Liputan6.com, Washington DC- Amerika Serikat mungkin adalah negara yang 'digdaya' di bidang militer, juga ekonomi. Namun, tidak dalam hal mengirimkan para diplomat topnya ke seluruh dunia.
Untuk kali keempatnya tahun ini -- yang kedua dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, Menteri Luar Negeri AS John Kerry terpaksa pulang ke Washington naik pesawat komersial. Gara-garanya, pesawat dinasnya yang sudah tua, Boeing 757, yang dalam istilah militer dikenal sebagai C-32, dikandangkan akibat masalah mekanis di Wina, Australia.
Pak Menlu tentu saja tak nyaman dengan situasi itu. Namun, saat kembali ke AS usai mengikuti pembicaraan tentang nuklir dengan para petinggi Eropa dan Iran, mencoba mengesankan, itu bukan soal serius. "Jika masalah terburuk yang terjadi hanya mengakibatkan kau harus terbang dengan pesawat komersial, itu berarti kau sangat beruntung."
Tapi, insiden itu mungkin membuat John Kerry malu. Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif bahkan tertawa geli saat mendengar pesawat Menlu AS 'mogok'. "Ternyata bukan pesawat kami saja (yang bermasalah)," kata dia.
Teheran belum memperbarui armada pesawat Boeing-nya, sejak tahun 1979, akibat sanksi berat AS.
Apapun, insiden itu bukan perkara sepele. Bukan hanya soal gengsi, Menlu Kerry saat ini sedang sibuk-sibuknya, di tengah krisis yang melanda dunia seperti Ebola, operasi militer lawan ISIS, krisis Ukraina, hubungan Israel-Palestina, juga urusan nuklir Iran.
Tanpa akses ke jaringan telepon yang aman dan data rahasia yang ada dalam pesawat dinasnya, Kerry secara efektif 'terasing' selama 9 jam penerbangan dari Wina ke Washington DC. Para pembantunya mengatakan, Pak Menlu harus membatalkan atau menjadwalkan kembali sejumlah komunikasi telepon dengan para pemimpin dunia, juga dengan tim keamanan nasional pemerintahan Barack Obama.
"Di masa kini, kami melakukan diplomasi tingkat tinggi melalui telepon dan jaringan komunikasi yang aman," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki. "Hal itu tak mungkin dilakukan saat menlu terbang dalam pesawat komersial."
Tak hanya hitungan jam, jadwal Kerry diatur per menitnya. Ia juga teramat sering bepergian ke seluruh penjuru Bumi.
Sebelum agenda terakhirnya itu, dalam setahun, Menlu Kerry telah terbang menempuh jarak 910 ribu kilometer. Menurut data Deplu AS, waktu yang ia habiskan dalam pesawat adalah 1.220 jam atau lebih dari 50 hari.
Gangguan pada pesawat para petinggi AS, yang berasal dari era 1990-an, bukan yang pertama terjadi. Sudah lama jadi keluhan para Menlu AS. Beberapa melontarkan guyon, betapa irinya mereka dengan kolega yang punya kapal terbang yang lebih baru, efisien, juga mewah.
Sebelumnya, saat Hillary Rodham Clinton menjabat Menlu, ia juga menghadapi sejumlah insiden saat bepergian. Salah satunya roda pesawat meledak saat mendarat di Uni Emirat Arab -- membuatnya terpaksa bermalam di Dubai. Namun mantan ibu negara itu tak pernah menumpang pesawat komersial.
Belakangan masalah makin sering dan kian serius. Insiden terakhir Kamis kemarin adalah yang keempat menimpa Kerry. Awak pesawat menemukan tangki bahan bakar tambahan bocor. Asap dilaporkan memenuhi kabin, sementara seorang teknisi yang berusaha menghentikan kebocoran mengeluh sakit gara-gara itu.
Dua insiden lain terjadi di Swiss Januari lalu, dan di Inggris pada bulan Maret -- yang hanya berakibat pada penundaan tak serius. Namun pada Bulan Agustus, masalah elektronik memaksa Kerry kembali ke Washington dari Hawaii menggunakan pesawat biasa.
Senin depan, 20 Oktober, Menlu Amerika Serikat John Kerry dikabarkan akan menghadiri pelantikan Jokowi-JK. Naik apa ya? (Tnt)
Berusia Tua, Pesawat Dinas Menlu AS John Kerry 'Mogok'
Untuk kali keempatnya tahun ini, yang kedua dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, gangguan menimpa pesawat Menlu Amerika Serikat John Kerry.
Diperbarui 17 Okt 2014, 13:25 WIBDiterbitkan 17 Okt 2014, 13:25 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Energi & TambangJakarta Gelap Satu Jam Hari Ini: Aksi Hemat Energi untuk Bumi
Berita Terbaru
Film The Accountant 2 Tayang, Berikut Sinopsis dan Daftar Pemainnya
Amalan-Amalan Berpahala Setara Haji dan Umrah, Nomor 3 Khusus Wanita Muslimah
Alasan Mengapa Cirebon Bergaya Jawa, Sementara Brebes Masih Sunda
Waketum Golkar Ajak Publik Tak Habiskan Energi Bahas Usul Pergantian Wapres dan Isu Ijazah Palsu
Makanan Ultra Proses Ternyata Memengaruhi Kesehatan Mental
4 Tips Memilih Gamis 2025 yang Nyaman Dipakai Sehari-hari, Yuk Simak!
Bertambah, Ada 31 Mantan Karyawan Perusahaan di Pekanbaru Ijazahnya Ditahan
Tim Voli Milik Presiden SBY Pertama Lolos Grand Final, Jakarta LavAni Belum Punya Lawan
Danjen Kopassus: Ormas Ganggu Keamanan Harus Ditindak
Aul, Makhluk Mitologi Serigala dari Lereng Gunung Slamet
Jawa Barat Raih Peringkat 2 LPPD, Erwan Setiawan Tekankan Pentingnya Pemekaran
Link Live Streaming Final Copa del Rey Barcelona vs Real Madrid, Sebentar Lagi Kick-off