Duta PBB Asal RI Desak Israel Selidiki Tewasnya 1.500 Warga Gaza

Makarim Wibisono selaku duta dan pelapor khusus PBB meminta Israel untuk melakukan penyelidikan atas pembunuhan lebih dari 1.500 warga Gaza.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 04 Mar 2015, 17:23 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2015, 17:23 WIB
Makarim Wibisono
Makarim Wibisono (Reuters)

Liputan6.com, New York - Duta atau utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa asal Republik Indonesia (RI) Makarim Wibisono mengeluarkan laporan pertamanya ke Dewan HAM PBB sejak bertugas sebagai pelapor khusus untuk wilayah Palestina sejak Juni 2014 lalu.

Dalam laporannya itu, Wibisono yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar RI untuk PBB mendesak Pemerintah Israel untuk menyelidiki pembunuhan terhadap lebih dari 1.500 warga Palestina pada perang Gaza 2014 silam.

Ketika itu, Israel memutuskan melancarkan serangan udara 'Protective Edge' ke Gaza sebagai langkah yang mereka klaim sebagai aksi balasan atas lontaran roket dari Hamas, faksi Palestina. Pertempuran antara kedua kubu pun tak terelakan.

Sekitar 2.256 warga Palestina tewas akibat serangan Israel dalam kurun waktu Juli-Agustus 2014 lalu. Sebanyak 1.563 di antaranya adalah warga sipil, termasuk 538 anak-anak.

Sementara dari pihak Israel, ada 66 tentara yang tewas dan 5 warga sipil negeri zionis yang tewas.

"Perbedaan jumlah korban yang mencolok antara kedua belah pihak mencerminkan adanya kekuatan, kekuasaan dan anggaran negara yang timpang," ujar Wibisono kepada forum Badan HAM di PBB, seperti dimuat Reuters, Rabu (4/3/2015).

"Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Israel berpegang pada prinsip hukum internasional, memikirkan perbedaan, dan proporsionalitas serta upaya pencegahan," imbuh dia.

Laporan itu disampaikan Wibisono setelah dirinya mewawancarai sejumlah pengungsi Gaza di Amman, Yordania dan Kairo, Mesir. Israel disebutkan tak mengizinkan warga negara Indonesia (WNI) itu menyambangi Gaza untuk investigasi.

"Sebagian besar korban bukan hanya mereka yang sedang berlalu lalang di jalan, yang jelas mengetahui serangan. Sebagian besar korban adalah mereka yang sedang berada di dalam rumah. Rumahnya dirudal pada malam hari," tandas Wibisono.

Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menilai beberapa pihak di forum terlalu bernafsu untuk menuding Israel melanggar. Dia mengatakan pihaknya akan membela Israel terkait hal ini. (Riz/Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya