Liputan6.com, Jakarta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Titipan Anak Bangsa berkolaborasi dengan LSM Ummi Maktum Voice telah menyelenggarakan pelatihan membuat alas kaki atau keset bagi penyandang disabilitas netra di Cimahi, Jawa Barat.
Menurut pelaksana acara, Yayat Ruhiyat kegiatan ini diikuti 15 orang peserta. Semua peserta adalah teman-teman tunanetra yang terdampak COVID-19.
Baca Juga
Mereka berasal dari berbagai komunitas tunanetra seperti KPK (Komunitas Pedagang Kerupuk), KPJ (Komunitas Penyanyi Jalanan), KPP (Komunitas Panti Pijat), dan ada juga dari teman-teman difabel yang berprofesi sebagai musisi hotel, kafe, beberapa perwakilan dari daerah-daerah di sekitar Bandung Raya, serta perwakilan organisasi-organisasi difabel netra,
Advertisement
Pelatihan ini dilaksanakan selama 6 hari, mulai 18 hingga 23 April 2021, bertepatan dengan 6 sampai 11 Ramadhan 1422 Hijriah. Gedung sekretariat Titipan Anak Bangsa, yang berlokasi di Jalan Lurah No. 364, Kota Cimahi, menjadi tempat penyelenggaraan acara tersebut.
“Selain untuk memperdalam ilmu agama yang berlandaskan Al-quran, kegiatan ini juga merupakan salah satu ikhtiar mengatasi dampak COVID-19 yang dirasakan langsung oleh teman-teman difabel netra,” ujar Yayat dalam wawancara di kanal YouTube Netralitas Iksan, dikutip Rabu (19/5/2021).
Ikhtiar tersebut berupa pembekalan keterampilan menganyam. Dengan keterampilan menganyam inilah, peserta akan memiliki kemampuan membuat atau memproduksi keset.
Simak Video Berikut Ini
Sempat Tidak Diminati
Menurut Yayat, keterampilan anyam-menganyam membuat keset ini sempat tidak dilirik atau kurang menarik bagi teman-teman difabel netra, mengingat rumitnya proses pembuatan dan kesulitan dalam memasarkan hasil karyanya.
“Dulu, keset anyam dibuat dari serabut kelapa, namun saat ini, akan dibuat dari bahan majun. Untuk permasalahan pemasaran hasil produksi, LSM Titipan Anak Bangsa dan Ummi Maktum Voice akan membantu menyalurkan karya-karya hasil produksi alumni pelatihan ini,” katanya.
Sebagai bekal produksi, semua peserta akan diberi alat produksi sebagai bahan untuk membuat keset. Nantinya, seluruh alumni diharapkan akan produktif memproduksi keset baik sambil menunggu pasien yang datang untuk dipijat atau diterapi bagi para terapis, atau menanti pekerjaan bagi teman-teman musisi.
Pelatihan yang disebut Pondok Ramadan ini juga akan memberikan keterampilan lain yaitu, terapi bio elektrik. Terapi ini menggunakan alat dengan aliran listrik atau setrum. Akan juga diberikan materi tentang pengetahuan dan penggunaan telepon pintar berbasis android, tulis Yayat mengutip newsdifabel.com.
Dengan keterampilan penggunaan ponsel android ini, diharapkan peserta dapat mengoptimalkan fungsi alat komunikasi tersebut, hingga mampu membantu aktivitas kesehariannya dalam berkomunikasi, mencari informasi, dan untuk media promosi.
Advertisement