Pertarungan Final Jokowi Vs Prabowo Disorot Dunia

Media internasional memberitakan Pilpres 2014. Straits Times memuat artikel, "Masa depan Indonesia ada di tangan pemilih". Di tangan Anda...

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 09 Jul 2014, 09:51 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2014, 09:51 WIB
Pilpres 2014 mendunia
Pilpres 2014 diberitakan media internasional (BBC)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Presiden 2014 tak hanya hajatan demokrasi bagi rakyat Indonesia. Persaingan ketat antara dua pasangan, Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta di hari pencoblosan, Rabu 9 Juli 2014 juga menjadi sorotan dunia. Ramai diberitakan media internasional.

Situs media Inggris BBC hari ini menampilkan berita berjudul, "Indonesians vote in tight presidential race".

"Sekitar 190 juta orang yang terdaftar sebagai pemilih mulai memberikan suara untuk presiden baru Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," demikian dimuat BBC, Rabu (9/7/2014). "Mereka memilih di antara dua, Joko Widodo, gubernur Jakarta. Atau Prabowo Subianto, mantan jenderal militer. Persaingan diperkirakan akan berlangsung ketat."

Sementara, situs Majalah TIME memuat artikel berjudul, "The World’s Most Populous Muslim Nation Is About to Decide Its Political Future" -- 'Negara dengan Penduduk Muslim Terbesar di Dunia akan Menentukan Masa Depan Politiknya'.

Media AS itu mengabarkan tentang polarisasi 2 kandidat, yang memiliki filosofi politik kontras, berbeda satu sama lain. Dan, "Hasilnya akan mempengaruhi masa depan demokrasi di Indonesia yang susah payah didapatkan."



Media negeri tetangga, Singapura, tak ketinggalan menyoroti ketatnya persaingan antara dua kandidat. Situs Straits Times memuat artikel berjudul, "Indonesia's future in voters' hands".

"Siapapun yang terpilih menjadi presiden hari ini akan menghadapi tugas mahaberat. Memanfaatkan energi negara yang riuh dan tersebar luas untuk mencapai tujuan bersama."

Pun dengan Al Jazeera yang memuat artikel "Voters face stark choice in Indonesia polls".



Situs ABC Australia tak lupa mengabarkan pesta demokrasi yang digelar di salah satu negara tetangga terdekatnya. Dengan judul, "Indonesian elections 2014: Millions to head to polls to choose between Joko 'Jokowi' Widodo and Prabowo Subianto", artikel media tersebut mengabarkan tentang TPS-TPS yang mulai dibuka di Indonesia dalam pemilihan presiden secara langsung ketiga yang digelar di Nusantara.

Situs Perth Now yang memuat artikel, "Indonesia votes for new president" menyoroti latar belakang dua kandidat presiden: Jokowi dan Prabowo.

"Seorang mantan eksportir mebel dari latar belakang yang sederhana, Widodo (Jokowi) adalah calon presiden serius pertama tanpa kaitan dengan masa lalu yang otoriter, yang dipandang bisa menghadirkan kepemimpinan gaya baru dan mengkonsolidasikan demokrasi," demikian dimuat Perth Now.

Sementara, Prabowo, mantan menantu Soeharto, didamba pemilih yang merindukan pemimpin yang kuat. "Tapi kritikus khawatir ia mungkin membawa Indonesia kembali ke pemerintahan otoriter."

Situs media terkemuka Amerika Serikat, CNN hari ini memuat artikel panjang berjudul, "Indonesia's close presidential race down to voting day" lengkap dengan grafis.

"Para pemilih mencari kepemimpinan yang tak mereka dapatkan di bawah presiden saat ini (SBY)," demikian ujar Douglas Ramage, analis Bower's Asia Group, seperti dimuat CNN.



Pertarungan final Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta juga dimuat dalam situs Bloomberg dengan judul "Indonesians Vote in Old Versus New Guard Presidential Ballot", oleh situs Financial Today dengan judul "Indonesia votes in poll cliffhanger", dan situs Nasdaq dengan judul, "Polls Open in Indonesia Presidential Race".

Sedangkan The Washington Post hari ini memuat artikel, "Indonesia divided in close presidential race". Media AS tersebut mengutip pernyataan Imam Arifin, pendukung Jokowi sekaligus pernah jadi teman sekelas Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

"Tidak seperti pemilihan presiden sebelumnya, kali ini saya sangat bersemangat untuk berpartisipasi karena Indonesia membutuhkan perubahan," kata dia seperti dimuat Washington Post. "Saya yakin, kandidat tanpa rekam jejak yang gelap di masa lalu akan membawa perubahan yang lebih baik." (Tnt)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya