Pesawat Terbang Tenaga Listrik Lintasi Selat Inggris

Dalam video Airbus Group disebutkan bahwa pesawat berteknologi E-Fan lepas landas dari Lydd di Kent, Inggris dan mendarat di Calais.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 14 Jul 2015, 17:01 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2015, 17:01 WIB
Pesawat E-Fan dari Airbus Group. (Gambar dari Airbus Group)
Pesawat E-Fan dari Airbus Group. (Gambar dari Airbus Group)

Liputan6.com, Kent - Sebuah video terbitan kelompok usaha Airbus menayangkan saat pertama kalinya pesawat terbang bertenaga listrik terbang melintasi Selat Inggris.

Dalam video itu, Airbus Group menyebutkan bahwa pesawat berteknologi E-Fan itu lepas landas dari Lydd di Kent, Inggris dan mendarat di Calais.

 Namun demikian, dalam berita lain disebutkan bahwa 12 jam sebelumnya Hugues Duval yang berkebangsaan Prancis telah melengkapi terbang dari Dover di Inggris ke Calais di Prancis, dengan menggunakan pesawat terbang bertenaga listrik lainnya, Cri-Cri.

Harian Daily Mail menawarkan hadiah sebesar 1.500 dollar AS (senilai hampir Rp 20 juta), bagi pihak yang pertama kali menerbangkan pesawat terbang listrik di atas Selat Inggris. Hadiah ini ditawarkan untuk memperingati penerbangan pertama pesawat terbang bermesin melewati Selat Inggris, oleh Louis Bleriot pada 25 Juli 1909 -- yang waktu itu menggunakan pesawat terbang Bleriot XI.

Nilai hadiah uang itu tentu saja bersifat simbolis, karena Airbus sudah menghabiskan modal hingga hamouir Rp 293 miliar untuk menciptakan pesawat terbang listrik mereka.

Ada tiga pesaing dalam upaya ini. Pertama adalah perusahaan Slovenia bernama Pipistrel, yang terpaksa meninggalkan laga persaingan pihak Siemens. Pencipta motor listrik pesawat itu tidak berkenan menggunakan motor listriknya di atas badan air.

Pada 10 Juli lalu, E-Fan buatan Airbus terbang sejauh 74 kilometer selama 36 menit dari Lydd di Inggris ke Calais, Prancis. Pesawat dua kursi berbahan komposit sepanjang 6,7 meter dengan bentang sayap 9,5 meter ini menggunakan 2 motor listrik yang didayai baterai lithium ion bertegangan 250 volt.

Pesaingnya, Cri Cri, terbang pada 9 Juli 2015 dari Dover ke Calais selama 25 menit. Cri Cri memiliki bentang sayap sepanjang 4,9 meter dengan dua motor listrik Electravia bertenaga 35 bhp. Namun demikian, ada keterangan bahwa Cri Cri sebetulnya tidak memiliki ijin resmi untuk lepas landas, sehingga pesawat itu harus digandeng dulu oleh pesawat terbang lain sebelum terbang mandiri.

"Kami tidak khawatir. Tentu saja upayanya tidak dianggap karena sepengetahuan kami ia terbang setelah ditarik pesawat terbang lain.  Kami menghargai penerbang pemberani yang melakukan hal ini, namun perincian sebenarnya masih harus dipastikan," kata jurubicara Airbus, Jeremy Greaves. 

Jadi, siapa pemenangnya?

(Alx/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya