Liputan6.com, Washington DC Hewan cumi-cumi yang kita kenal biasanya berukuran kecil dan menjadi santapan favorit banyak orang, tapi jangan main-main dengan cumi-cumi raksasa yang satu ini. Cumi-cumi Humboldt hidup di kedalaman 200 - 700 meter di bagian timur Samudra Pasifik, mulai dari Tierra del Fuego di utara hingga California di selatan. Nama Humboldt didapat dari Arus Humboldt yang ada di lautan tempat mereka tinggal, di lepas pantai Amerika Selatan.
Menurut Smithsonian Zoological Institute, cumi-cumi jenis ini mulai terlihat di Sitka, Alaska. Tempat ini jauh lebih ke utara dari tempat kediaman mereka sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang adanya masalah-masalah ekologis yang memaksa mereka hijrah ke utara. Beberapa ahli kelautan memperkirakan bahwa bertambah hangatnya laut yang memaksa mereka mencari tempat yang lebih sejuk. Pendapat lain menyebutkan berkurangnya makanan cumi ini karena kegiatan penangkapan ikan yang berlebihan.
Ukuran panjang hewan raksasa bertentakel ini bisa mencapai 1,8 meter dengan berat lebih dari 45 kilogram. Warna kulitnya beraneka ragam, mulai dari ungu tua kemerahan hingga putih biasa. Seperti hewan-hewan kerabatnya, keberadaan kromatofora di kulit pembungkus otot-otot memungkinkan mereka menampilkan berbagai warna.
Advertisement
Hewan yang berusia rata-rata satu tahun ini menjadi incaran paus, ikan hiu, singa laut, hiu pedang, dan marlin. Sebaliknya, mereka mamangsa udang, moluska dan jenis cumi-cumi lainnya. Cumi raksasa ini terkenal gemar menyerang dan karenanya mendapat julukan diablos rojos, atau iblis merah. Julukan ini diberikan oleh para nelayan udang dari Meksiko.
Cumi-cumi Humboldt tidak segan menyerang seorang penyelam jika terancam dan akan terus memberontak sekalipun tertangkap sambil menyemburkan air dan tinta. Hewan ini sering diburu di lepas pantai Meksiko. Namun demikian, karena populasinya belum diketahui, belum ada protes tentang pengangkapan cumi-cumi itu. Video yang tayang berikut merupakan bagian dari penelusuran tim Scott Cassell.