Babi Kloning Ukuran Mikro Dijual Bebas Rp 23 Juta

Lembaga penelitian di Shenzen melakukan rekayasa genetika untuk menghasilkan babi mini. Untuk dijadikan hewan piaraan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 05 Okt 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 17:00 WIB
Babi Ukuran Mikro Hasil Rekayasa Genetika
Gambr ilustrasi babi berukuran kecil dari Smithsonian Magazine (Vjeran Pavic via Flickr)

Liputan6.com, Shenzhen - Kemajuan bioteknologi telah memberikan  sejumlah kemungkinan baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Seperti upaya yang dilakukan lembaga genetika di Tiongkok ini-- para ahli di sana sengaja melakukan rekayasa genetika untuk menciptakan babi berukuran mikro.

Sebagaimana diberitakan dalam Huffington Post, BGI, sebuah lembaga genetika di Shenzhen, pada September lalu mengumumkan penjualan babi mikro sebagai hewan piaraan dengan harga sebesar US$ 1.600, atau setara dengan Rp 23 juta.

Harga itu tidak murah untuk menjadikan babi sebagai piaraan, namun nilai tersebut dianggap pantas oleh lembaga yang mengubah genetika hewan itu dengan perubahan DNA.

Perubahan gen itu dilakukan terhadap babi jenis Bama, yang memang berukuran kecil. Untuk keperluan ini, BGI menggunakan enzim bernama TALEN untuk menidurkan 1 dari 2 salinan gen penerima hormon pertumbuhan pada sel-sel janin Bama. 

BGI kemudian melakukan kloning janin untuk menghasilkan Bama jantan kerdil yang kemudian dikawinkan dengan betina normal. Setengah dari jumlah keturunan kawin silang itu akan berukuran mikro.

Tak seperti Bama yang dapat mencapai berat badan 45 kilogram, babi laboratorium ini hanya bisa mencapai berat hingga hampir 14 kilogram, seukuran dengan anjing berukuran menengah.

Menurut majalah Nature, pada awalnya babi mikro digunakan sebagai 'kelinci percobaan' di laboratorium, dalam penelitian berbagai penyakit pada manusia.

Menurut National Center for Biotechnology Information, babi jenis kecil umumnya dipakai sebagai objek penelitian biomedika karena 'mirip dengan manusia', dari segi anatomi, fisiologi, dan genetika.”

Menurut Yong Li, direktur teknis untuk platform ilmu hewan di BGI, lembaga itu tidak menemukan adanya masalah kesehatan terkait dengan hasil rekayasa genetika kloning babi.

Pada masa depan, lembaga itu berjanji akan menyediakan babi miniatur dalam berbagi warna dan pola bulu-- dengan melanjutkan penelitian lanjutan genetika hewan itu

Sementara BGI merasa percaya diri mempersembahkan babi yang dimodifikasi secara genetika untuk masyarakat umum, namun ada juga sejumlah orang yang skeptis. 

Yusuff Abdu, seorang peneliti kedokteran di Universitas New York, mengatakan kepada Inverse.com, "hewan buatan laboratorium tidak bisa dilepas kepada masyarakat umum. Besar kemungkinan mereka akan melarikan diri ke alam liar dan membuat keseimbangan ekosistem di luar kendali. Itu sebabnya tikus hasil laboratorium tidak dijual di toko-toko hewan." 

Namun BGI mengelak dengan mengatakan, keuntungan yang diperoleh dari penjualan babi mikro akan dijadikan investasi dalam penelitian lanjutan perubahan gen hewan. (Alx/Rcy)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya