29-11-1863: Sejarah Terbentuknya Palang Merah Internasional

Saat itu, 18 negara bertemu di Jenewa dan setuju membentuk apa yang mereka sebut International Red Cross.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Okt 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2014, 06:00 WIB
Jean Henri Dunant dan lambang Palang Merah Internasional. (Wikipedia)
Jean Henri Dunant dan lambang Palang Merah Internasional. (Wikipedia)

Liputan6.com, Jenewa - Sejarah di Today in History mencatat 29 Oktober 151 tahun yang lalu atau pada 1863, sebagai tanggal terbentuknya Palang Merah Internasional. Saat itu, 18 negara bertemu di Jenewa dan setuju membentuk apa kini dikenal sebagai International Red Cross.

Berawal saat pasukan Austria dan Prancis bertempur sengit. Berujung pada sekitar 40.000 prajurit bergeletakan tewas atau dalam kondisi terluka.

Henry Dunant, seorang warga Swiss yang kebetulan melewati daerah itu untuk suatu urusan bisnis, merasa ngeri menyaksikan pemandangan tersebut. Prajurit menderita tanpa pelayanan medis.

Lalu ia mengajak penduduk setempat merawat mereka, dan menekankan bahwa prajurit dari kedua belah pihak harus diberi perawatan yang setara. Tak mengenal kawan atau lawan.

Sekembalinya ke Swiss, Dunant pun menerbitkan sebuah buku berjudul A Memory of Solferino (Kenangan dari Solferino), yang berisi dua usulan:

Pertama, agar pada masa damai didirikan perhimpunan-perhimpunan bantuan kemanusiaan yang memiliki juru rawat yang siap untuk merawat korban luka pada waktu terjadi perang

Kedua, agar para relawan yang akan bertugas membantu dinas medis angkatan bersenjata, diberi pengakuan dan perlindungan melalui sebuah perjanjian internasional.

Pada 9 Februari tahun 1863, sebuah perkumpulan amal bernama Perhimpunan Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat membentuk sebuah komisi beranggotakan lima orang atau "Committee of the Five" untuk mewujudkan gagasan Dunant itu.

Beranggotakan Gustave Moynier, Guillaume-Henri Dufour, Louis Appia, Theodore Maunoir, dan Dunant, komisi tersebut kemudian mendirikan Komite Internasional Pertolongan Korban Luka, yang kemudian menjadi Komite Internasional Palang Merah atau ICRC.

Sejak saat itu, mereka terus mengembangkan gagasan Henry Dunant.

Atas undangan mereka, 18 negara dan empat lembaga filantropis menghadiri Konferensi Internasional di Jenewa pada tanggal 26-29 Oktober 1863. bertujuan untuk mengembangkan langkah-langkah yang memungkinkan untuk meningkatkan pelayanan medis di medan perang.

Konferensi ini dihadiri oleh 36 orang: 18 delegasi resmi dari pemerintah nasional, 6 delegasi dari organisasi non-pemerintah lainnya, 7 delegasi asing non-resmi, dan 5 anggota Komite Internasional.

Beberapa delegasi resmi di antaranya dari Baden, Bavaria, Prancis, Inggris, Hanover, Hesse, Italia, Belanda, Austria, Prusia, Rusia, Saxony, Swedia, dan Spanyol.

Di akhir pertemuan tersebut, pada 29 Oktober 1863, tercatat beberapa poin berikut:

- Memantau kepatuhan para pihak yang bertikai kepada Konvensi Jenewa;

- Mengorganisir perawatan terhadap korban luka di medan perang;

- Mengawasi perlakuan terhadap tawanan perang (Prisoners of War – POW) dan melakukan intervensi yang bersifat konfidensial dengan pihak berwenang yang melakukan penahanan;

- Membantu pencarian orang hilang dalam konflik bersenjata (layanan pencarian);

- Mengorganisir perlindungan dan perawatan penduduk sipil; 

- Bertindak sebagai perantara netral antara para pihak yang berperang;

(Dokumen asli konferensi Jenewa)

Pada tanggal yang sama tahun 1998 di Today in History, terjadi kebakaran besar di diskotek ternama Swedia The Gothenburg. 63 Orang meninggal dan 200 lainnya terluka. Lalu pada 29 Oktober 2005, terjadi aksi pemboman di India yang menewaskan 60 orang. (Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya