Penyebab Kenapa Harga Bitcoin Turun Hari Ini, Susut hingga 15 Persen

harga bitcoin turun sekitar 15 persen dan diperdagangkan di posisi USD 36.000 pada Jumat malam, menurut Coin Metrics.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Jan 2022, 11:25 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2022, 11:25 WIB
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Kabar kurang menyenangkan dari harga crypto hari ini. Harga Bitcoin dan ether anjlok tajam, menghapus hampir USD 150 miliar di pasar crypto.

Ternyata alasan kenapa harga bitcoin turun hari ini, itu disebabkan pasar kripto mengekor pasar saham Amerika Serikat (AS). 

Melansir laman CNBC, Sabtu (22/1/2022), harga bitcoin turun sekitar 15 persen dan diperdagangkan di posisi USD 36.000 pada Jumat malam, menurut Coin Metrics.

Kemudian Ether, cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, turun sekitar 20 persen, diperdagangkan sekitar USD 2.500.

Penurunan cryptocurrency mengikuti penurunan Wall Street, di mana Nasdaq Composite kehilangan 7,6 persen pada pekan ini, dan S&P 500 turun 5,7 persen. Ini menjadi penurunan mingguan ketiga berturut-turut.

 

Fungsi Lindung Nilai

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Kenaikan suku bunga telah mendorong investor untuk melepaskan posisi dalam aset berisiko Awal pekan ini, imbal hasil Treasury 10-tahun diperdagangkan di atas 1,9 persen.

Federal Reserve juga telah mengindikasikan rencananya untuk mulai mengurangi neraca, serta pengurangan obligasi dan menaikkan suku bunga.

Kasus investasi umum untuk bitcoin adalah bahwa dia berfungsi sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi sebagai akibat dari stimulus pemerintah, tetapi analis mengatakan risikonya adalah Federal Reserve yang lebih hawkish dapat mempenagaruhi bitcoin.

"Sedikit mengecewakan untuk tidak melihat bitcoin bereaksi lebih positif terhadap pembalikan hasil Treasury," kata Analis Pasar Senior Perusahaan Perdagangan Valuta Asing Oanda Edward Moya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya