Murid SLB Harus Dibekali Soft Skill Sebelum Masuk Dunia Kerja

Pendidikan yang diberikan oleh lembaga seperti sekolah luar biasa (SLB) perlu memberikan kemampuan soft skill bagi para murid untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 26 Feb 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 16:00 WIB
Murid SLB Harus Dibekali Soft Skill Sebelum Masuk Dunia Kerja
Murid SLB Harus Dibekali Soft Skill Sebelum Masuk Dunia Kerja. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Organisasi otonom wanita Muhammadiyah ‘Aisyiyah menilai bahwa penyandang disabilitas masih menghadapi stigma dan sering dianggap kurang memiliki keterampilan untuk bersaing di dunia kerja.

Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, pendidikan yang diberikan oleh lembaga seperti sekolah luar biasa (SLB) belum memberikan kemampuan soft skill bagi para murid untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

The Balance Careers mendefinisikan soft skill sebagai kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja.

“Kebanyakan materi pendidikan atau pelatihan kesiapan kerja yang diberikan fokus pada kompetensi hard skill sedangkan para murid juga harus dibekali dengan kemampuan soft skill untuk menunjang kompetensi mereka di ranah dunia kerja formal,” tutur Tri dalam Asia-Pacific Forum on Sustainable Development (APFSD) ke-12 yang diadakan oleh Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) di Pusat Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCC) Bangkok, Thailand (25/2/25).

Peraturan mengenai kesempatan kerja bagi disabilitas baik di sektor swasta maupun negeri juga masih menjadi pekerjaan rumah dalam penerapannya. Menurut Tri, masih banyak pemberi kerja yang belum memenuhi peraturan ini.

“Pemerintah dan sektor swasta belum sepenuhnya menerapkan peraturan yang menjamin inklusi pekerja penyandang disabilitas,” terang Tri mengutip laman resmi Muhammadiyah, Rabu (26/2/2025).

Melihat berbagai permasalahan ini, ‘Aisyiyah berkolaborasi dengan berbagai pihak. Termasuk menggandeng SLB yang dikelola oleh ‘Aisyiyah dalam mendukung isu ketenagakerjaan bagi difabel.

 

Upaya ‘Aisyiyah Antar Difabel ke Dunia Kerja

Dalam kolaborasi ini, sambung Tri, para guru dilatih menjadi trainer untuk memberikan materi soft skill kesiapan kerja bagi para murid SLB maupun alumninya.

Kemudian ‘Aisyiyah juga menggandeng Dinas Ketenagakerjaan setempat dan melakukan advokasi kepada IDUKA (Dunia Industri dan Dunia Kerja) untuk menguatkan kembali peran mereka dalam memberikan akses kerja bagi difabel.

“Dari kegiatan ini ‘Aisyiyah mendorong para pemberi kerja untuk dapat membuka kesempatan magang bagi difabel, dari sana kemudian terbuka akses bagi para orang muda dengan disabilitas ini untuk membuktikan kemampuan mereka dan beberapa juga diterima untuk melanjutkan bekerja,” papar Tri.

 

Wujudkan Kesempatan Kerja Inklusif

Tri menyebut, masih banyak tantangan dalam mewujudkan kesempatan kerja yang inklusif. Salah satunya adalah memastikan ruang kerja dan rekan kerja telah inklusif. Termasuk memastikan keberlanjutan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan di Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, mengapresiasi upaya ini.

Dia menyampaikan, praktik baik yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah dalam pendampingan bagi ketenagakerjaan disabilitas menunjukkan potensi dan peran organisasi kemasyarakatan dalam pembangunan Indonesia yang lebih inklusif.

Terlebih ‘Aisyiyah juga melibatkan pemangku kepentingan setempat seperti sektor pemerintah dan swasta.

 

Berbagi Cerita Pendampingan Difabel di Tingkat Asia

Tri mewakili ‘Aisyiyah untuk menjadi salah satu pembicara dalam side event “Multi Stakeholder Partnerships to Achieve Economic Resilience for Women and People with Disabilities.”

“Forum ini menjadi forum pembelajaran bagi ‘Aisyiyah dan juga menjadi wadah saling berbagi praktik baik agar kerja-kerja pemberdayaan dan pendampingan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah diketahui oleh khalayak yang lebih luas khususnya di Asia Pasifik,” ujar Tri.

Salah satu kerja pendampingan kepada disabilitas yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah melalui Program INKLUSI adalah untuk membuka akses kesempatan kerja yang lebih inklusif bagi disabilitas seperti dipaparkan di atas.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya