Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) hingga November 2023 mencatat total transaksi perdagangan sebanyak 5.768.054 lot.
Board Member ICDX Group, Fajar Wibhiyadi mengatakan, angka ini meningkat 12,81% dibandingkan dengan total transaksi pada 2022 sebesar 5.113.123 lot. Adapun komposisi transaksi sepanjang 2023 ini terdiri dari 1.517.263 lot transaksi Multilateral dan 4.250.791 lot berupa transaksi di Sistem Perdagangan Alternatif.
"Catatan transaksi multilateral pada 2023 ini menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun sebelumnya, di mana pada 2022 hanya mencapai 970.550 Lot,” kata Fajar dalam ICDX Outlook, Rabu (13/12/2023).
Advertisement
Dibandingkan 2022, peningkatan transaksi multilateral pada 2023 sampai dengan November ini mengalami peningkatan sebesar 56,33%. Sedangkan untuk transaksi di Sistem Perdagangan Alternatif terjadi kenaikan transaksi dari 2022 hingga 2023 sampai akhir November sebesar 2,61%, dari 4.142.573 lot menjadi 4.250.790.
Fajar menuturkan ada beberapa hal yang mempengaruhi harga komoditas sepanjang 2023 yaitu El Nino, perang Rusia-Ukraina, persiapan pemilu, dan isu resesi.
"El Nino lebih berdampak pada komoditas pertanian yang sangat terkait dengan cuaca. Sedangkan perang Rusia-Ukraina berpengaruh pada harga komoditas karena gangguan produksi, distribusi, dan transportasi pada wilayah yang terlibat konflik,” jelas Fajar.
Meskipun begitu secara keseluruhan, ICDX optimistis pada 2024 industri perdagangan berjangka komoditas masih akan terus tumbuh.
Untuk 2024, ICDX memproyeksikan total transaksi akan tumbuh 25 persen. Demi mencapai hal tersebut, ICDX telah menyiapkan berbagai agenda strategis untuk mendorong peningkatan transaksi.
ICDX Proyeksikan Perdagangan Berjangka Komoditi Meningkat pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) memproyeksikan kinerja perdagangan berjangka komoditi akan meningkat pada 2024.
Optimisme ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 diprediksi lebih baik dari tahun ini yaitu di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.
Direktur Utama Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), Nursalam mengatakan Meskipun 2024 Indonesia memiliki agenda nasional yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, namun pihaknya memiliki keyakinan kegiatan tersebut tidak banyak memberikan dampak negatif di sektor perdagangan berjangka komoditi.
“Disisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan membaik, kami lihat akan menjadi katalis positif terhadap industri perdagangan berjangka komoditi,” kata Nursalam dalam acara ICDX Outlook, Rabu (13/12/2023).
Nursalam menambahkan, pada 2024, ICDX akan memfokuskan pada pengembangan dan peningkatan transaksi multilateral. Ini merupakan upaya ICDX untuk membawa perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana hedging dan lindung nilai komoditas.
“Saat ini, ICDX memiliki produk multilateral yaitu GOFX yang berupa kontrak Gold, Crude serta Currency. Produk multilateral ini yang kedepan terus kami kembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelas Nursalam.
Untuk 2024, Nursalam mengungkapkan ICDX memproyeksikan total transaksi akan tumbuh 25 persen. Demi mencapai hal tersebut, ICDX telah menyiapkan berbagai agenda strategis untuk mendorong peningkatan transaksi.
“Yaitu dengan Edukasi dan Literasi berkelanjutan, Pengembangan Produk dan tentunya juga Pengembangan Sumber Daya Manusia”, pungkas Nursalam.
Advertisement
Mau Tahu, Ini 3 Manfaat Bursa CPO Bagi Indonesia
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepbti) telah meluncurkan bursa berjangka Crude Palm Oil (CPO) pada Jumat 13 Oktober 2023.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) periode 2022-2023 Didid Noordiatmoko, mengungkapkan ketika transaksi pertama di 20 Oktober, valuasinya sangat kecil karena perlu waktu agar bursa CPO ini dapat dipercaya ke depannya.
"Kami berharap bahwa pada semester 1 tahun 2024, pembentukan hargamelalui Bursa Berjangka CPO dapat semakin dipercaya oleh masyarakat secara luas," kata Didid dalam dalam 19th Indonesian Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook, di BICC, The Westin Resort Nusa Dua Bali, Jumat (3/11/2023).
Ia pun membeberkan tiga manfaat dari pengadaan bursa CPO bagi Indonesia. Pertama, harga CPO dapat diperoleh dengan real time, transparan, dan akuntabel.
Kedua, di sisi hilir akan menjadi harga patokan ekspor bagi para pengusaha dan industri. Sementara, di sisi hulu akan menjadi harga acuan terhadap TBS dan membantu pembuat kebijakan agar merumuskan kebijakan sesuai dengan kondisi domestik terkini.
Manfaat ketiga yakni melalui bursa CPO ini bertujuan menempatkan pemain besar dan kecil dalam level yang sama, sehingga tidak ada dominasi salah satu pihak terhadap pembentukan harga.
Adapun Didid mengakui masih sedikitnya peserta di bursa yang diselenggarakan Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) lantaran sifatnya sukarela atau voluntary.
"Bursa ini bersifat sukarela sehingga kami sangat mengharapkan setiap pihak dapat masuk ke dalam bursa. Untuk mendorong partisipasi akan disiapkan insentif," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Didid bursa CPO Indonesia saat ini sementara akan berlaku pada perdagangan domestik saja.
Bursa CPO Sepi Perdagangan, Berbagai Insentif Disiapkan
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepbti) telah meluncurkan bursa berjangka Crude Palm Oil (CPO) pada Jumat 13 Oktober 2023.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) periode 2022-2023 Didid Noordiatmoko, mengakui transaksinya masih terbilang sedikit. Kendati demikian, ia menyebut hal itu wajar karena bursa CPO baru beroperasi pada 20 Oktober lalu.
"Kami sebagai regulator yang penting ini jalan dulu, kami tahu ini perlu waktu untuk bursa ini bisa dipercaya," kata Didid, dalam dalam 19th Indonesian Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook, di BICC, The Westin Resort Nusa Dua Bali, Kamis (2/11/2023).
Didid juga mengungkapkan, masih sedikitnya peserta di bursa yang diselenggarakan Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) lantaran sifatnya sukarela atau voluntary.
Pemerintah pun sedang menyiapkan sejumlah insentif untuk menarik minat pengusaha masuk ke bursa CPO. Nantinya, melalui insentif tersebut pengusaha bisa dengan sukarela berpartisipasi dalam bursa CPO nasional.
"Tentu kami akan siapkan beberapa insentif terkait dengan siapa yang masuk ke dalam bursa," ujarnya.
Jenis Insentif
Adapun insentif yang sedang disiapkan akan berupa pengurangan kewajiban setoran ke pemerintah, baik dalam bentuk pajak maupun bea keluar.
Disisi lain, Didid menyebut pemberian insentif tersebut berpotensi dapat mengurangi penerimaan negara. Kendati begitu, ke depannya diharapkan bisa memberikan nilai tambah terhadap negara.
"Yang intinya tentu bahwa insetif ini pada dasarnya tidak akan secara total menurunkan pendapatan negara," katanya.
Advertisement
Tahap Kajian
Tak hanya itu saja, Pemerintah juga mempersiapkan insentif dalam bentuk pengurangan kewajiban pemenuhan pasokan dalam negeri atau biasa disebut domestic market obligation (DMO). Selanjutnya, Pemerintah juga akan mempertimbangkan insentif yang berkaitan denga ekspor kelapa sawit.
Namun, beberapa insentif yang telah disebutkan Didid itu masih dalam tahap kajian. Artinya, diperlukan proses yang panjang guna merealisasikan insentif tersebut.
"Sudah sampai mana (pembahasan insentif)? Belum terlalu jauh, karena ini masih berupa kajian," pungkasnya.