Liputan6.com, Bandung - Rangkaian acara Konferensi Asia-Afrika (KAA) ke-60 akan segera berakhir. Puncak dari acara itu digelar di Bandung, Jawa Barat.
Di Kota Kembang itu, para pemimpin dunia rencananya akan melakukan napak tilas KAA dengan menggelar historical walk dari Hotel Savoy Homan ke Gedung Merdeka.
Menurut Direktur Jenderal Asia, Pasifik, Eropa Kementerian Luar Negeri puncak acara ini pun akan dihadiri oleh 22 Kepala Negara/Pemerintahan dan deputi Asia/Afrika. Mereka ada yang sudah ikut dari Jakarta dan ada pula yang terbang langsung dari negaranya untuk berpartisipasi dalam historical walk tersebut.
"(Tamu) VVIP yang ke Bandung PM Nepal, Presiden Madagaskar, Wapres Zambia, Aljazair, Liberia, Libya, Filipina, Uganda, PM Rwanda, Ketua Dewan Presidium Korut, Presiden Sierra Leone, Presiden Timor Leste," ujar Yuri Jumat (24/4/2015).
"Lalu Presiden Zimbabwe, Raja Swaziland, PM Malaysia nyusul (langsung ke Bandung). Wapres Afsel dan Angola, PM Kamboja, Presiden Vietnam, Presiden Sierra Leone, Presiden Myanmar, Presiden China, Presiden Vietnam, Wapres Venezuela," sambung dia.
Meski demikian, ada pula pemimpin dunia yang sudah datang di Jakarta memilih absen di Bandung. Ketidakhadiran mereka pun mayoritas karena harua menyelesaikan persoalan internal di negaranya.
"VVIP yang tidak ke Bandung itu Raja Yordania, PM Jepang, PM Singapura, PM Thailand, Sultan Brunei, PM Bangladesh, PM Mesir, Presiden Iran, Wapres Seychelles, PM Palestine. Totalnya 10," pungkas Yuri
KAA ke-60 ini dilaksanakan di 2 kota, yaitu Jakarta pada 19-23 April dan Bandung pada 24 April. Agenda KAA meliputi 'Asia-Afrika Bussiness Summit' dan 'Asia-Africa Carnival'. Tema KAA kali ini adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan selatan, kesejahteraan, serta perdamaian. (Tnt)