Liputan6.com, Wina - Sabra Kesinovic memiliki paras cantik dan sorot mata menawan. Pesonanya membuat perempuan muda asal Austria itu dijadikan 'model' untuk propaganda ISIS.
Pemudi 17 tahun tersebut memang bergabung dengan organisasi teror tersebut, setelah meninggalkan kampung halamannya di Wina. Kesinovic menuju markas ISIS bersama temannya, Sabina Selimovic (16).
Baca Juga
Kedua perempuan muda itu difoto menggunakan ikat kepala bertulis slogan, seraya mengacungkan senapan Kalashnikov (AK), dikelilingi para kombatan pria.
Mereka juga dijepret kamera sedang mengenakan cadar, dengan tangan menunjuk ke langit.
Advertisement
Belakangan, kabar buruk menimpa Sabra Kesinovic. Ia dilaporkan dipukuli hingga tewas oleh sesama anggota ISIS, setelah ketahuan mencoba kabur dari Raqqa, kota di Suriah yang diklaim sebagai ibu kota kelompok penebar teror itu.
Kematiannya yang tragis dimuat dalam pemberitaan media Österreich dan Kronen Zeitung.
Baca Juga
Namun, pemerintah Austria menolak berkomentar soal laporan tersebut. "Kami tak bisa mengomentari kasus-kasus individual," kata Thomas Schnöll, juru bicara Kementerian Luar Negeri Austria seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (25/11/2015).
Tak hanya Kesinovic yang kehilangan nyawa. Gadis satunya, Sabina Selimovic, juga dilaporkan tewas dalam sebuah pertempuran di Suriah tahun lalu.
Koran Krone Zeitung mendasarkan beritanya pada keterangan seorang perempuan Tunisia yang tak disebut namanya -- yang pernah tinggal bersama kedua perempuan muda itu.
Perempuan Tunisia itu juga pernah menjadi relawan ISIS. Untungnya ia berhasil kabur.
Aku Tak Tahan Lagi ...
Meski berkewarganegaraan Austria, Sabra Kesinovic dan Sabina Selimovic sama-sama anak dari pengungsi Bosnia, yang lari dari tanah airnya yang bergolak pada 1990-an.
Keluarga mereka melaporkan hilangnya anak-anak tersebut ke polisi, setelah keduanya lari. Mereka hanya meninggalkan pesan yang berbunyi, "Jangan mencari kami. Kami akan melayani Allah dan mati untuk-Nya."
Hasil pelacakan menunjukkan, mereka naik pesawat menuju ibu kota Turki, Ankara dan menempuh perjalanan ke Andana, yang dekat dengan perbatasan Suriah.
Petunjuk tentang nasib mereka didapat setelah Kesinovic menelepon saudarinya dari Suriah, mengabarkan bahwa ia dalam kondisi baik.
Tahun lalu, sepucuk surat diterima keluarga Kesinovic. Perempuan itu curhat bahwa ia ingin kembali. Dia sudah tak tahan dengan kekerasan ekstrem yang ia saksikan setiap hari.
Sabra Kesinovic dan Sabina Selimovic diyakini telah menikah dengan militan ISIS.
Selimovic belakangan membantah telah hamil, lewat perbincangan SMS dengan majalah Prancis, Match. Kala itu ia mengklaim bahagia tinggal di Suriah.
"Di sini aku merasa bebas, bisa beribadah, sesuatu yang tak aku dapatkan di Wina," kata dia.
Kematian Selimovic kali pertama terungkap dari David Scharia, ahli dari komite antiterorisme di Dewan Keamanan PBB.
"Kami baru menerima informasi tentang gadis 15 tahun, keturunan Bosnia, yang meninggalkan Austria," kata dia. "Keduanya direkrut oleh ISIS. Satunya tewas dalam pertempuran di Suriah, lainnya hilang."
Aparat Australia menyangka seorang penceramah asal Bosnia yang tinggal di Wina sebagai perekrut kedua gadis. Namun, tersangka yang disebut dengan inisial Mirsad O atau Abu Tejda membantahnya. (Ein/Tnt)*
Advertisement