Apa itu Reksadana: Panduan Lengkap untuk Pemula

Pelajari apa itu reksadana, jenis-jenisnya, cara kerja, keuntungan dan risikonya. Panduan lengkap investasi reksadana untuk pemula.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Des 2024, 14:25 WIB
Diterbitkan 14 Des 2024, 14:25 WIB
apa itu reksadana
apa itu reksadana ©Ilustrasi dibuat AI

Apa Itu Reksadana

Liputan6.com, Jakarta Reksadana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Secara sederhana, reksadana dapat dipahami sebagai kumpulan dana dari banyak investor yang dikelola secara profesional oleh manajer investasi untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen di pasar modal dan pasar uang.

Beberapa poin penting terkait pengertian reksadana:

  • Reksadana menghimpun dana dari banyak investor
  • Dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional
  • Dana diinvestasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang
  • Tujuannya untuk memberikan keuntungan kepada investor
  • Diatur dalam UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995

Dengan berinvestasi di reksadana, investor pemula dapat memperoleh akses ke pasar modal tanpa harus memiliki pengetahuan dan waktu untuk mengelola investasinya sendiri. Manajer investasi akan melakukan analisis dan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan reksadana.

Jenis-Jenis Reksadana

Terdapat beberapa jenis reksadana yang dapat dipilih sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi. Berikut adalah jenis-jenis reksadana utama:

1. Reksadana Pasar Uang

Reksadana pasar uang merupakan jenis reksadana yang berinvestasi 100% pada efek pasar uang seperti deposito, SBI, obligasi dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Karakteristik reksadana pasar uang:

  • Risiko paling rendah dibanding jenis reksadana lainnya
  • Cocok untuk investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun)
  • Imbal hasil relatif stabil namun cenderung rendah
  • Likuiditas tinggi, mudah dicairkan
  • Cocok untuk dana darurat atau cadangan likuiditas

2. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap menempatkan minimal 80% dananya pada efek bersifat utang seperti obligasi. Karakteristik reksadana pendapatan tetap:

  • Risiko lebih tinggi dari reksadana pasar uang, namun lebih rendah dari reksadana saham
  • Cocok untuk investasi jangka menengah (1-3 tahun)
  • Memberikan pendapatan tetap dari kupon obligasi
  • Potensi imbal hasil lebih tinggi dari deposito
  • Cocok untuk investor yang menginginkan pendapatan rutin

3. Reksadana Saham

Reksadana saham menempatkan minimal 80% dananya pada saham. Karakteristik reksadana saham:

  • Risiko paling tinggi dibanding jenis reksadana lainnya
  • Cocok untuk investasi jangka panjang (lebih dari 5 tahun)
  • Potensi imbal hasil paling tinggi dalam jangka panjang
  • Fluktuasi nilai investasi cukup tinggi mengikuti pergerakan pasar saham
  • Cocok untuk investor yang menginginkan pertumbuhan modal jangka panjang

4. Reksadana Campuran

Reksadana campuran mengalokasikan dananya pada efek saham, obligasi, dan pasar uang sekaligus. Karakteristik reksadana campuran:

  • Risiko moderat, di antara reksadana pendapatan tetap dan saham
  • Cocok untuk investasi jangka menengah-panjang (3-5 tahun)
  • Alokasi aset fleksibel sesuai kondisi pasar
  • Diversifikasi pada berbagai instrumen investasi
  • Cocok untuk investor yang menginginkan kombinasi pendapatan dan pertumbuhan modal

Cara Kerja Reksadana

Untuk memahami cara kerja reksadana, berikut adalah tahapan prosesnya:

  1. Investor membeli unit penyertaan reksadana dari manajer investasi
  2. Dana dari banyak investor dikumpulkan menjadi satu
  3. Manajer investasi mengelola dana tersebut dengan membelikan berbagai efek seperti saham, obligasi, deposito sesuai kebijakan investasi reksadana
  4. Hasil investasi (capital gain, dividen, kupon) dikumpulkan
  5. Biaya operasional reksadana dipotong dari hasil investasi
  6. Keuntungan bersih dibagikan ke investor secara proporsional sesuai jumlah unit penyertaan yang dimiliki

Beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan reksadana:

  • Manajer Investasi: pihak yang mengelola portofolio efek reksadana
  • Bank Kustodian: pihak yang menyimpan dan mengadministrasikan kekayaan reksadana
  • Agen Penjual: pihak yang memasarkan reksadana kepada investor

Nilai investasi reksadana dihitung berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan. NAB merupakan total nilai investasi reksadana dikurangi biaya-biaya, dibagi jumlah unit penyertaan yang beredar. NAB dihitung setiap hari kerja dan menjadi dasar pembelian atau penjualan unit penyertaan reksadana.

Keuntungan Investasi Reksadana

Berinvestasi melalui reksadana memiliki beberapa keuntungan dibandingkan investasi langsung, antara lain:

1. Dikelola Secara Profesional

Reksadana dikelola oleh manajer investasi profesional yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di pasar modal. Investor tidak perlu repot melakukan analisis dan memilih instrumen investasi sendiri. Manajer investasi akan melakukan riset mendalam dan memilih efek-efek yang prospektif untuk dimasukkan ke dalam portofolio reksadana.

2. Diversifikasi Investasi

Dengan modal yang terbatas, investor dapat memperoleh diversifikasi portofolio melalui reksadana. Dana yang terkumpul dari banyak investor memungkinkan reksadana untuk membeli berbagai jenis efek sehingga risikonya lebih tersebar. Hal ini sulit dilakukan jika investor berinvestasi sendiri dengan dana terbatas.

3. Likuiditas Tinggi

Unit penyertaan reksadana umumnya dapat dijual kembali (redemption) setiap hari kerja. Hal ini memberikan likuiditas yang tinggi bagi investor dibandingkan instrumen investasi lain seperti deposito berjangka atau obligasi. Investor dapat mencairkan investasinya sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

4. Biaya Transaksi Rendah

Karena dana yang dikelola cukup besar, reksadana dapat menekan biaya transaksi menjadi lebih rendah dibandingkan jika investor bertransaksi sendiri. Hal ini membuat investasi reksadana menjadi lebih efisien dari segi biaya.

5. Transparansi Informasi

Pengelolaan reksadana bersifat transparan dimana investor dapat memperoleh informasi NAB setiap hari. Laporan bulanan dan tahunan juga wajib diberikan kepada investor sehingga perkembangan investasi dapat dipantau dengan mudah.

Risiko Investasi Reksadana

Meskipun memiliki banyak keuntungan, investasi reksadana tetap memiliki risiko yang perlu diperhatikan:

1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Nilai investasi reksadana dapat turun akibat penurunan harga efek dalam portofolionya. Misalnya pada reksadana saham, jika IHSG turun maka NAB reksadana juga cenderung turun. Investor dapat mengalami kerugian jika menjual unit penyertaan pada saat NAB turun.

2. Risiko Likuiditas

Meskipun umumnya reksadana bersifat likuid, ada kemungkinan terjadi kesulitan pencairan dana dalam kondisi pasar yang tidak normal. Misalnya saat banyak investor melakukan redemption bersamaan sehingga manajer investasi kesulitan menyediakan dana tunai.

3. Risiko Wanprestasi

Ada risiko pihak-pihak terkait seperti manajer investasi, bank kustodian, atau penerbit efek dalam portofolio reksadana tidak memenuhi kewajibannya. Meskipun jarang terjadi, hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi investor.

4. Risiko Berkurangnya Nilai Tukar

Untuk reksadana yang berinvestasi pada efek berdenominasi valuta asing, terdapat risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar mata uang.

Cara Memilih Reksadana yang Tepat

Berikut adalah beberapa tips dalam memilih reksadana yang sesuai:

  1. Tentukan tujuan investasi dan jangka waktu investasi
  2. Pahami profil risiko diri sendiri
  3. Pilih jenis reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan
  4. Perhatikan track record kinerja reksadana minimal 3-5 tahun terakhir
  5. Bandingkan biaya-biaya yang dikenakan seperti biaya pembelian, penjualan kembali, dan biaya manajemen
  6. Pilih manajer investasi yang kredibel dan berpengalaman
  7. Baca prospektus reksadana dengan teliti sebelum berinvestasi
  8. Diversifikasi pada beberapa reksadana untuk menyebarkan risiko

Cara Berinvestasi Reksadana

Langkah-langkah untuk mulai berinvestasi reksadana:

  1. Siapkan dokumen seperti KTP, NPWP, dan rekening bank
  2. Pilih agen penjual reksadana seperti bank, sekuritas, atau platform investasi online
  3. Buka rekening investasi dan lakukan proses Know Your Customer (KYC)
  4. Pilih produk reksadana yang sesuai
  5. Lakukan pembelian unit penyertaan sesuai nominal yang diinginkan
  6. Pantau perkembangan investasi secara berkala
  7. Lakukan penjualan kembali (redemption) saat dibutuhkan

Saat ini berinvestasi reksadana semakin mudah dengan adanya platform investasi online. Investor dapat membeli dan menjual unit penyertaan reksadana kapan saja melalui aplikasi di smartphone.

Perbedaan Reksadana dengan Instrumen Investasi Lain

Berikut perbandingan reksadana dengan beberapa instrumen investasi lainnya:

Reksadana vs Saham

  • Reksadana dikelola manajer investasi, saham dikelola sendiri
  • Reksadana lebih terdiversifikasi, saham lebih terkonsentrasi
  • Modal awal reksadana lebih kecil dibanding membeli saham
  • Reksadana lebih cocok untuk investor pemula

Reksadana vs Deposito

  • Imbal hasil reksadana berpotensi lebih tinggi dari deposito
  • Risiko reksadana lebih tinggi dibanding deposito
  • Reksadana lebih fleksibel untuk dicairkan dibanding deposito berjangka
  • Deposito dijamin LPS, reksadana tidak

Reksadana vs Obligasi

  • Reksadana lebih terdiversifikasi dibanding membeli satu obligasi
  • Modal awal reksadana lebih kecil dibanding membeli obligasi
  • Reksadana lebih likuid untuk dicairkan dibanding obligasi
  • Obligasi memberikan kupon tetap, reksadana tidak

Mitos dan Fakta Seputar Reksadana

Beberapa mitos yang beredar tentang reksadana dan faktanya:

Mitos: Reksadana pasti menguntungkan

Fakta: Reksadana tetap memiliki risiko kerugian tergantung kondisi pasar dan pengelolaannya

Mitos: Semakin tinggi return masa lalu, semakin bagus reksadana

Fakta: Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan, perlu analisis lebih lanjut

Mitos: Reksadana hanya untuk investor berdana besar

Fakta: Saat ini banyak reksadana yang bisa dibeli dengan modal awal mulai Rp 10.000

Mitos: NAB yang turun berarti harus segera menjual

Fakta: Penurunan NAB bisa menjadi peluang untuk membeli lebih banyak unit (average down)

Pertanyaan Seputar Reksadana

Apakah reksadana aman?

Reksadana relatif aman karena diawasi OJK dan dikelola secara profesional. Namun tetap ada risiko investasi yang perlu dipahami.

Berapa modal minimal untuk mulai reksadana?

Saat ini banyak reksadana yang bisa dibeli dengan modal awal mulai Rp 10.000 - Rp 100.000.

Apakah keuntungan reksadana kena pajak?

Ya, keuntungan dari reksadana dikenakan pajak final sebesar 0,1% dari nilai transaksi penjualan.

Bagaimana cara mencairkan investasi reksadana?

Investor dapat melakukan penjualan kembali (redemption) unit penyertaan melalui agen penjual. Dana akan ditransfer ke rekening investor dalam 7 hari kerja.

Apakah ada jaminan dari pemerintah untuk reksadana?

Tidak ada jaminan pemerintah untuk reksadana. Namun reksadana diawasi ketat oleh OJK untuk melindungi kepentingan investor.

Kesimpulan

Reksadana merupakan instrumen investasi yang cocok bagi investor pemula untuk mulai berinvestasi di pasar modal. Dengan modal yang terjangkau, investor dapat memperoleh diversifikasi dan pengelolaan profesional. Namun perlu dipahami bahwa reksadana tetap memiliki risiko, sehingga pemilihan produk harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi. Dengan pemahaman yang baik dan pengelolaan yang tepat, reksadana dapat menjadi sarana investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya