Ciri-Ciri Gula Darah Rendah: Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Kenali ciri-ciri gula darah rendah seperti lemas, pusing, dan gemetar. Pelajari penyebab, cara mengatasi, dan kapan harus ke dokter untuk hipoglikemia.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Des 2024, 09:04 WIB
Diterbitkan 01 Des 2024, 09:04 WIB
ciri-ciri gula darah rendah
gula darah rendah ciri cirinya ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Gula darah rendah atau hipoglikemia merupakan kondisi medis yang perlu diwaspadai namun sering diabaikan. Kondisi ini terjadi ketika kadar glukosa dalam darah turun di bawah batas normal, yaitu di bawah 70 mg/dL. Meski umumnya dialami oleh penderita diabetes, hipoglikemia juga bisa menyerang siapa saja. Mengenali ciri-ciri gula darah rendah sangat penting agar bisa segera ditangani sebelum menimbulkan komplikasi serius.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang gula darah rendah, mulai dari definisi, penyebab, gejala, cara diagnosis, pengobatan, hingga pencegahannya. Dengan memahami informasi ini, diharapkan Anda bisa lebih waspada dan mampu mengenali tanda-tanda hipoglikemia sedini mungkin.

Definisi Gula Darah Rendah (Hipoglikemia)

Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah berada di bawah batas normal. Secara umum, seseorang dinyatakan mengalami hipoglikemia jika kadar gula darahnya kurang dari 70 mg/dL. Namun, ambang batas ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi kesehatan masing-masing individu.

Glukosa merupakan sumber energi utama bagi tubuh, terutama otak. Ketika kadarnya terlalu rendah, fungsi tubuh tidak bisa berjalan optimal. Itulah mengapa hipoglikemia bisa menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, mulai dari yang ringan hingga berat.

Hipoglikemia sering terjadi sebagai efek samping pengobatan diabetes, terutama pada penderita yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah. Namun, orang yang tidak menderita diabetes juga bisa mengalami hipoglikemia dalam kondisi tertentu.

Penyebab Gula Darah Rendah

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya hipoglikemia, di antaranya:

  • Penggunaan obat diabetes yang berlebihan: Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi bisa membuat kadar gula darah turun drastis.
  • Pola makan yang tidak teratur: Menunda atau melewatkan waktu makan bisa memicu penurunan gula darah.
  • Aktivitas fisik berlebihan: Olahraga atau kegiatan berat tanpa asupan nutrisi yang cukup bisa menguras cadangan glukosa tubuh.
  • Konsumsi alkohol berlebihan: Alkohol dapat menghambat produksi glukosa di hati.
  • Gangguan hormon: Kekurangan hormon yang mengatur keseimbangan gula darah seperti kortisol atau hormon pertumbuhan.
  • Penyakit tertentu: Beberapa kondisi medis seperti tumor pankreas, gangguan hati, atau malnutrisi bisa memicu hipoglikemia.
  • Efek samping obat-obatan: Beberapa jenis obat seperti quinine (obat malaria) bisa menurunkan kadar gula darah.

Pada bayi dan anak-anak, hipoglikemia juga bisa disebabkan oleh kelainan metabolisme bawaan atau infeksi berat. Sedangkan pada orang dewasa yang tidak menderita diabetes, penyebab hipoglikemia perlu ditelusuri lebih lanjut karena bisa menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan yang serius.

Ciri-Ciri Gula Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai

Mengenali gejala hipoglikemia sangat penting agar bisa segera ditangani. Berikut ini adalah ciri-ciri gula darah rendah yang umum terjadi:

  • Lemas dan kelelahan yang tidak biasa
  • Pusing atau sakit kepala
  • Gemetar atau tremor
  • Jantung berdebar kencang
  • Berkeringat dingin
  • Rasa lapar yang berlebihan
  • Mual
  • Kulit pucat
  • Kesemutan pada bibir, lidah, atau pipi
  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda
  • Sulit berkonsentrasi
  • Perubahan mood mendadak seperti mudah marah atau cemas
  • Kebingungan
  • Bicara tidak jelas

Pada kasus yang lebih parah, hipoglikemia bisa menyebabkan:

  • Kejang-kejang
  • Kehilangan kesadaran
  • Koma

Gejala hipoglikemia bisa berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa mengalami gejala yang lebih berat. Penting untuk mengenali "tanda-tanda awal" hipoglikemia pada diri sendiri agar bisa segera mengambil tindakan.

Diagnosis Hipoglikemia

Untuk mendiagnosis hipoglikemia, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut:

  • Anamnesis: Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan.
  • Pemeriksaan fisik: Untuk melihat tanda-tanda hipoglikemia seperti keringat dingin, tremor, atau perubahan kesadaran.
  • Pemeriksaan kadar gula darah: Menggunakan alat pengukur gula darah (glukometer) atau tes darah di laboratorium.
  • Tes provokasi puasa: Pasien diminta berpuasa selama beberapa jam untuk melihat apakah terjadi penurunan gula darah.
  • Pemeriksaan penunjang lain: Seperti tes fungsi hati, ginjal, atau hormon untuk mencari penyebab hipoglikemia.

Diagnosis hipoglikemia ditegakkan jika memenuhi "trias Whipple", yaitu:

  1. Adanya gejala hipoglikemia
  2. Kadar gula darah rendah saat gejala muncul
  3. Gejala membaik setelah kadar gula darah dinaikkan

Bagi penderita diabetes, dokter biasanya akan menyarankan untuk memiliki alat pengukur gula darah sendiri di rumah. Hal ini memudahkan pemantauan kadar gula darah secara mandiri, terutama jika muncul gejala hipoglikemia.

Cara Mengatasi Gula Darah Rendah

Penanganan hipoglikemia tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan:

Penanganan Hipoglikemia Ringan-Sedang

  • Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula cepat, seperti:
    • 3-4 tablet glukosa
    • 1/2 gelas jus buah atau minuman manis
    • 1 sendok makan madu atau gula pasir
    • Permen keras
  • Tunggu 15 menit, lalu periksa kembali kadar gula darah
  • Jika masih di bawah 70 mg/dL, ulangi langkah pertama
  • Setelah gula darah kembali normal, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti atau biskuit untuk mencegah penurunan gula darah kembali

Penanganan Hipoglikemia Berat

  • Jika pasien tidak sadarkan diri, segera hubungi bantuan medis darurat
  • Jangan memberikan makanan atau minuman melalui mulut karena berisiko tersedak
  • Jika tersedia, berikan suntikan glukagon
  • Posisikan pasien miring ke kiri untuk mencegah aspirasi
  • Pantau tanda-tanda vital sambil menunggu bantuan medis tiba

Untuk pencegahan jangka panjang, penderita hipoglikemia perlu melakukan beberapa hal berikut:

  • Makan teratur dengan porsi seimbang
  • Pantau kadar gula darah secara rutin
  • Sesuaikan dosis obat diabetes (jika menggunakan) dengan arahan dokter
  • Selalu membawa makanan atau minuman manis
  • Gunakan gelang atau kartu identitas medis yang menunjukkan kondisi hipoglikemia
  • Edukasi keluarga atau teman terdekat tentang cara penanganan hipoglikemia

Komplikasi Hipoglikemia Jika Tidak Ditangani

Hipoglikemia yang terjadi berulang atau tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

  • Kerusakan saraf: Hipoglikemia berat bisa menyebabkan kerusakan pada saraf otak dan sistem saraf pusat.
  • Gangguan kognitif: Penurunan fungsi memori, konsentrasi, dan kemampuan berpikir.
  • Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular: Hipoglikemia berulang bisa memicu peradangan dan stres oksidatif yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Kecemasan dan depresi: Ketakutan akan terjadinya hipoglikemia bisa memicu gangguan kecemasan.
  • Penurunan kualitas hidup: Gejala hipoglikemia bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan produktivitas.
  • Koma atau kematian: Pada kasus yang sangat parah, hipoglikemia bisa berakibat fatal.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala hipoglikemia sedini mungkin dan melakukan penanganan yang tepat. Jika hipoglikemia terjadi berulang, konsultasikan dengan dokter untuk mencari penyebab dan solusi jangka panjangnya.

Mitos dan Fakta Seputar Gula Darah Rendah

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait hipoglikemia. Mari kita luruskan dengan fakta yang benar:

Mitos 1: Hipoglikemia hanya terjadi pada penderita diabetes

Fakta: Meski lebih sering terjadi pada penderita diabetes, hipoglikemia juga bisa menyerang orang yang tidak menderita diabetes dalam kondisi tertentu.

Mitos 2: Makan permen atau makanan manis selalu bisa mengatasi hipoglikemia

Fakta: Meski makanan manis bisa membantu menaikkan gula darah dengan cepat, konsumsi berlebihan justru bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak sehat. Penting untuk mengikuti aturan "15-15" (15 gram karbohidrat, tunggu 15 menit) dan dilanjutkan dengan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks.

Mitos 3: Orang dengan hipoglikemia tidak boleh berolahraga

Fakta: Olahraga justru penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Yang perlu diperhatikan adalah mengatur waktu makan dan minum yang tepat sebelum, selama, dan setelah berolahraga.

Mitos 4: Hipoglikemia selalu menyebabkan gejala yang jelas

Fakta: Beberapa orang mungkin mengalami "hipoglikemia tanpa gejala" di mana kadar gula darah turun tanpa menimbulkan gejala yang kentara. Ini bisa berbahaya karena sulit dideteksi.

Mitos 5: Hipoglikemia hanya terjadi saat perut kosong

Fakta: Meski lebih sering terjadi saat puasa atau terlambat makan, hipoglikemia juga bisa muncul setelah makan, terutama jika ada ketidakseimbangan antara asupan karbohidrat dan insulin.

Kapan Harus ke Dokter?

Meski sebagian besar kasus hipoglikemia ringan bisa diatasi sendiri, ada beberapa kondisi yang memerlukan penanganan medis segera:

  • Gejala hipoglikemia tidak membaik setelah mengonsumsi makanan manis
  • Hipoglikemia terjadi berulang kali dalam waktu singkat
  • Muncul gejala hipoglikemia berat seperti kebingungan parah atau kejang
  • Kehilangan kesadaran atau tidak bisa dibangunkan
  • Hipoglikemia terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes dan tidak jelas penyebabnya
  • Adanya komplikasi atau efek samping dari pengobatan hipoglikemia

Jika Anda mengalami salah satu kondisi di atas, segera hubungi dokter atau layanan gawat darurat terdekat. Penanganan medis yang cepat dan tepat bisa mencegah komplikasi serius akibat hipoglikemia.

Pencegahan Hipoglikemia

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia:

  • Makan teratur: Jangan melewatkan waktu makan, terutama jika Anda menggunakan obat diabetes.
  • Pantau kadar gula darah: Lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin, terutama sebelum aktivitas berat atau tidur.
  • Sesuaikan dosis obat: Jika Anda menderita diabetes, pastikan dosis insulin atau obat penurun gula darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Konsultasikan dengan dokter jika perlu penyesuaian.
  • Perhatikan efek olahraga: Sesuaikan asupan makanan dan obat jika akan melakukan aktivitas fisik yang berat.
  • Batasi alkohol: Jika mengonsumsi alkohol, pastikan untuk makan terlebih dahulu dan pantau kadar gula darah.
  • Edukasi diri dan orang terdekat: Pahami gejala hipoglikemia dan cara penanganannya. Ajarkan juga pada keluarga atau teman terdekat.
  • Selalu siap sedia: Bawa makanan ringan atau tablet glukosa kemanapun Anda pergi.
  • Gunakan identitas medis: Pakai gelang atau kartu identitas yang menunjukkan kondisi hipoglikemia Anda.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, risiko terjadinya hipoglikemia bisa diminimalkan. Namun, tetap waspada dan segera ambil tindakan jika muncul gejala.

Gaya Hidup Sehat untuk Mengelola Hipoglikemia

Selain pengobatan medis, menerapkan gaya hidup sehat sangat penting dalam mengelola hipoglikemia jangka panjang. Berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan:

1. Pola Makan Seimbang

  • Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah untuk menjaga kestabilan gula darah
  • Makan dalam porsi kecil tapi sering (5-6 kali sehari) untuk menghindari fluktuasi gula darah yang drastis
  • Pastikan asupan protein, lemak sehat, dan serat yang cukup untuk memperlambat penyerapan gula
  • Batasi makanan olahan dan tinggi gula

2. Olahraga Teratur

  • Lakukan aktivitas fisik secara rutin, minimal 30 menit per hari
  • Pilih jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh, bisa berupa jalan kaki, berenang, atau yoga
  • Pantau kadar gula darah sebelum, selama, dan setelah berolahraga
  • Siapkan camilan manis jika diperlukan saat berolahraga

3. Manajemen Stres

  • Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam
  • Jaga keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat
  • Lakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi stres

4. Tidur yang Cukup

  • Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam
  • Jaga rutinitas tidur yang konsisten
  • Hindari gadget atau aktivitas yang menstimulasi otak sebelum tidur

5. Hindari Alkohol dan Rokok

  • Alkohol dapat mengganggu metabolisme gula darah
  • Rokok meningkatkan risiko komplikasi pada penderita diabetes

6. Edukasi Berkelanjutan

  • Ikuti perkembangan informasi terbaru tentang manajemen hipoglikemia
  • Bergabung dengan kelompok dukungan untuk berbagi pengalaman dan tips

Dengan menerapkan gaya hidup sehat ini secara konsisten, Anda bisa mengurangi frekuensi terjadinya hipoglikemia dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Pertanyaan Umum Seputar Gula Darah Rendah

1. Apakah hipoglikemia sama dengan diabetes?

Tidak, hipoglikemia dan diabetes adalah dua kondisi yang berbeda. Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah terlalu rendah, sementara diabetes adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan kadar gula darah tinggi. Namun, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipoglikemia sebagai efek samping pengobatan.

2. Bisakah hipoglikemia terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes?

Ya, meski lebih jarang, hipoglikemia bisa terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari gangguan hormon, penyakit hati, hingga efek samping obat-obatan tertentu.

3. Apakah hipoglikemia berbahaya?

Hipoglikemia bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Pada kasus yang parah, hipoglikemia bisa menyebabkan kejang, koma, bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dan melakukan penanganan segera.

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari hipoglikemia?

Waktu pemulihan dari hipoglikemia bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Untuk kasus ringan, gejala biasanya membaik dalam 15-20 menit setelah mengonsumsi makanan manis. Namun, untuk kasus yang lebih berat, mungkin diperlukan beberapa jam hingga tubuh kembali stabil.

5. Apakah ada makanan khusus yang harus dihindari oleh penderita hipoglikemia?

Secara umum, penderita hipoglikemia perlu menghindari makanan yang menyebabkan lonjakan gula darah secara cepat seperti makanan manis berlebihan atau minuman beralkohol. Lebih baik mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah dan karbohidrat kompleks untuk menjaga kestabilan gula darah.

6. Bisakah stress menyebabkan hipoglikemia?

Stress tidak secara langsung menyebabkan hipoglikemia, namun bisa mempengaruhi kadar gula darah. Stress bisa memicu pelepasan hormon yang meningkatkan gula darah, yang kemudian diikuti oleh penurunan tajam. Selain itu, stress juga bisa mempengaruhi pola makan dan penggunaan obat, yang pada akhirnya bisa memicu hipoglikemia.

7. Apakah hipoglikemia bisa dicegah sepenuhnya?

Meski sulit untuk mencegah hipoglikemia 100%, risiko terjadinya bisa diminimalkan dengan menerapkan pola hidup sehat, makan teratur, memantau kadar gula darah, dan mengikuti anjuran dokter dalam penggunaan obat diabetes (jika ada).

Kesimpulan

Gula darah rendah atau hipoglikemia adalah kondisi yang perlu diwaspadai karena bisa menimbulkan berbagai gejala mengganggu hingga komplikasi serius. Mengenali ciri-ciri gula darah rendah seperti lemas, pusing, gemetar, dan berkeringat dingin sangat penting agar bisa segera dilakukan penanganan yang tepat.

Penyebab hipoglikemia bisa bermacam-macam, mulai dari efek samping obat diabetes hingga gangguan hormon. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh jika mengalami gejala hipoglikemia berulang, terutama bagi yang tidak menderita diabetes.

Penanganan hipoglikemia melibatkan tindakan cepat untuk menaikkan kadar gula darah, seperti mengonsumsi makanan manis. Namun, pencegahan jangka panjang memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk pengaturan pola makan, olahraga teratur, dan manajemen stress yang baik.

Dengan pemahaman yang baik tentang hipoglikemia dan penerapan gaya hidup sehat, risiko terjadinya gula darah rendah bisa diminimalkan. Namun, tetap waspada dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan. Kesehatan adalah investasi berharga, dan mengelola kadar gula darah dengan baik adalah langkah penting menuju hidup yang lebih berkualitas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya