Sierra Leone Larang Perayaan Natal dan Tahun Baru

Hal ini diambil karena Sierra Leone merupakan salah satu negara yang warganya paling banyak terjangkit wabah ebola.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 15 Des 2014, 16:45 WIB
Diterbitkan 15 Des 2014, 16:45 WIB
Sierra Leone Larang Perayaan Natal dan Tahun Baru
Foto: breitbart

Liputan6.com, Freetown - Keputusan mengejutkan diambil Pemerintah Sierra Leone. Negara di Benua Afrika ini memutuskan untuk melarang perayaan natal dan tahun baru.

Hal ini diambil karena Sierra Leone merupakan salah satu negara yang warganya paling banyak terjangkit wabah ebola. Tidak main-main, pemerintah bahkan berencana  menempatkan militer di jalanan agar warganya mematuhi peraturan ini.

"Kami harus menghentikan seluruh perayaan (natal dan tahun baru) yang sudah menjadi tradisi ini. Tradisi itu bisa dilanjutkan di lain waktu," sebut Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma, seperti dikutip dari Breitbart, Senin (15/12/2014).

Keputusan Presiden Koroma ternyata mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak. Salah satunya adalah dari Tim SAR Sierra Leone.

"Kami harus memastikan setiap warga harus ada di rumahnya masing-masing untuk merefleksikan masalah Ebola," sebut Kepala Tim SAR Sierra Leone, Palo Conteh.

Ebola menjadi masalah besar di Sierra Leone dan beberapa negara Afrika Barat. Bahkan di Sierra Leone saja dalam tiga pekan terkahir telah ditemukan kurang lebih 1.300 kasus baru Ebola.

Lebih menyedihkan lagi, semejak kasus tersebut muncul pada Maret awal tahun ini, jumlah warga dunia yang tewas sangat lah banyak. Data terakhir menyebut ada 8.000 orang di seluruh dunia yang tewas akibat ebola. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya