Liputan6.com, Jakarta Penyelidik Turki kini mulai mencari identitas pelaku bom kembar yang membunuh 95 orang di Ankara. Selain itu, negara ini juga mengumumkan hari berkabung nasional selama 3 hari untuk mengenang para korban.
2 ledakan bom bunuh diri ini berhasil memporak-porandakan unjuk rasa damai pro pejuang Kurdi dan kelompok buruh, 3 minggu sebelum Pemilu, membuat Turki kewalahan dalam menghadapi konflik dalam negeri.
"Kami berduka cita untuk perdamaian," tulis halaman depan media sekular Cumhuriyet, setelah hari berkabung nasional diumumkan oleh perdana menteri.
Advertisement
Headline media pro-pemerintah The Star menuliskan tajuk berjudul "Tujuan Bom untuk Memecah Bangsa'.
Sejauh ini belum ada yang bertanggung jawab atas serangan mematikan ini. Perdana Menteri Ahmet Dovutoglu mengatakan kemungkinan besar ISIS, Kurdi atau militan sayap kiri yang melakukannya. Ia sendiri menolak tuduhan para pemimpin Kurdi keterlibatan pemerintah dalam pengeboman ini.
"Sangat penting untuk segera mencari identitas pelaku dan membawanya ke pengadilan," tulis pernyataan kantor PM seperti dikutip dari ABC.net.au, Minggu (11/10/2015).
"Aku mendengar suara ledakan keras dan mencoba melindungi diriku sendiri karena banyak sekali pecahan kaca. Dan tak berapa lama, ledakan kedua terdengar," kata Serdar yang bekerja sebagai penjaga kios koran di stasiun kereta api.
"Banyak teriakan dan tangisan, sementara aku berlindung dari tumpukan koran-koran. Aku bisa mencium bau daging terbakar," tutur Serdar.
AS, Australia dan Rusia Berduka
Presiden Amerika Serikat mengatakan duka citanya atas insiden ini. Gedung Putih mengatakan bahwa Obama telah menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Obama juga menekankan bahwa AS akan senantiasa mendukung Turki dan rakyatnya dalam memerangi terorisme.
Segendang sepenarian, PM Australia, Malcom Turnbull mengucapkan simpati dan duka citanya.
"Saya sangat kaget dan sangat sedih atas serangan di Ankara. Ini adalah aksi pengecut dan kejam. Hati dan doa kami untuk keluarga yang korban," kata Turnbull dalam pernyataannya.
Pun Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan bela sungkawanya kepada Turki di tengah-tengah tingginya tensi kedua negara setelah serangan udara Rusia di Suriah dituduh salah sasaran oleh Turki dan negara-negara koalisinya.
"Lewat telegram, Presiden Rusia ucapkan duka cita dan berharap pelaku serangan segera ditemukan. Rusia juga siap jika diminta bantuannya untuk bekerja sama melawan teroris," terang pernyataan Putin seperti dikutip oleh Sputniknews. (Rie/Ron)