Kisah Pria Tak Lulus SD Jadi General Manager Pembangkit Listrik

Weizhong Feng yang menuntut ilmu di 'sekolah kehidupan' berhasil mewujudkan PLTU yang efisien, canggih, juga ramah lingkungan.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 14 Sep 2015, 11:32 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2015, 11:32 WIB
Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd
Feng Weizhong, General Manager Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd (Liputan6/Isna Setyanova)

Liputan6.com, Shanghai - Akibat Revolusi Kebudayaan terjadi di Tiongkok pada 1966-1976, sekolah-sekolah di seluruh negeri ditutup. Weizhong Feng muda pun terpaksa putus belajar. 

Ia yang lahir pada tahun 1954, hanya sempat mengenyam pendidikan formal selama 5 tahun. Hanya sampai level sekolah dasar (SD). Itupun tak lulus.

Pada usia 16 tahun, Feng menjadi pekerja magang di sebuah pembangkit listrik lawas di Pulau Chongming, Shanghai. Namun, ia tak rela hanya menjadi buruh biasa.

"Pabrik tempat saya bekerja dulu sangat kuno. Kabar kecanggihan pembangkit listrik di negara lain membuat saya penasaran," kata dia saat diwawancarai Liputan6.com.

Maka, pada malam hari, setelah lelah bekerja, Feng menyempatkan diri untuk belajar mandiri. Pun saat libur. Selain mencintai teknologi, kata-kata ayahnya selalu terngiang di telinganya.

"Lebih dari 40 tahun lalu, saya masih sangat muda. Ayah saya memberi wejangan, 'mungkin 10 tahun lagi negara kita (China) akan kembali normal dan membutuhkan banyak orang yang mengetahui teknologi tinggi. Jadi, apa yang ingin kau lakukan sekarang untuk negerimu?'," cerita dia.

Sang ayah, yang seorang guru, juga mengatakan, tak ada pilihan lain bagi putranya itu selain belajar mandiri. Membekali diri dengan ilmu dari sekolah kehidupan.

Berkat usaha mandiri selama beberapa dekade, Feng menonjol di antara para pekerja lainnya. Ia bahkan diakui sebagai seorang teknisi senior dan akhirnya menjadi general manager pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 1.000 megawatt yang kala itu baru dibuat di tepian Sungai Yangtze di Shanghai.

Tak hanya berpengetahuan luas, Feng juga melakukan sejumlah riset. Ia bahkan menghasilkan inovasi dalam bidang penghematan energi, mengurangi emisi, dan keamanan teknologi bagi perusahaannya saat ini: Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd.

Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd (Liputan6/Isna Setyanova)

Karyanya mengubah imej energi batu bara yang dianggap 'kotor' dan biang kerok polusi udara, khususnya di Tiongkok. Menjadi lebih 'hijau'.

Berkat usahanya, perusahaannya yang berada di tepi Sungai Yangtze menghasilkan efisiensi 46,5 persen. Inovasinya menghemat lebih dari 1 juta ton batubara standar dari tahun 2008 sampai 2013 -- dan terus berlanjut hingga saat ini.

"Kami juga memiliki inovasi lain untuk mengatasi listrik padam (black out)," tambah dia. Feng sejauh ini telah mendaftarkan 40 hak paten di China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

"Saya ingin berbuat lebih banyak untuk negeri saya. Usia saya sekarang 60 tahun dan terus belajar setiap hari," kata dia.

Meski demikian, ada ekspresi puas yang terpancar dari wajahnya yang ramah saat berkata, " Sekarang saya adalah general manager, dan dengan jabatan itu, akhirnya saya bisa berbuat sesuatu."

Asap putih -- bukan hitam -- yang keluar dari cerobong asap pembangkit listriknya menjadi bukti dari ucapannya itu.  

Saksikan tips Weizhong Feng bisa sukses meski tak menikmati bangku kuliah:

 

Incar Proyek PLTU Jawa-7

Yu Xingchao, Direktur Research and Development Centre PLTU mengatakan, pihaknya menggunakan teknologi generator dari Siemens AG  dan teknologi boiler dari Alstom SA, ditambah pengembangan sendiri.  

Dengan kecanggihan teknologi, selain menghemat batubara dan mengurangi emisi, perusahaannya juga jimat pekerja. Pada pusat pengendali, misalnya, hanya ada 6-7 orang yang mengontrol seluruh aktivitas.

Mesin boiler di Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd (Liputan6/Isna Setyanova)

 "Karena sistem kontrol yang canggih, kami tak memerlukan banyak orang," kata dia. Itu mengapa jumlah total pekerja Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd tak sebanyak pembangkit listrik lainnya.

"Dulu, Pak Feng adalah bos besar. Kini, beliau hanya bos kecil, dalam hal jumlah tenaga kerja," selorohnya.

Suasana di Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd (Liputan6/Isna Setyanova)

Sementara itu, Li Li, salah satu insinyur di Equipment Department mengklaim, perusahaannya adalah yang paling efisien. Berkat peran Feng Weizhong, rata-rata batubara yang digunakan adalah 282 per kilowatt jam, dibandingkan rata-rata PLTU lain di China yang 345 gram per kilowatt jam.

"Dia adalah legenda di perusahaan kami," kata Li.

Kini, Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd mengincar Indonesia sebagai lokasi ekspansinya yang pertama. Melalui induknya, Shenergy Co.Ltd.

"Kami, Shenergy Co.Ltd bergabung dengan CNEEC dalam konsorsium yang saat ini berpartisipasi dalam penawaran proyek Jawa-7," kata Chen Gang, Vice Manager of Overseas Biz Department.  

"Kami berharap mendapat kesempatan untuk membawa unit dengan efisiensi tinggi ini ke Indonesia."

PLTU Jawa 7 dengan kapasitas 2 x 1.000 MW akan dibangun di Bojonegara, Banten dengan investasi sebesar Rp40 triliun. Sekitar 30 persen dari saham PLTU Jawa 7 menjadi milik anak usaha PLN yang akan mengoperasikannya, Pembangkitan Jawa Bali (PJB). Sementara 70 persen menjadi milik pemenang tender. (Ein/Tnt)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya