Meski Bergejolak, Yaman Tetap Diundang ke KAA Jakarta-Bandung

Presiden Yaman kemungkinan besar absen. Ketidakhadiran tersebut diyakini karena kondisi Yaman yang masih tak kondusif.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Apr 2015, 01:11 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2015, 01:11 WIB
Jubir kemlu
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah situasi yang terus bergejolak di negaranya, pertanyaan mengenai kehadiran Yaman pada peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika Jakarta, Bandung terus bergulir. Hal ini sangat penting karena Yaman merupakan bagian dari Asia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan Yaman termasuk dalam 109 negara yang diundang Indonesia.

"Undangan sudah disampaikan, sudah kami kirim," kata Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir di kantornya, Jumat (10/4/2015).

Meski sudah mengirim undangan, Kemlu belum menerima kepastian kehadiran negara ini. Kemlu pun terus menunggu konfirmasi dari Yaman. "Kita belum dapat konfirmasi kehadiran mereka di KAA," sambung dia.

Arrmanatha menyatakan, walau belum menerima konfirmasi, Presiden Yaman kemungkinan besar absen. Ketidakhadiran tersebut diyakini karena kondisi Yaman yang masih tak kondusif.

"Mereka tidak akan mengirimkan tingkat kepala negara karena situasi seperti ini. Kita belum tahu siapa yang akan mewakili mereka untuk pertemuan KAA," jelas dia.

Yaman bergejolak setelah Milisi Houthi, yang berjuang untuk mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004. Aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014.

Puncaknya pada September 2014, ketika mereka menguasai Ibukota Sanaa, menyandera staf kepresidenan dan menembaki kediaman Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi. Kondisi ini kemudian membuat Arab Saudi dan sekutunya turun tangan. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya