Mengenal Zika, Virus yang Bisa Sebabkan Mikrosefali

Mikrosefali atau perkembangan kepala yang tidak sempurna dapat disebabkan oleh virus Zika.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Mar 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2022, 13:00 WIB
Zika, Virus Lama yang Muncul Kembali
Zika, Virus Lama yang Muncul Kembali

Liputan6.com, Jakarta Mikrosefali atau perkembangan kepala yang tidak sempurna dapat disebabkan oleh virus Zika.

Zika adalah virus yang sebagian besar disebarkan oleh nyamuk. Kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi dapat memiliki gejala ringan. Tapi, masalah serius bisa terjadi jika virus tersebut menginfeksi ibu hamil dan bayinya.

Menurut tulisan yang ditinjau ulang dokter penyakit dalam di Columbia University, Amerika Serikat, Minesh Khatri, MD, di Webmd, infeksi zika selama kehamilan dapat menyebabkan disabilitas lahir yang serius.

Bayi yang lahir dengan kondisi tersebut memiliki kepala yang terlalu kecil untuk usia dan jenis kelamin mereka (mikrosefali). Seringkali otak mereka belum berkembang dengan baik.

Mereka dapat memiliki ketidakmampuan fisik dan belajar saat mereka tumbuh dewasa. Tidak ada tes untuk memeriksa apakah bayi akan mengalami mikrosefali, tetapi pemindaian ultrasound selama trimester ketiga terkadang dapat menemukan masalahnya.

Simak Video Berikut Ini

Penemuan Zika

Zika pertama kali ditemukan di Uganda pada 1947. Virus ini terdeteksi dalam tubuh monyet.

Lima tahun kemudian, virus tersebut muncul pada manusia. Wabah besar tidak terjadi di luar Afrika selama hampir 60 tahun. Pada 2007, pulau Yap di Pasifik mengalami wabah virus tersebut dan menyebar ke bagian lain dunia.

Zika menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi ini adalah jenis yang sama dengan yang membawa demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning.

Seorang wanita hamil yang terinfeksi dapat menularkan virus ke bayinya. Orang juga bisa mendapatkannya melalui hubungan seks, bahkan jika tidak ada orang yang memiliki gejala virus. Para ilmuwan telah menemukan Zika dalam air liur, urin, dan ASI, tetapi para ahli membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana penyebarannya.

Sebaran Zika

Sejak 2013, Zika telah ditemukan di negara-negara di Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Kepulauan Pasifik, dan Asia. Di AS, orang-orang di beberapa bagian Florida mendapatkan virus dari gigitan nyamuk. Pelancong yang kembali dari daerah yang terkena dampak telah membawa Zika ke setiap negara bagian AS.

Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala. Jika pun ada, maka gejalanya akan ringan.

“Yang paling umum adalah demam, ruam, nyeri sendi, dan mata merah. Anda mungkin juga mengalami sakit kepala dan nyeri otot,” mengutip Webmd Jumat (4/3/2022).

 Gejala biasanya berlangsung hingga seminggu. Karena penderita Zika jarang merasa tidak enak badan, orang yang terinfeksi bisa saja tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi.

Tes Zika

Untuk mengetahui infeksi, dokter akan menguji darah atau urin untuk mencari tanda-tanda virus. Jika memiliki gejala dan tinggal atau telah bepergian di daerah dengan Zika, atau bahkan pernah berhubungan seks dengan seseorang yang memiliki virus tersebut maka harus dilakukan tes.

Virus biasanya tinggal dalam darah selama sekitar satu minggu, tetapi dapat bertahan di cairan tubuh lain, seperti air mani, lama setelah itu. Para ilmuwan membutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui secara pasti berapa lama seseorang menularkan.

Infographic: Mengetahui Lebih Jauh Virus Zika

Infographic: Mengetahui Lebih Jauh Virus Zika
Infographic: Mengetahui Lebih Jauh Virus Zika
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya