Jejak Sejarah Industri Rokok Kretek di House Of Sampoerna

Sejarah industri rokok Sampoerna tak bisa lepas dari sosok Liem Seeng Tee (1893-1956), pendiri industri rokok Sampoerna.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Sep 2013, 10:02 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2013, 10:02 WIB
130905asampurna.jpg
Citizen6, Surabaya: Nama dan merek rokok Sampoerna yang sangat terkenal tentu sudah banyak yang mengenalnya. Tetapi mungkin, ada dari kita yang tidak banyak yang tahu tentang sejarah industri rokok ini. Untunglah ada House of Sampoerna (HoS). Berada di sana kita akan dapat tahu dan dapat menyimak tentang sejarah dan benda-benda yang berkaitan dengan rokok Sampoerna.

House of Sampoerna yang berfungsi sebagai museum dan sekaligus masih digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Sampoerna ini, berlokasi  di Jalam Taman Sampoerna no 6, Surabaya. Cukup mudah untuk menuju kesana karena lokasinya yang tidak jauh dari kawasan bekas penjara Kalisosok, kawasan Jembatan Merah dan Monumen Tugu Pahlawan  yang legendaris  itu. Selain itu akses jalan dan angkutan umum yang menuju kesana pun cukup mudah.       

Sejarah industri rokok Sampoerna tak bisa lepas dari sosok Liem Seeng Tee (1893-1956), pendiri industri rokok Sampoerna. Ia adalah seorang imigran dari sebuah keluarga miskin di provinsi Fujian-Cina. Pada 1898 tidak lama setelah ibunya meninggal, Liem Seeng Tee bersama ayah dan seorang kakak perempuannya datang ke Indonesia untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Sesampai di Indonesia, karena keadaannya yang miskin, Liem harus berpisah dengan saudara perempuannya karena diadopsi oleh sebuah keluarga di Singapura. Tidak berapa lama, ayahnya pun kemudian meninggal. Hal ini membuat Liem Seeng Tee pada usia 5 tahun harus hidup mandiri di negeri yang masih asing baginya.

Pada perjalanan hidupnya, Liem diangkat sebagai anak oleh sebuah keluarga di Bojonegoro, sebuah kota kecil di Jawa Timur. Dalam kehidupan dengan keluarga barunya itu, pada usia 17 tahun, ia mulai belajar meracik tembakau yang kemudian dijualnya secara asongan di stasiun kereta api dan gerbong-gerbong kereta api.
    
Pada 1912, Liem menikah dengan Siem Tjiang Nio. Mereka kemudian menyewa sebuah warung kecil di daerah Tjantian di Surabaya untuk menjual berbagai bahan pokok, buah-buahan, dan tembakau. Selain di warungnya, Liem juga menjual tembakau dengan menggunakan sepeda ontel menyusuri jalan-jalan di Surabaya.

Dengan perjuangan dan kerja keras Liem itulah perusahaan rokok Sampoerna dimulai dan selanjutnya berkembang pesat. Pada 1913, Liem mendirikan perusahaan tembakau dan rokok bernama Handel Maastchapij Liem Seeng Tee yang kemudian berganti menjadi N V Handel Maastchapij Liem Seeng Tee. Setelah Perang Dunia II berakhir nama perusahaan itu berganti menjadi PT HM Sampoerna. Nama HM dari Hanjaya Mandala Sampoerna itu adalah nama Indonesia dari Liem Seeng Tee.



Sejarah House Of Sampoerna
            
House Of Sampoerna ini didirikan pada 1964 dan dulunya bernama Jonges Weezen Inrichting atau Panti Asuhan Yatim Piatu untuk anak laki-laki. Pada tahun 1912, panti asuhan itu pindah ke Jalan Embong Malang-Surabaya. Liem Seeng Tee pada 1932 membeli bangunan ini dan menggunakannya sebagai pabrik untuk memproduksi rokok Sampoerna.

Sejak saat itu tempat ini dikenal sebagai Pabrik Taman Sampoerna. Bangunan ini berada di lahan seluas 1,5 hektar dengan terdapat bangunan-bangunan besar di tengah dan diapit 2 bangunan kecil di kiri dan kanannya.
        
House of Sampoerna mulai difungsikan sebagai museum sejak 9 Oktober 2003. Bentuk bangunannya berwarna abu-abu dan menyerupai benteng. Di depan bangunan museum terdapat pilar-pilar berbentuk rokok raksasa. Di bagian depan atas pada bangunan ini terdapat 4 baris tulisan, yaitu N V Handel Mij-Sampoerna, Sigaretten Fabriek, Liem Seeng Tee, dan Anno 1932. Bangunan utama museum seluas 6695 m2 dan terdiri dari dua lantai. Lantai satu seluas 1357.90 m2 dan lantai dua seluas 220 m2.

Pada ruangan pertama di bangunan utama museum, di sebelah kiri terpajang replika warung yang dulunya digunakan oleh Liem Seeng Tee dan Siem Tjiang Nio. Selain itu juga terdapat sepeda ontel dan peralatan-peralatan lainnya yang dulu digunakannya untuk berjualan tembakau dan rokok. Ada juga pajangan replika bangunan khas Sumbawa untuk menyimpan dan mengeringkan tembakau. Tidak kalah menariknya, dipajang juga cengkeh dan tembakau-tembakau pilihan dari berbagai daerah.

Sedangkan di sebelah kanan ruangan ini terdapat pajangan foto-foto diri Liem Seeng Tee dan keluarga. Termasuk juga meja, kursi, dan lemari kaca yang dulu pernah dia gunakan. Di dalam lemari kaca itu di antaranya menyimpan sarung dan baju kebaya milik Siem Tjiang Nio dan koleksi benda-benda dari kristal dan keramik.


    
Pada ruangan berikutnya memorabilia yang digunakan oleh Marching Band Sampoerna pada1990-1991. Marching Band dengan 234 personilnya ini pernah tampil memukau ketika mengikuti Tournament Of Roses di Pasadena - California. Selain itu ada juga koleksi peralatan mesin cetak merk Heidelberg, pelat-pelat baja, tinta, dan kertas-kertas untuk membuat kemasan rokok. Dipajang juga peralatan-peralatan laboratorium seperti tabung-tabung reaksi, alat untuk menimbang, dan sebagainya.

Ada juga ruangan di lantai 2 yaitu ruangan souvenir. Dari ruangan ini pada hari dan jam kerja, pengunjung bisa langsung melihat aktivitas pekerja yang memproduksi rokok secara tradisional dengan cara melinting. Sayang, demi alasan privasi dan kenyamanan, untuk aktifitas di lantai 2 dan aktifitas pekerja membuat rokok ini pengunjung dilarang untuk memotret dan mengambil gambar.



Menikmati koleksi-koleksi yang ada House of Sampoerna membuat pengunjung merasa kan pengalaman yang berbeda dalam mengunjungi museum. Pajangan koleksinya yang tertata apik dengan pengaturan cahaya secara khusus membuatnya tampil begitu mewah dan elegan. Tak cuma itu saja, di luar bangunan utama pada sebelah timur terdapat rumah pribadi yang dulunya menjadi tempat tinggal Liem dan keluarganya.

Pendiri Sampoerna itu memang memiliki prinsip, mereka sekeluarga harus tinggal di lokasi pabrik agar bisa belajar langsung mengendalikan bisnis perusahaan dengan lebih efisien dan efektif. Rumah itu sekarang digunakan sebagai kantor dan cafe. Di rumah ini terdapat pajangan sebuah mobil kuno jenis Rolls Royce buatan tahun 1972 yang diproduksi terbatas dan saat itu dibawa langsung dari Singapura. Mobil milik generasi kedua keluarga Sampoerna ini memiliki nomor kendaraan yang unik SL 234.

Bagi pengunjung yang suka dengan benda-benda seni jangan lupa untuk masuk ke ruangan galeri seni yang berada di bagian belakang bangunan utama. House of Sampoerna ini  buka pada setiap hari kerja mulai pukul 09.00-22.00 WIB tanpa dikenai tiket masuk. (Rachmad Yuliantono/Mar)

Rachmad Yuliantono adalah traveler di Surabaya yang tinggal di Jalan Nginden Intan Timur F3 No 6, Surabaya, dan juga pewarta warga.


Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Saat ini Citizen6 mengadakan program yang kali ini bertema "Tempat Wisata di Kotaku". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.






* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya