Nilai Instrumental Pancasila Adalah Pedoman Pelaksanaan Ideologi Negara

Nilai instrumental Pancasila adalah penjabaran nilai dasar yang bersifat dinamis. Pelajari pengertian, contoh, dan implementasinya dalam kehidupan bernegara.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Nov 2024, 11:40 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2024, 11:39 WIB
nilai instrumental pancasila adalah
nilai instrumental pancasila adalah ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu nilai penting dalam Pancasila adalah nilai instrumental, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar Pancasila. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian, karakteristik, contoh, dan implementasi nilai instrumental Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan bernegara.

Pengertian Nilai Instrumental Pancasila

Nilai instrumental Pancasila adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat lebih konkret dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Nilai instrumental ini merupakan pedoman pelaksanaan dari kelima sila Pancasila yang diwujudkan dalam bentuk norma-norma hukum dan peraturan perundang-undangan.

Beberapa karakteristik utama nilai instrumental Pancasila antara lain:

  • Bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman
  • Merupakan penjabaran dari nilai dasar yang bersifat abstrak
  • Berbentuk norma-norma hukum dan peraturan perundang-undangan
  • Menjadi pedoman operasional dalam penyelenggaraan negara
  • Dapat disesuaikan dengan kebutuhan praktis dalam masyarakat

Nilai instrumental memiliki peran penting sebagai penghubung antara nilai dasar yang bersifat abstrak dengan nilai praksis yang bersifat konkret dalam penerapan Pancasila. Melalui nilai instrumental, nilai-nilai luhur Pancasila dapat diimplementasikan secara nyata dalam berbagai kebijakan dan peraturan negara.

Perbedaan Nilai Dasar, Instrumental, dan Praksis Pancasila

Untuk memahami posisi nilai instrumental Pancasila, penting untuk membandingkannya dengan nilai dasar dan nilai praksis:

  • Nilai Dasar: Merupakan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam kelima sila Pancasila. Bersifat abstrak, universal, dan tidak terikat waktu. Contohnya nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
  • Nilai Instrumental: Penjabaran dari nilai dasar yang lebih konkret dan dapat diterapkan. Berbentuk norma-norma hukum dan peraturan. Bersifat kontekstual dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
  • Nilai Praksis: Penerapan nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Bersifat sangat konkret dan kontekstual. Contohnya perilaku gotong royong, toleransi beragama, musyawarah untuk mufakat, dll.

Nilai instrumental berada di tengah-tengah, menjembatani antara nilai dasar yang abstrak dengan nilai praksis yang konkret. Nilai instrumental memungkinkan nilai-nilai luhur Pancasila dapat dioperasionalkan dalam sistem hukum dan kebijakan negara.

Contoh Nilai Instrumental Pancasila dalam UUD 1945

Nilai instrumental Pancasila banyak diwujudkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional negara. Berikut beberapa contoh penjabaran nilai instrumental dari masing-masing sila Pancasila dalam UUD 1945:

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

  • Pasal 29 ayat (1): "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa"
  • Pasal 29 ayat (2): "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu."

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

  • Pasal 27 ayat (1): "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya."
  • Pasal 28D ayat (1): "Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum."

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

  • Pasal 1 ayat (1): "Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik."
  • Pasal 32 ayat (1): "Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya."

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

  • Pasal 1 ayat (2): "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar."
  • Pasal 22E ayat (1): "Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali."

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

  • Pasal 33 ayat (3): "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."
  • Pasal 34 ayat (1): "Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara."

Contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana nilai-nilai dasar Pancasila dijabarkan secara lebih konkret dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai landasan konstitusional negara. Nilai instrumental ini kemudian menjadi dasar bagi pembentukan peraturan perundang-undangan yang lebih teknis di bawahnya.

Implementasi Nilai Instrumental Pancasila dalam Kehidupan Bernegara

Nilai instrumental Pancasila tidak hanya berhenti pada level konstitusi, tetapi juga diimplementasikan lebih lanjut dalam berbagai aspek kehidupan bernegara. Berikut beberapa contoh penerapan nilai instrumental Pancasila dalam berbagai bidang:

1. Bidang Politik dan Pemerintahan

  • Penyelenggaraan pemilihan umum yang demokratis setiap 5 tahun sekali
  • Pembentukan lembaga-lembaga negara seperti DPR, DPD, MPR sebagai perwujudan sistem perwakilan
  • Penerapan sistem otonomi daerah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan
  • Pembentukan Mahkamah Konstitusi untuk mengawal konstitusi

2. Bidang Hukum dan Peradilan

  • Pembentukan sistem peradilan yang independen dan tidak memihak
  • Penegakan hukum yang adil tanpa diskriminasi
  • Pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu
  • Perlindungan hak asasi manusia melalui berbagai undang-undang

3. Bidang Ekonomi

  • Penerapan sistem ekonomi Pancasila yang memadukan mekanisme pasar dengan peran negara
  • Pemberdayaan koperasi dan UMKM sebagai soko guru perekonomian
  • Pengelolaan sumber daya alam untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
  • Pemerataan pembangunan ekonomi antar daerah

4. Bidang Sosial dan Budaya

  • Penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional
  • Perlindungan terhadap kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas
  • Pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah
  • Penguatan pendidikan karakter berbasis Pancasila di sekolah

5. Bidang Pertahanan dan Keamanan

  • Penerapan sistem pertahanan semesta yang melibatkan seluruh warga negara
  • Pembinaan kesadaran bela negara
  • Pengembangan industri pertahanan dalam negeri
  • Peningkatan profesionalisme TNI dan Polri

Implementasi nilai instrumental Pancasila dalam berbagai bidang tersebut menunjukkan bahwa Pancasila bukan sekadar slogan, melainkan benar-benar menjadi landasan dan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Tantangan dalam Penerapan Nilai Instrumental Pancasila

Meskipun nilai instrumental Pancasila telah banyak diwujudkan dalam berbagai kebijakan dan peraturan, masih terdapat beberapa tantangan dalam penerapannya, antara lain:

1. Inkonsistensi Kebijakan

Terkadang masih ditemui kebijakan atau peraturan yang tidak sejalan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, kebijakan ekonomi yang terlalu berorientasi pasar bebas dapat mengancam prinsip keadilan sosial.

2. Penafsiran yang Berbeda

Perbedaan penafsiran terhadap nilai-nilai Pancasila dapat menimbulkan perdebatan dalam implementasinya. Contohnya, penafsiran yang berbeda tentang hubungan agama dan negara dalam konteks sila pertama Pancasila.

3. Globalisasi dan Pengaruh Ideologi Asing

Arus globalisasi membawa masuk berbagai ideologi dan nilai-nilai asing yang terkadang bertentangan dengan Pancasila. Diperlukan upaya untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan Pancasila di tengah tantangan global.

4. Kurangnya Pemahaman Masyarakat

Masih banyak warga negara yang belum memahami secara mendalam makna dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kesadaran untuk mengamalkan Pancasila.

5. Penegakan Hukum yang Lemah

Implementasi nilai instrumental Pancasila dalam bentuk peraturan perundang-undangan seringkali terhambat oleh lemahnya penegakan hukum. Diperlukan komitmen yang kuat dari aparat penegak hukum untuk mengawal pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.

Upaya Penguatan Nilai Instrumental Pancasila

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, diperlukan upaya-upaya untuk memperkuat implementasi nilai instrumental Pancasila, antara lain:

1. Revitalisasi Pendidikan Pancasila

Penguatan pendidikan Pancasila di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan Pancasila harus lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Sosialisasi dan Internalisasi Nilai-nilai Pancasila

Peningkatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila melalui berbagai media dan saluran komunikasi. Internalisasi nilai-nilai Pancasila juga perlu dilakukan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan tempat kerja.

3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan

Melakukan evaluasi dan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang ada untuk memastikan kesesuaiannya dengan nilai-nilai Pancasila. Pembentukan peraturan baru juga harus selalu berpedoman pada Pancasila.

4. Penguatan Lembaga-lembaga Negara

Memperkuat peran dan fungsi lembaga-lembaga negara dalam mengawal implementasi nilai-nilai Pancasila. Misalnya, penguatan peran MPR dalam sosialisasi Pancasila dan BPIP dalam pembinaan ideologi Pancasila.

5. Keteladanan Pemimpin

Para pemimpin di berbagai level, mulai dari pemerintahan hingga masyarakat, harus memberikan teladan dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila. Keteladanan ini akan mendorong masyarakat luas untuk turut mengamalkan Pancasila.

Peran Masyarakat dalam Mengamalkan Nilai Instrumental Pancasila

Implementasi nilai instrumental Pancasila bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat antara lain:

1. Meningkatkan Pemahaman tentang Pancasila

Masyarakat perlu terus meningkatkan pemahaman mereka tentang Pancasila, tidak hanya sebatas hafalan, tetapi juga makna dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi, seminar, atau belajar mandiri.

2. Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dimulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menghormati perbedaan agama dan keyakinan, berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong, atau bermusyawarah dalam pengambilan keputusan di lingkungan masyarakat.

3. Berpartisipasi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya dengan menggunakan hak pilih dalam pemilu, mengawasi jalannya pemerintahan, atau memberikan masukan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.

4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Di tengah keberagaman Indonesia, masyarakat harus berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari ujaran kebencian, menolak hoaks, dan mempromosikan toleransi antar kelompok.

5. Mendukung Penegakan Hukum

Masyarakat dapat mendukung penegakan hukum dengan mematuhi peraturan yang berlaku, melaporkan tindak pelanggaran hukum, dan tidak main hakim sendiri. Hal ini akan mendukung terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai Instrumental Pancasila dalam Konteks Global

Dalam era globalisasi, nilai instrumental Pancasila tidak hanya relevan dalam konteks nasional, tetapi juga memiliki kontribusi penting dalam pergaulan internasional. Beberapa aspek nilai instrumental Pancasila yang relevan dalam konteks global antara lain:

1. Promosi Perdamaian Dunia

Nilai-nilai Pancasila seperti kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan dapat menjadi landasan bagi Indonesia dalam mempromosikan perdamaian dunia. Indonesia dapat berperan aktif dalam upaya-upaya perdamaian di berbagai kawasan konflik.

2. Penguatan Kerja Sama Internasional

Prinsip gotong royong yang terkandung dalam Pancasila dapat diterapkan dalam konteks kerja sama internasional. Indonesia dapat mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan antar negara, terutama di kalangan negara-negara berkembang.

3. Perlindungan Hak Asasi Manusia

Nilai kemanusiaan dalam Pancasila sejalan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia universal. Indonesia dapat berperan aktif dalam upaya-upaya perlindungan HAM di tingkat global, termasuk dalam penanganan isu-isu seperti pengungsi dan perdagangan manusia.

4. Pelestarian Lingkungan Hidup

Nilai keadilan sosial dalam Pancasila juga mencakup keadilan antar generasi, termasuk dalam hal pelestarian lingkungan. Indonesia dapat menjadi pelopor dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim di tingkat global.

5. Promosi Demokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Pengalaman Indonesia dalam menerapkan demokrasi Pancasila dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain, terutama negara-negara berkembang, dalam membangun sistem demokrasi yang sesuai dengan konteks lokal mereka.

Kesimpulan

Nilai instrumental Pancasila merupakan komponen penting dalam mengoperasionalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai penjabaran dari nilai dasar, nilai instrumental memungkinkan Pancasila untuk terus relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman, tanpa kehilangan esensi fundamentalnya.

Implementasi nilai instrumental Pancasila telah banyak diwujudkan dalam berbagai kebijakan dan peraturan di Indonesia, mulai dari level konstitusi hingga peraturan teknis. Namun, masih terdapat tantangan-tantangan dalam penerapannya yang memerlukan upaya berkelanjutan dari seluruh elemen bangsa.

Penguatan pemahaman dan pengamalan nilai instrumental Pancasila menjadi kunci bagi Indonesia untuk menghadapi berbagai tantangan kontemporer, baik di level nasional maupun global. Dengan berpijak pada nilai-nilai Pancasila, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih baik, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan kemajuan dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya