Respons Kemlu Terkait Travel Advisory Australia dan AS

Menurut Juru Bicara Kemlu Arrmantha Nasir, pemberian travel advisory sudah mereka ketahui. Menlu Retno Marsudi juga telah bertindak.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Jan 2015, 15:33 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2015, 15:33 WIB
Gaya Tegas Menlu Retno Marsudi Paparkan Program Kerja
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk kali pertama kalinya menggelar jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (29/10/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) merespons pemberian travel advisory oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan salah satu sekutunya Australia kepada warga yang akan berkunjung dan berada di Indonesia.

Menurut Juru Bicara Kemlu Arrmantha Nasir, pemberian travel advisory sudah mereka ketahui. Menlu Retno Marsudi juga segera mengambil tindakan.

"Menlu langsung lakukan koordinasi dengan Kapolri dan Kepala BIN terkait hal itu. Dan, tidak ada indikasi atau ancaman spesifik dan keadaan aman," sebut Arrmanatha dalam press briefing di Kantor Kemlu, Jakarta, Rabu (7/1/2015).

"Kepentingan perwakilan asing akan terus dilakukan dan kewaspadaan akan terus ditingkatkan," sambung dia.

Arrmanatha menambahkan, pemberlakuan travel advisory tidak perlu terlalu dipusingkan. Hal tersebut karena travel advisor masih berupa imbauan.

Indonesia pun, sebut Arrmantha, pernah memberikan travel advisory kepada WNI yang ingin ke Australia. Imbauan ini keluar tak lama setelah terjadi aksi teror terjadi di sebuah kafe di Kota Sydney akhir tahun lalu.

Beberapa hari lalu, Kedutaan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan travel advisory terkait potensi ancaman terhadap hotel-hotel dan bank-bank di Surabaya, Jawa Timur. Pemberian travel advisory ini segera diikuti oleh Otoritas Australia.

Pemberian travel advisory didasari adanya laporan intelijen yang menyebut teroris mungkin sedang merencanakan serangan di wilayah Nusantara. Ancaman ini ditakutkan kedua negara sewaktu-waktu bisa saja terjadi. (Tnt/Sss)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya