Penyebab Rheumatoid Arthritis Masih Tanda Tanya Besar, Faktor Genetika?

Rheumatoid Arthritis sebagai salah satu penyebab disabilitas belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Jan 2020, 11:50 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2020, 11:50 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Rheumatoid Arthritis sebagai salah satu penyebab disabilitas belum diketahui secara pasti apa penyebabnya. Dilansir dari mayoclinic.org, rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem imun menyerang sinovium atau minyak sendi yang berfungsi sebagai pelumas sendi agar mudah bergerak.

“Serangan imun ini dapat menyebabkan peradangan yang membuat sinovium menjadi lebih kental. Hal ini akhirnya dapat menghancurkan tulang rawan dan tulang di dalam sendi,” tulis Mayo Clinic.

Tendon dan ligamen atau pita-pita yang menghubungkan tulang dan menyatukan sendi melemah dan meregang. Secara bertahap, tulang menjadi tidak teratur dan sulit digerakkan.

Hingga kini dokter belum mengetahui hal apa yang menyebabkan dimulainya proses ini. Faktor genetik dapat menjadi salah satu komponen yang berkaitan dengan timbulnya rheumatoid arthritis walaupun gen tidak secara langsung dapat disebut sebagai penyebab serangan imun ini. Namun, faktor gen dapat membuat seseorang rentan terhadap faktor lingkungan seperti virus dan bakteri tertentu yang dapat memicu rheumatoid arthritis.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

Akibat Rheumatoid Arthritis

Seorang penyandang disabilitas tunadaksa yang disebabkan rheumatoid arthritis, Laninka Siamiyono juga berpendapat demikian. Ia menyatakan belum mengetahui apa faktor penyebab terjadinya rheumatoid arthtritis.

“Bukan cuma aku yang gak tau, orang-orang dengan rheumatoid arthritis lainnya pun belum tau,” kata Laninka ketika ditemui di Jakarta Barat, Jumat (3/1/2020).

Padahal, ia sudah memeriksakan keadaanya ke lima dokter berbeda, dua dokter umum, dua dokter anak, dan satu dokter spesialis dalam. Kelima dokter menyebutkan diagnosis yang berbeda sehingga penanganannya pun tidak tepat.

Ketika penyakit semakin parah dan membuat Laninka bahkan tidak dapat bergerak, barulah rheumatoid arthritis itu dapat didiagnosis. Dampaknya, Laninka mendapatkan keterlambatan penanganan dan ia tidak mampu berjalan, ruang geraknya terbatas, dan harus menggunakan kursi roda setiap harinya.

“Padahal kalau ditangani dengan tepat dan cepat, setidaknya dampak dari rheumatoid arthritis ini dapat diminimalisasi atau diperlambat,” pungkas Laninka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya