AS Habisi Pemimpin Kelompok Pecahan Al Qaeda?

Serangan gabungan Amerika Serikat dan sekutunya ke sejumlah basis ISIS di Suriah juga menyasar target lain: Khorasan.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 25 Sep 2014, 09:20 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2014, 09:20 WIB
Muhsin al Fadhli, pemimpin Khorasan
Muhsin al Fadhli, pemimpin Khorasan (News.com.au)

Liputan6.com, Washington DC- Serangan gabungan Amerika Serikat dan sekutunya ke sejumlah basis ISIS di Suriah juga menyasar target lain: Khorasan, pecahan Al Qaeda yang diyakini merencanakan serangan ke sejumlah pesawa sipil  AS dan Eropa. Dikabarkan, pemimpin kelompok itu tewas akibat gempuran.

Pemimpin Khorasan, Muhsin al-Fadhl -- atau disebut juga Muhsin al Fadhli -- yang dianggap sebagai 'teroris paling diburu' dilaporkan tewas akibat serangan.

"Kami yakin ia telah tewas," kata salah satu pejabat AS kepada Reuters. Namun, penasihat keamanan nasional Negeri Paman Sam, Susan Rice kepada NBC News mengaku bisa mengonfirmasi laporan tewasnya pria 33 tahun itu.

"Saat ini kami belum bisa mengonfirmasi," kata Rice."Namun kami melihat laporan di media sosial terkait itu. Kami akan terus mencari tanda-tanda kebenarannya." Pentagon lewat juru bicaranya Kolonel Steve Warren mengaku masih menginvestigasi informasi tersebut.

New York Times mengabarkan,  Muhsin al-Fadhl masuk jadi anggota Al Qaeda sejak remaja. Ia diduga orang kepercayaan Osama Bin Laden, sekaligus satu dari segelintir orang yang tahu persis soal serangan 9/11.

Ia juga diketahui pernah mengorganisir serangan bunuh diri di sebuah kapal tanker minyak di Laut Merah, bersekongkol untuk menyerang sebuah hotel yang sering dikunjungi para pejabat AS di Yaman, dan merencanakan untuk menyerang sebuah pangkalan AS di Kuwait.

Kelompok hak asasi manusia pro-oposisi Suriah, Syrian Observatory for Human Rights sebelumnya mengatakan, serangan terhadap militan Al Qaeda di Provinsi Aleppo telah menewaskan setidaknya 50 milisi dan 8 warga sipil.

Khorasan, yang terkait Al Qaeda diyakini merencanakan serangan yang akan dilakukan 'dalam waktu dekat' menggunakan perangkat peledak yang tak bisa dideteksi di bandara -- dalam bentuk bom pasta gigi atau pakaian. Sasarannya adalah penerbangan di atau ke Eropa dan Amerika Serikat.

Senator dari Partai Demokrat asal Michigan, Carl Levin mendeskripsikan ancaman kelompok Khorasan. Ia menyebut, kelompok itu memiliki kemampuan mengumpulkan bahan peledak dan sedang dalam titik kritis dalam pengembangannya.

Meski namanya baru terdengar, Khorasan beranggotakan militan Al Qaeda dari Afghanistan dan Pakistan yang menuju Suriah untuk bergabung dengan kelompok yang berafiliasi dengan organisasi itu di sana, Front Al Nusra. Meski demikian,
Levin mengaku belum mengetahui kebenaran bahwa serangan AS telah merenggut nyawa salah satu pemimpin Khorasan.

Front Al Nusra dikabarkan mengevakuasi markas dan posisinya di Provinsi Idlib, sehari setelah serangan AS dilakukan. Pun dengan kelompok yang berafiliasi dengannya, Ahrar al-Sham.

Dalam Twitternya, Al Nusra mengaku telah mengevakuasi mayoritas basisnya ke dekat pemukiman. "Ribuan pejuang dari Al Nusra dan Ahrar al-Sham telah mengevakuasi basisnya di Idlib," demikian dimuat News.com.au, Kamis (25/9/2014). Makin terbukti, sasaran AS tak hanya ISIS. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya