Ciri-ciri Kingdom Fungi: Karakteristik Unik Dunia Jamur

Pelajari ciri-ciri khas kingdom fungi, mulai dari struktur tubuh, cara reproduksi, hingga perannya dalam ekosistem. Simak penjelasan lengkapnya di sini!

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 06 Feb 2025, 19:06 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 19:06 WIB
ciri ciri kingdom fungi
ciri ciri kingdom fungi ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kingdom fungi merupakan salah satu kelompok makhluk hidup yang memiliki karakteristik unik dan berbeda dari kingdom lainnya. Fungi atau jamur adalah organisme eukariotik yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis. Mereka mendapatkan nutrisi dengan cara menyerap zat organik dari lingkungannya.

Fungi memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai dekomposer atau pengurai. Mereka menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati menjadi unsur-unsur yang dapat dimanfaatkan kembali oleh organisme lain. Selain itu, beberapa jenis fungi juga bersimbiosis dengan organisme lain seperti tumbuhan.

Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, namun sekarang fungi ditempatkan dalam kingdom tersendiri karena memiliki ciri khas yang berbeda. Fungi tidak memiliki akar, batang, dan daun seperti tumbuhan. Struktur tubuh fungi juga berbeda dari tumbuhan maupun hewan.

Struktur Tubuh Fungi

Struktur tubuh fungi memiliki beberapa komponen utama yang khas, yaitu:

  • Hifa - Merupakan struktur dasar penyusun tubuh fungi yang berbentuk seperti benang-benang halus. Hifa dapat bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
  • Miselium - Kumpulan hifa yang membentuk anyaman atau jalinan. Miselium berfungsi untuk menyerap nutrisi dari substrat.
  • Dinding sel - Tersusun dari kitin, berbeda dengan dinding sel tumbuhan yang tersusun dari selulosa. Dinding sel fungi bersifat kaku dan kuat.
  • Membran sel - Membungkus sitoplasma dan organel-organel sel fungi.
  • Inti sel - Berisi materi genetik fungi. Sel fungi bersifat eukariotik (memiliki membran inti).

Berdasarkan ada tidaknya sekat pada hifa, fungi dibedakan menjadi:

  • Fungi bersekat (septate) - Hifa memiliki sekat-sekat melintang yang membagi hifa menjadi ruang-ruang. Setiap ruang dapat berisi satu atau beberapa inti sel.
  • Fungi tidak bersekat (aseptate) - Hifa tidak memiliki sekat melintang sehingga sitoplasma dapat mengalir bebas di sepanjang hifa. Inti sel tersebar di dalam sitoplasma.

Struktur tubuh fungi yang khas ini memungkinkan mereka untuk menyerap nutrisi secara efektif dari lingkungan sekitarnya. Hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium memiliki luas permukaan yang besar untuk penyerapan nutrisi.

Cara Memperoleh Nutrisi

Fungi memiliki cara yang unik dalam memperoleh nutrisi. Berbeda dengan tumbuhan yang dapat membuat makanannya sendiri melalui fotosintesis, fungi bersifat heterotrof yaitu tidak dapat menghasilkan makanan sendiri. Berikut adalah beberapa cara fungi memperoleh nutrisi:

  • Saprofit - Fungi menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati untuk mendapatkan nutrisi. Contohnya jamur tiram yang tumbuh pada batang pohon yang telah mati.
  • Parasit - Fungi hidup dan mengambil nutrisi dari organisme hidup lain (inang). Contohnya jamur yang menyebabkan penyakit pada tanaman.
  • Simbiosis mutualisme - Fungi bersimbiosis dengan organisme lain dan saling menguntungkan. Contohnya mikoriza yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan.

Fungi mengeluarkan enzim-enzim pencernaan ke lingkungan sekitarnya untuk menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul sederhana. Setelah itu, molekul-molekul sederhana tersebut diserap oleh hifa fungi. Cara memperoleh nutrisi seperti ini disebut absorpsi.

Kemampuan fungi dalam menguraikan berbagai jenis substrat organik menjadikan mereka sangat penting dalam siklus materi di alam. Fungi berperan sebagai dekomposer yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup menjadi unsur-unsur yang dapat dimanfaatkan kembali oleh organisme lain.

Reproduksi Fungi

Fungi dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua sel atau inti yang berbeda, sedangkan reproduksi aseksual tidak melibatkan peleburan sel atau inti. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai cara reproduksi fungi:

Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual pada fungi dapat terjadi melalui beberapa cara:

  • Fragmentasi hifa - Potongan hifa yang terlepas dapat tumbuh menjadi individu baru jika kondisi lingkungan mendukung.
  • Pembentukan spora aseksual - Fungi menghasilkan spora aseksual seperti konidiospora atau sporangiospora. Spora ini akan berkecambah membentuk hifa baru jika jatuh di tempat yang sesuai.
  • Pembentukan tunas (budding) - Terjadi pada fungi uniseluler seperti khamir. Sel induk membentuk tonjolan kecil yang kemudian tumbuh dan memisahkan diri menjadi individu baru.

Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual pada fungi melibatkan peleburan dua inti yang berbeda. Tahapan reproduksi seksual fungi secara umum adalah:

  1. Plasmogami - Peleburan sitoplasma dari dua sel yang berbeda.
  2. Kariogami - Peleburan dua inti haploid membentuk zigot diploid.
  3. Meiosis - Pembelahan reduksi untuk menghasilkan spora seksual haploid.

Reproduksi seksual menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih besar dibandingkan reproduksi aseksual. Hal ini memungkinkan fungi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Kemampuan fungi untuk bereproduksi secara seksual dan aseksual memberikan keuntungan dalam penyebaran dan kelangsungan hidupnya. Reproduksi aseksual memungkinkan perbanyakan individu secara cepat, sementara reproduksi seksual menghasilkan variasi genetik.

Klasifikasi Fungi

Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya, fungi diklasifikasikan menjadi beberapa divisi utama:

1. Zygomycota

Ciri-ciri Zygomycota:

  • Hifa tidak bersekat (senositik)
  • Reproduksi seksual dengan zigospora
  • Reproduksi aseksual dengan sporangiospora
  • Contoh: Rhizopus stolonifer (jamur roti hitam)

2. Ascomycota

Ciri-ciri Ascomycota:

  • Hifa bersekat
  • Reproduksi seksual dengan askospora di dalam askus
  • Reproduksi aseksual dengan konidiospora
  • Contoh: Saccharomyces cerevisiae (ragi roti)

3. Basidiomycota

Ciri-ciri Basidiomycota:

  • Hifa bersekat
  • Reproduksi seksual dengan basidiospora di atas basidium
  • Memiliki tubuh buah yang tampak (mushroom)
  • Contoh: Agaricus bisporus (jamur kancing)

4. Deuteromycota

Ciri-ciri Deuteromycota:

  • Dikenal sebagai "fungi imperfecti"
  • Hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya
  • Reproduksi aseksual dengan konidiospora
  • Contoh: Penicillium (penghasil antibiotik penisilin)

Klasifikasi ini membantu para ilmuwan dalam mempelajari keanekaragaman fungi dan hubungan kekerabatan antar kelompok fungi. Setiap divisi memiliki karakteristik khas yang membedakannya dari divisi lain.

Peran Fungi dalam Kehidupan

Fungi memiliki berbagai peran penting dalam kehidupan dan ekosistem, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Berikut adalah beberapa peran utama fungi:

Peran Menguntungkan

  • Dekomposer - Fungi menguraikan sisa-sisa organisme mati, mengembalikan unsur hara ke dalam tanah.
  • Simbiosis dengan tumbuhan - Mikoriza membantu penyerapan air dan mineral oleh akar tumbuhan.
  • Bahan pangan - Beberapa jenis jamur dapat dikonsumsi, seperti jamur merang dan jamur kuping.
  • Industri makanan - Fungi digunakan dalam pembuatan roti, keju, yogurt, dan minuman beralkohol.
  • Industri farmasi - Beberapa fungi menghasilkan antibiotik seperti penisilin.

Peran Merugikan

  • Penyakit pada tumbuhan - Beberapa fungi menyebabkan penyakit pada tanaman budidaya.
  • Penyakit pada hewan dan manusia - Fungi dapat menyebabkan infeksi seperti kurap dan kandidiasis.
  • Perusak bahan pangan - Fungi dapat merusak bahan makanan yang disimpan.
  • Penghasil racun - Beberapa fungi menghasilkan mikotoksin yang berbahaya jika dikonsumsi.

Pemahaman tentang peran fungi ini penting dalam berbagai bidang seperti pertanian, kedokteran, dan industri pangan. Dengan mengetahui sifat-sifat fungi, manusia dapat memanfaatkan fungi yang menguntungkan dan mengendalikan fungi yang merugikan.

Adaptasi Fungi terhadap Lingkungan

Fungi memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai kondisi lingkungan. Beberapa bentuk adaptasi fungi terhadap lingkungan antara lain:

  • Toleransi terhadap pH - Beberapa fungi dapat hidup pada rentang pH yang luas, dari asam hingga basa.
  • Ketahanan terhadap suhu ekstrem - Ada fungi yang mampu bertahan pada suhu sangat rendah atau sangat tinggi.
  • Kemampuan hidup di lingkungan kering - Beberapa fungi menghasilkan spora yang tahan kekeringan.
  • Penyebaran yang efektif - Spora fungi yang ringan dapat menyebar jauh dengan bantuan angin atau air.
  • Simbiosis - Fungi dapat bersimbiosis dengan organisme lain untuk mendapatkan nutrisi dan perlindungan.

Kemampuan adaptasi ini memungkinkan fungi untuk menempati berbagai habitat di bumi, mulai dari gurun hingga lautan dalam. Fungi juga dapat ditemukan di lingkungan ekstrem seperti kawah gunung berapi dan dasar laut.

Perbedaan Fungi dengan Tumbuhan

Meskipun fungi pernah dikelompokkan bersama tumbuhan, namun sebenarnya fungi memiliki banyak perbedaan dengan tumbuhan. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara fungi dan tumbuhan:

Aspek Fungi Tumbuhan
Cara memperoleh nutrisi Heterotrof (menyerap nutrisi dari lingkungan) Autotrof (membuat makanan sendiri melalui fotosintesis)
Dinding sel Tersusun dari kitin Tersusun dari selulosa
Klorofil Tidak memiliki klorofil Memiliki klorofil
Struktur tubuh Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati Memiliki akar, batang, dan daun sejati
Cadangan makanan Glikogen Pati (amilum)

Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa fungi memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari tumbuhan. Oleh karena itu, fungi ditempatkan dalam kingdom tersendiri dalam klasifikasi makhluk hidup.

Kesimpulan

Kingdom fungi merupakan kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri unik dan berbeda dari kingdom lainnya. Struktur tubuh fungi yang terdiri dari hifa dan miselium, cara memperoleh nutrisi secara heterotrof, serta kemampuan bereproduksi secara seksual dan aseksual menjadi karakteristik khas fungi. Klasifikasi fungi menjadi beberapa divisi utama membantu kita memahami keanekaragaman dalam kingdom ini.

Fungi memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai dekomposer dan dalam kehidupan manusia di berbagai bidang seperti industri pangan dan farmasi. Namun, beberapa fungi juga dapat merugikan sebagai penyebab penyakit atau perusak bahan pangan. Pemahaman yang baik tentang ciri-ciri kingdom fungi sangat penting dalam memanfaatkan potensi fungi yang menguntungkan dan mengendalikan dampak negatifnya.

Dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa, fungi dapat ditemukan di berbagai habitat di bumi. Perbedaan signifikan antara fungi dan tumbuhan juga menunjukkan bahwa fungi memang layak ditempatkan dalam kingdom tersendiri. Mempelajari kingdom fungi membuka wawasan kita tentang keanekaragaman hayati dan kompleksitas kehidupan di bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya