baduy secara efektif. Selain itu, masyarakat juga diperkenalkan dengan spons alami yang dibuat dari tanaman gambas.Â
Â
Advertisement
Beri edukasi potensi tanaman gambas
Melalui edukasi ini, masyarakat Baduy diharapkan memahami akan potensi tanaman gambas yang tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai sayur, namun juga sebagai alat mandi ramah lingkungan.
Pada sesi ini pula, masyarakat juga dapat mencoba langsung untuk menggunakan sabun dan spons alami untuk mencuci tangan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari Fakultas Farmasi UI serta skrining kesehatan yang meliputi pemeriksaan tekanan darah dan konsultasi kesehatan, yang disambut antusias oleh masyarakat setempat.
Setelah konsultasi, setiap warga menerima bingkisan berisi bahan dan alat sederhana untuk membuat sabun di rumah. Inovasi sabun alami ini diharapkan dapat membantu mengatasi penyakit kulit di Baduy sembari melindungi lingkungan, menjaga kualitas air, dan memerangi krisis iklim melalui penggunaan bahan yang dapat didaur ulang dan proses pembuatan yang ramah lingkungan.Â