Tata Cara dan Doa Sholat Taubat yang Dianjurkan, Simak di Sini

Setidaknya, salat Taubat dianjurkan untuk dilakukan sekali seumur hidup, meskipun tidak ada batasan mengenai frekuensinya.

oleh Silvia Estefina Subitmele Diperbarui 21 Mar 2025, 15:43 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 15:43 WIB
Keutamaan Sholat Taubat
Ilustrasi Sholat Taubat Credit: pexels.com/AbdullahGhatasheh... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sholat Taubat adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT atas segala dosa, baik besar maupun kecil. Ibadah ini menjadi sarana untuk introspeksi diri, mengakui kesalahan, serta mengambil langkah awal dalam memperbaiki diri.

Meskipun tidak ada ketentuan mengenai frekuensinya, Sholat Taubat setidaknya dianjurkan untuk dilakukan sekali seumur hidup. Dalam pelaksanaannya, salat ini dikerjakan minimal dua rakaat seperti salat sunnah lainnya. Beberapa orang juga melaksanakannya sebanyak empat rakaat dengan satu kali salam.

Setelah selesai, Sholat Taubat biasanya diiringi dengan doa-doa, seperti doa Nabi Yunus AS dan doa Nabi Adam AS. Doa-doa ini menjadi bagian penting dari proses taubat nasuha, di mana seorang hamba memohon ampunan serta rahmat Allah SWT, dengan harapan agar dosa-dosa dihapuskan dan diberikan kekuatan untuk tetap berada di jalan kebaikan.

Simak penjelasan lebih lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber pada Jumat (21/3/2025).

 

Promosi 1

Anjuran Melaksanakan Sholat Taubat

cara sholat taubat
cara sholat taubat ©Ilustrasi dibuat oleh AI... Selengkapnya

Seorang Muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan ketaatan kepada Allah SWT dan berusaha menjauhi segala bentuk maksiat. Namun, tidak jarang manusia tergelincir ke dalam dosa, baik disengaja maupun tidak. Dalam kondisi seperti ini, Islam memberikan solusi melalui taubat, sebagai jalan untuk kembali kepada Allah SWT dan memohon ampunan-Nya. Salah satu bentuk taubat yang disyariatkan adalah dengan melaksanakan sholat taubat.

Salat Taubat disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Abu Bakr Ash Shiddiq. 

« مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ

Artinya: Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua raka’at kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.[” (HR. Tirmidzi no. 406, Abu Daud no. 1521, Ibnu Majah no. 1395.)

Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Meskipun sebagian ulama mendhoifkan hadits ini, namun kandungan ayat (Ali Imron ayat 135) sudah mendukung disyariatkannya shalat taubat.

Keutamaan sholat taubat ini diakui oleh kesepakatan empat madzhab, di mana salat ini dianggap sebagai bentuk ibadah yang disyariatkan dan dianjurkan bagi setiap Muslim yang ingin membersihkan dirinya dari dosa-dosa. Tidak ada waktu khusus untuk melaksanakan salat ini, sehingga ia dapat dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam, bahkan pada waktu-waktu yang terlarang untuk salat pada umumnya. Menurut pendapat ulama seperti Ibnu Taimiyah, salat Taubat termasuk salat yang memiliki sebab tertentu, sehingga boleh dilakukan kapan saja ketika seseorang ingin bertaubat.

Doa Setelah Sholat Taubat

cara sholat taubat untuk perempuan
cara sholat taubat untuk perempuan ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Setelah menyelesaikan sholat taubat, membaca doa taubat sangat dianjurkan. Salah satu doa yang dapat dibaca adalah:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم الَّذِي لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

 Astaghfirullaahal'adziim, alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih

Artinya: Saya mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya.

Kemudian, dianjurkan juga membaca doa setelah salat taubat yang berbunyi,

اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ

Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana'abduka wa ana'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu a'uudzubika min syarri maa shana'tu. abuu ulaka bini'matika 'alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberi ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat.

 

Syarat Taubat Diterima

niat dan tata cara sholat taubat
niat dan tata cara sholat taubat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Dalam Islam, taubat merupakan bentuk kembalinya seseorang kepada Allah dengan penuh penyesalan atas dosa yang telah dilakukan, disertai dengan niat yang sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya. Para ulama menyebutkan bahwa taubat yang diterima oleh Allah harus memenuhi beberapa syarat utama, yaitu:

1. Menyesal atas perbuatan dosa yang telah dilakukan

Penyesalan adalah inti dari taubat. Seorang hamba yang benar-benar bertaubat pasti akan merasakan kesedihan dan kekecewaan terhadap dirinya sendiri karena telah melanggar perintah Allah. Jika seseorang tidak menyesal atas dosa yang telah diperbuat, itu menunjukkan bahwa ia masih merasa nyaman dengan kesalahan tersebut. Bahkan, jika seseorang tetap merasa senang dengan perbuatannya, ada kemungkinan besar ia akan terus melakukannya di masa depan.

2. Berhenti dari dosa tersebut secara total

Tidak ada taubat yang sah jika seseorang masih terus menerus mengerjakan dosa yang sama. Seorang yang benar-benar ingin bertaubat harus berhenti dari perbuatan maksiat itu dengan sepenuh hati. Jika seseorang mengaku telah bertaubat tetapi masih dengan sengaja mengulangi perbuatan dosa tersebut, maka taubatnya menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk secara aktif menjauhi segala hal yang dapat membawanya kembali kepada dosa yang sama.

3. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa depan

Selain berhenti dari perbuatan dosa, seorang yang bertaubat juga harus memiliki niat yang kuat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tekad ini harus dibangun di atas keikhlasan dan kesungguhan hati, bukan sekadar ucapan tanpa makna. Jika seseorang masih memiliki niat untuk kembali kepada dosa, atau bahkan telah merencanakannya, maka hal tersebut menunjukkan bahwa taubatnya belum tulus dan tidak sungguh-sungguh.

Sebagian ulama menambahkan syarat keempat, yaitu bahwa seseorang yang telah bertaubat tidak boleh kembali mengulangi dosa tersebut di kemudian hari. Jika seseorang mengulangi dosanya setelah bertaubat, maka hal itu menjadi tanda bahwa taubatnya sebelumnya tidak benar-benar tulus. Namun, sebagian besar ulama berpendapat bahwa meskipun seseorang jatuh kembali dalam kesalahan yang sama, hal itu tidak serta-merta membatalkan taubatnya yang terdahulu. Akan tetapi, ia tetap wajib untuk kembali bertaubat dengan sepenuh hati setiap kali melakukan dosa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya