Liputan6.com, Jakarta - Menjadi pemimpin negara atau Presiden bukanlah hal mustahil bagi kaum perempuan. Buktinya beberapa kaum hawa dari berbagai penjuru dunia ini berhasil membuktikan diri sebagai orang nomor satu di negaranya.
Indonesia pun termasuk salah satu negara yang memiliki presiden wanita. Siapa sajakah kaum hawa yang memegang kontrol negaranya, berikut ini 5 di antaranya:
Presiden Korea Park Geun-hye
Park Geun-hye mengukir sejarah. Ia terpilih menjadi Presiden wanita pertama di Korea Selatan. Wanita berusia 61 tahun ini diambil sumpahnya dalam upacara pelantikan di depan gedung parlemen, Majelis Nasional di Seoul pada 25 Februari 2013 waktu setempat.
"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Anda semua untuk mempercayakan misi bersejarah ini kepada saya. Saya juga berterima kasih kepada Presiden Lee Myung-bak, mantan Presiden dan pejabat yang datang dari luar negeri untuk menghadiri kesempatan ini," kata Geun-hye, dalam pidato pelantikan, seperti dilansir Kantor Berita Korsel, Yonhap.
Geun-hye berhasil memenangkan pemilu, mengalahkan lawannya, Moon Jae-in. Pemimpin wanita ini memperoleh 52% suara, sementara lawannya, Jae-in, mengumpulkan 48 persen dukungan.
Baca selengkapnya di sini.
Advertisement
Presiden Brasil Dilma Rousseff
Dilma Rousseff terpilih sebagai presiden Brasil pada 1 November 2010, menggantikan Luiz Inacio Lula da Silva. Rousseff menjadi presiden wanita pertama di negara tersebut saat berusia 62 tahun.
Ia mendapat dukungan penuh dari Presiden Lula yang telah menjabat sebanyak dua kali. Rousseff berjanji untuk melanjutkan kebijakan dalam pertumbuhan ekonomi yang kuat yang telah dipupuk selama beberapa tahun.
Dalam putaran kedua pemilu, ia meraup 47 persen jumlah suara, sementara saingannya, Jose Serra, memperoleh 46 persen suara. Pemilu harus dilangsungkan dua putaran karena tak ada kandidat yang meraih 50 persen suara di putaran pertama.
Presiden Malawi Joyce Banda
Wakil Presiden Joyce Banda menjadi pemimpin wanita pertama di selatan negara Afrika. Wanita penggagas kampanye hak perempuan terkemuka itu dilantik di National Assembly di Ibu Kota Lilongwe sebagai Presiden Malawi dan sah menjalankan kepemimpinannya, Sabtu 7 April 2012.
Seperti dilaporkan situs Xinhua, terpilihnya presiden wanita pertama itu memberikan secercah harapan bagi negara kecil miskin itu, usai kematian pemimpin terdahulunya. Semula, Banda yang telah menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Presiden Bingu wa Mutharika, yang mangkat akibat serangan jantung.
Sebelum pelantikan, para pemimpin oposisi juga telah menyarankan agar Banda cepat dilantik sebagai kepala negara. Bahkan sekitar 20 anggota dewan pemerintahan nasional dari Partai Demokrat Progresif Mutharika juga menyatakan dukungan mereka.
Selengkapnya di sini.
Advertisement
Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri menorehkan sejarah pada pemerintahan Indonesia pada 23 Juli 2001. Melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ia sukses menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.
Saat itu ia didampingi oleh wakilnya Hamzah Haz. Megawati menjabat hingga 20 Oktober 2004.
Dilansir dari Perpusnas.go.id, sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati. Megawati, pada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro dan dikaruniai dua anak lelaki bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.
Presiden Nepal Bidhya Devi Bhandari
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Parlemen Nepal, terpilih seorang perempuan sebagai presiden. Ia adalah Bidhya Devi Bhandari.
Karangan bunga berwarna-warni dan syal dari para pendukung presiden wanita pertama Nepal, termasuk dari mantan perdana menteri Madhav Kumar pun memenuhi lehernya, sebagai bentuk penghargaan terhadapnya.
Wanita 54 tahun itu saat ini menjabat sebagai wakil ketua Partai Komunis Nepal (United Marxist Leninist) yang berkuasa.
Sebagai presiden, Bhandari yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan dari tahun 2009 sampai 2011, berjanji untuk mengedepankan kaum minoritas dan hak-hak perempuan di Nepal.
Baca Selengkapnya di sini:
(Tnt/Rie)
Advertisement