Liputan6.com, Nairobi - Setidaknya 12 perempuan diculik dalam serangan terbaru ke wilayah pesisir Kenya, yang juga menyebabkan 15 orang meninggal. Kelompok Islamis Somalia, Al-Shabab menyatakan mereka yang melakukan serangan terhadap warga non-Muslim itu sebagai tindakan balas dendam atas kehadiran pasukan Kenya di Somalia dan atas pembunuhan warga muslim.
Namun, dalam pidatonya di televisi, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta membantah klaim Al-Shabab itu dan mengatakan bahwa ada jaringan politik lokal yang menjadi otak di balik penyerangan di 2 desa di dekat Kota Mpeketoni tersebut.
"Serangan ini adalah tindak kekerasan antarsuku yang direncanakan dengan baik dan bermotif politik," ujar Kenyatta seperti dikutip dari BBC, Rabu (18/6/2014).
Sebelumnya, 49 orang meninggal dalam serangan terpisah ke hotel-hotel dan kantor polisi di Mpeketoni pada Minggu 15 Juni lalu. Palang Merah Kenya mengatakan sedikitnya 50 orang dilaporkan hilang. (Baca juga Serangan di Kota Pantai di Kenya)
Saksi mata mengatakan, adu tembak terjadi selama beberapa jam. Api menghanguskan sejumlah bangunan. Mpeketoni berada dekat Pulau Lamu, destinasi wisata terkenal di negara di Benua Afrika itu yang memliliki arsitektur kuno yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
Kenya menghadapi sejumlah serangan militan sejak 2011, ketika angkatan bersenjatanya ikut masuk ke negara tetangga Somalia. Kenya mengirimkan pasukannya ke Somalia guna membantu pemerintah Somalia yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa menumpas para milisi Al Shabab.
Tak kurang dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang mengutuk keras serangan itu. Dia juga menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban yang tewas dan berdoa bagi kesembuhan para korban yang cedera.
"Sekretaris Jenderal kembali menyampaikan solidaritas PBB buat rakyat dan Pemerintah Kenya dalam perjuangan mereka melawan aksi teror," kata pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB oleh juru bicara Ban. (Ein)
12 Perempuan Diculik dalam Serangan Terbaru di Kenya
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta membantah klaim Al-Shabab. Serangan brutal tak ada kaitan dengan konflik agama, melainkan bermotif politik.
diperbarui 18 Jun 2014, 07:58 WIBDiterbitkan 18 Jun 2014, 07:58 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Arti Behind: Penjelasan Lengkap dan Penggunaannya
Pilgub Sumut 2024 Jadi Perhatian Khusus PDIP, Yasonna Laoly Beberkan Alasannya
Mulai Tahun 2025, Guru Lolos PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
Cegah 'Money Politics', Relawan Bobby Nasution-Surya Patroli ke Semua TPS
Ajang Pilkada 2024, Disebut Jadi Ajang untuk Mendekati Kekuasaan
Gakkumdu Kabupaten Serang OTT Uang Serangan Fajar Timses Calon Bupati dan Gubernur di Banten
Sosok Ini Jadi Investor Terbesar Proyek Kripto Donald Trump
Liga Champions: Vinicius Cedera, Mbappe Jadi Andalan Real Madrid Lawan Liverpool
Literasi dan Inklusi Keuangan di RI Masih Jomplang, Ini Strategi OJK
Fedi Nuril Sebut Naskah Film 1 Imam 2 Makmum Lebih Horor dari Drama Poligami, Kok Bisa?
7 Potret Prewedding Zumi Zola dan Putri Zulhas, Sama-Sama Siap Menikah Lagi
Profil 2 Paslon Bupati dan Wakil Bupati Garut dalam Pilkada 2024