Liputan6.com, Jakarta Kesedihan sempat menyelimuti Rosalina Oktavia usai kecelakaan motor yang menimpanya. Tahun 2010 silam, wanita 27 tahun ini harus menerima kenyataan bahwa salah satu kakinya mengalami luka. Tendon yang ada di kakinya robek dan lambat laun membusuk. Hatinya berkecamuk, ia merasa dunianya telah runtuh.
Dilansir dari laman The Sun, Kamis (1/3), Rosalina sempat melakukan operasi untuk mengobati luka yang bersarang di kakinya. Namun demikian, operasi tersebut tak mengubah banyak. Luka di kakinya justru semakin membusuk hingga akhirnya dokter menyarankan untuk diamputasi.
Kenyataan pahit tersebut harus diterima wanita yang dulunya seorang bidan. Rosalina merasa takut tak ada lagi yang bisa ia lakukan. Keinginan Rosalina untuk menjadi model perlahan pupus karena ia merasa tak sempurna. Kendati demikian, hal sebaliknya terjadi, Rosalina justru dapat mewujudkan keinginannya menjadi model usai kaki kirinya diamputasi.
Advertisement
Jadi Ambasaador untuk Models of Diversity
Wanita yang bermukim di Singapura ini justru mendapat tawaran menjadi ambassador (duta model) untuk Models of Diversity. Dengan bantuan kaki palsu, Rosalina berhasil menjadi model. Ia langsung kerap menerima tawaran pemotretan. Semua bermula dari bantuan suaminya, Don Kasunjith (30), yang juga berprofesi sebagai fotografer.
Rosalina dibantu sang suami mengumpulkan portofolio untuk menjadi model. Hal tersebut terinspirasi dari salah satu model difabel asal Amerika Serikat dan Eropa. Rosalina merasa bahwa dirinya juga bisa mewujudkan impiannya meski hanya memiliki satu kaki.Â
"Kami ingin memecahkan anggapan bahwa seorang difabel juga bisa menjadi model," harap Rosalina.
Â
Â
Advertisement
Dunia Modeling yang Memberi Harapan
Rasa percaya diri tumbuh dalam diri wanita 27 tahun. "Modelling membantuku untuk mencintai tubuhku dan menerima siapa aku sebenarnya. Amputasi memberiku harapan dan keberanian," tambah Rosalina.
Dari pemotretan, Rosalina semakin dikenal. Ia juga berhasil mendapat tawaran untuk melakukan peragaan busana layaknya model profesional di Singapore Fashion Runway. Rosalina mengaku gugup dan tak menyangka bahwa keinginannya bisa terwujud meskipun dengan satu kaki.
Kenyataan pahit yang semula membuat hatinya hancur perlahan berubah. Rosalina berusaha untuk bangkit mulai dari berlatih jalan menggunakan kaki palsu. Selama tinggal di Singapura, Rosalina mengaku tak mendapat penindasan atau dianggap sebelah mata oleh orang lain. Dukungan banyak mengalir dari orang terdekat hingga orang asing pun ikut mendukung dan menyemangatinya.
Berkat dukungan penuh dari suami dan orang terdekat, Rosalina menjadi salah satu model difabel yang diperhitungkan. Ia memberikan bukti bahwa keterbatasan tak mampu menyurutkan keinginannya untuk mewujudkan impian.
Penulis:Â Vindiasari Putri
Sumber: Brilio.net
Simak juga video menarik berikut ini: