Usai Liburan di Hawaii, Kejutan Menanti Obama di Kongres

Kondisi politik di Washington DC, telah berubah sejak Presiden Barack Obama berlibur ke Hawaii.

oleh Anri Syaiful diperbarui 05 Jan 2015, 08:30 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2015, 08:30 WIB
Barack Obama
Barack Obama dan keluarga pulang liburan dari Hawaii. (Reuters)

Liputan6.com, Washington DC - Setelah menghabiskan liburan akhir tahun bersama keluarga, Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba kembali di Washington DC, Minggu 4 Januari 2015 waktu setempat. Obama pun kembali akan menghadapi rutinitas di Gedung Putih.

Namun kondisi politik di Washington telah berubah sejak Obama berlibur ke Hawaii. Partai Republik yang memenangkan pemilu sela pada November lalu kini menguasai kedua majelis di Kongres.

"Banyak anggota Kongres yang sudah tidak sabar ingin mengkritisi inisiatif-inisiatif Presiden Obama, khususnya Undang-Undang Layanan Kesehatan atau the Affordable Care Act yang juga dikenal sebagai 'Obamacare', yang mengharuskan seluruh warga Amerika untuk memiliki asuransi layanan kesehatan," ucap seorang analis kepada VOA News yang dikutip Liputan6.com, Senin (5/1/2015).

Sejauh ini banyak anggota Kongres yang juga ingin membahas kebijakan imigrasi baru Obama. Terutama kebijakan memberi kesempatan kepada imigran yang tidak memiliki dokumen resmi dan tinggal di Amerika secara ilegal untuk memiliki izin tinggal resmi, bahkan menjadi warga negara.

Ketika para anggota Kongres kembali ke Washington pekan ini pasca-liburan Natal dan Tahun Baru, Presiden Obama akan menggelar kunjungan selama 3 hari ke beberapa kota untuk menjelaskan kebijakan-kebijakannya, yang menurut Partai Demokrat justru telah memberi sumbangan pada pemulihan ekonomi Amerika.

Tema ini tampaknya akan menjadi elemen penting dalam Pidato Kenegaraan tahunan pada 20 Januari mendatang.

Beberapa pengamat mengatakan Presiden Obama bersemangat menjelaskan beberapa kebijakan akhir tahunnya terkait imigrasi dan hubungan dengan Kuba. "Obama telah menegaskan bahwa ia akan menggunakan hak veto untuk memblokir serangan Partai Republik terhadap dua tahun terakhir masa kepresidenannya," ujar seorang pengamat.

Pengamat lainnya menyebut, di bidang internasional, Presiden Obama menghadapi aksi peretasan terhadap Sony Pictures Entertainment yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana Amerika menilai Korea Utara yang bersalah melakukannya.

Presiden Barack Obama pun telah mengeluarkan perintah eksekutif yang memperluas sanksi-sanksi terhadap Korea Utara. Namun pemerintah Pyongyang membantah terlibat dalam serangan internet itu. (Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya