Liputan6.com, Washington DC - Tindakan sadis kelompok militan yang mengatasnamakan diri sebagai ISIS atau Negara Islam (IS), memenggal 21 sandera pemeluk Kristen Koptik asal Mesir di Libya, menuai kutukan.
Gedung Putih menyebut eksekusi penggal tersebut sebagai "pembunuhan keji dan tindakan pengecut".
"Pembunuhan sadis orang-orang tak berdosa yang terjadi belakangan, juga tindakan kejam yang dilakukan teroris yang berafiliasi ke ISIS, termasuk terhadap puluhan tentara Mesir di Sinai, justru akan membuat masyarakat internasional bersatu melawan ISIS," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest seperti dikutip dari Reuters, Senin (16/2/2015).
"Tindakan keji itu, sekali lagi, menggarisbawahi adanya kebutuhan mendesak akan sebuah resolusi politik terkait konflik di Libya. Kelanjutan dari konflik hanya akan menguntungkan kelompok teroris, termasuk ISIS."
Organisasi sayap ISIS di Libya merilis video yang menampilkan aksi sadis, pemenggalan massal terhadap 21 orang. Para korban adalah pemeluk Kristen Koptik asal Mesir yang diculik para militan ISIS di Libya pada Desember 2014 dan Januari 2015.
Mereka diculik dari kota pantai Sirte, di Libya timur, yang sekarang sudah dikuasai kelompok militan.
Seperti dilansir BBC, Senin (16/2/2015), dalam rekaman video terlihat para militan berbaju hitam berdiri di belakang masing-masing korban, yang semuanya berpakaian oranye, dengan tangan terikat di belakang.
Video berdurasi 5 menit yang dirilis organisasi sayap ISIS, al-Hayat Media, juga menampilkan seorang militan, berucap dengan Bahasa Inggris. " Di laut di mana kalian menyembunyikan jasad Sheikh Osama bin Laden, kami bersumpah akan mencampurkan darah kalian di sana," kata dia.
Media setempat melaporkan, parlemen Libya mengonfirmasi kematian 21 sandera dari Mesir setelah melihat foto yang dirilis media berbahasa Inggris milik ISIS, Dabiq.
Sementara, Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi sudah mendesak agar diadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas situasi dan menyatakan hari berkabung nasional selama 7 hari.
"Mesir dan seluruh dunia sedang berada dalam pertempuran besar melawan kelompok ekstremis yang menyebarkan ideologi ekstrem," kata Presiden Sisi.
Lembaga pendidikan agama Mesir, Al Azhar juga mengutuk pemenggalan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan barbar.
Sementara, pihak Gereja Koptik di Mesir mengaku yakin, Mesir akan melakukan aksi pembalasan terhadap ISIS. Para sandera yang jadi korban dianggap 'martir'.
Libya, tempat pemenggalan 21 warga Kristen Koptik Mesir, dalam kondisi kacau sejak 2011, pasca-tergulingnya rezim Muammar Khadafi. Sejak saat itu sejumlah kelompok milisi berebut kendali. (Ein/Tnt)
Gedung Putih Kutuk Pemenggalan Massal 21 Sandera oleh ISIS
ISIS memenggal 21 sandera pemeluk Kristen Koptik asal Mesir di Libya. Aksi barbar tersebut menuai kutukan.
Diperbarui 16 Feb 2015, 10:27 WIBDiterbitkan 16 Feb 2015, 10:27 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tanggal 26 April Memperingati Hari Apa? Peringatan Hari Siaga Bencana hingga Kekayaan Intelektual
Kenali Tanda-tanda Burnout dan Cara Mengatasinya
Hadapi Tantangan Global, BI Tegaskan Pentingnya Penguatan Peran Organisasi Internasional
Bocoran Makeup Para Finalis Puteri Indonesia 2025 di Malam Puncak, Dipulas Riasan Lokal
OPPO A77s Harga Second April 2025: Fitur-Fitur Ini Sangat Layak Dipertimbangkan
Muhammadiyah Tak Permasalahkan Qunut, UAH Buka-bukaan yang Sebenarnya Terjadi
Pakistan Desak Investigasi Internasional atas Pembunuhan 26 Turis di Kashmir
Prediksi Persib Bandung vs PSS Sleman di BRI Liga 1: Tanpa Cleberson, Super Elja Menanti Keajaiban
Chery Targetkan Bisa Jual 1 Juta Unit di Global dalam 2 Tahun, Punya Modal Apa?
Berkaca dari Film JUMBO, Psikolog Ulas Soal Adverse Childhood Experiences
China Bakal Bebaskan Sejumlah Barang Impor AS dari Tarif 125%
8 Model Tanaman Hias yang Cocok untuk Rumah Minimalis, Bikin Hunian Cantik dan Asri