Banjir Besar dan Longsor Landa Jepang, Mobil-Rumah Terseret Arus

Kepala unit prakiraan cuaca di Badan Meteorologi Jepang (JMA), Takuya Deshimaru mengatakan curah hujan penyebab banjir kali ini tak biasa.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Sep 2015, 16:26 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2015, 16:26 WIB
Banjir Besar dan Longsor Landa Jepang, Mobil-Rumah Terseret Arus
Mobil-mobil terseret arus banjir besar di Jepang. (Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Banjir besar dan tanah longsor melanda timur laut Jepang. Memaksa lebih dari 90.000 orang meninggalkan rumah mereka.

Kota Joso, utara ibukota Tokyo, kebanjiran akibat Sungai Kinugawa meluap. Tim helikopter penyelamat telah menyelamatkan orang-orang yang terjebak di atap.

Satu orang telah dilaporkan hilang di wilayah itu dan sedikitnya 12 terluka.

Upaya penyelamatan warga dalam banjir Jepang. (Reuters)

Hujan mulai mengguyur sehari setelah Topan Etau menerjang, membawa hembusan angin hingga 125 km per jam (78mph) ke pusat Prefektur Aichi.

"Ini curah hujan yang belum pernah kami alami sebelumnya. Bahaya besar mendekat," kata kepala unit prakiraan cuaca di Badan Meteorologi Jepang (JMA), Takuya Deshimaru saat konferensi pers darurat pada Kamis (10/9/2015), seperti dikutip Liputan6.com dari CNN.

Daerah yang paling parah terkena imbasnya adalah Prefektur Ibaraki dan Tochigi. Badan Meteorologi Jepang telah menempatkan kedua wilayah dengan peringatan level tertinggi.

Menurut tayangan televisi dari Joso di Ibaraki, banyak orang berada di atap rumah mereka sebelum tim penyelamat helikopter mengevakuasinya ke tempat aman. Sebab tempat tinggal mereka sudah terendam banjir.

 

Kondisi rumah terendam dan terseret arus banjir di Jepang. (Reuters)

Banyak rumah dan mobil terseret arus banjir ketika Sungai Kinugawa meluap setelah 2 hari hujan lebat.

Di Tochigi, curah hujan lebih dari 500 mm (19 inci) yang mengguyur dalam 24 jam. Kantor berita NHK menyebutkan, besarnya guyuran hujan kali ini sekitar dua kali lipat yang terjadi pada September.

Bagian pusat Tochigi, bahkan menghadapi curah hujan hampir 60 cm sejak Senin 7 September malam. Memecahkan rekor dari sebelumnya yang pernah terjadi di daerah itu.

Banyak daerah lain Jepang timur dan timur laut juga telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem, termasuk Prefektur Fukushima -- kawasan tempat pabrik nuklir yang masih rusak pada tahun 2011 akibat gempa bumi dan tsunami.

Juru bicara untuk operator Tokyo Electric Power (Tepco) mengatakan, hujan membuat pompa drainase tak mampu bekerja maksimal. Air dengan volume besar yang digunakan untuk mendinginkan pabrik reaktor itu kini disimpan di situs tersebut.

 

Sungai Kinugawa meluap mengakibatkan banjir Jepang cukup parah. (Reuters)

Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran setempat menyebut, 15 orang cedera di seluruh Jepang. 2 Wanita lanjut usia dilaporkan terluka parah akibat terkena hembusan angin kencang.

Media lokal melaporkan 1 orang hilang setelah tanah longsor menghantam sebuah rumah di Kanuma, Prefektur Tochigi.

Beberapa daerah juga mengalami pemadaman listrik massal. Sementara imbas banjir Jepang membuat transportasi terganggu. Banyak layanan udara dan kereta api dibatalkan atau ditunda. Beberapa jalan juga ditutup.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pihak berwenang sedang melakukan upaya terbaik untuk mengatasi musibah tersebut.

"Pemerintah akan bersatu dan melakukan yang terbaik untuk menghadapi bencana ... dengan menempatkan prioritas tertinggi pada kehidupan masyarakat," kata PM Abe.

Bulan Agustus lalu, Jepang juga dilanda musibah. Topan Goni melanda pulau utama selatan Jepang Kyushu, menewaskan 1 orang dan melukai 70 lainnya. (Tnt/Rie)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya