Tak Ingin Punya Anak, Jurnalis Cantik Jadi Bulan-bulanan

Saat diwawancara BBC, media itu bahkan harus mengirimkan petugas keamanan untuk melindungi dari serangan para haters.

oleh Indy Keningar diperbarui 30 Nov 2015, 15:11 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2015, 15:11 WIB
Mengaku Tak Ingin Punya Anak, Jurnalis Cantik Jadi Bulan-bulanan
Seorang jurnalis menaku tidak ingin memiliki anak. Sesuatu yang bukan hanya mengherankan, namun membuat orang marah.

Liputan6.com, London - Seorang jurnalis sebelumnya berkicau di Twitter-nya kalau ia tidak ingin punya anak. Ia juga menuliskan sebuah esai tentang bagaimana susahnya perempuan untuk memilih tidak punya anak. Namun, tak semua orang sependapat dengannya. Bahkan diantaranya banyak  pesan yang penuh kebencian dan bernada mengancam. Hal itu membuatnya harus menonaktifkan akunnya sementara. 

Dilaporkan dari Independent, Senin (30/11/2015), Holly Brockwell (29) adalah editor  di Gadgette, situs gaya hidup dan teknologi untuk wanita.

Ia lalu menjadi pemenang piala 'Woman of the Year' dari The Drum. Atas kemenangan itu,  Brockwell diminta menulis untuk BBC dalam rangkaian perayaan seri '100 Women 2015', dalam artikel berjudul 'Desperate not to have children'--Putus asa untuk tak punya anak'.

Dalam tulisan yang diterbitkan 22 November, Brockwell menuliskan: "Sebagai seorang wanita, ada empat kata yang paling ampuh mengundang cibiran: 'Saya tidak ingin punya anak'.

"Faktanya, membawa manusia lain ke dunia, tidaklah sesuatu yang saya inginkan. Ini adalah keputusan emosional, dan sulit untuk menerjemahkannya dalam alasan yang rasional."

Ia lalu mendeskripsikan respons paling umum dari orang-orang yang mendengar ia membuat keputusan melakukan sterilisasi , yaitu "mengapa?". Ia juga  menjelaskan bagaimana  dicap 'egois', dan mengalami kesulitan menjalani proses perawatan sterilisasi, bahkan ketika pergi ke klinik kandungan.

Holly Brockwell. (foto: Independent)

Namun, tak ada yang menandingi kejamnya orang-orang di dunia maya, ketika artikel yang ditulisnya sudah naik.
Ucapan kemarahan dan kata-kata kasar yang diterimanya sungguh menyakitkan, sehingga ia harus menghapus akun Twitter-nya, dan dijaga oleh petugas keamanan ketika berkunjung ke BBC untuk sesi wawancara.

"Mereka betul-betul menbawakan bodyguard untuk menjaga saya sejak turun dari mobil menuju bangunan, mereka khawatir akan ada yang menyerang saya," kata Brockwell. Ia kemudian menambahkan bahwa 'bodyguard' tersebut kemungkinan besar petugas keamanan BBC.

"Saya tak bisa melarikan diri, (pesan-pesan kejam) itu ada si seluruh kanal sosial, di email kantor dan email personal... Saya bahkan dapat pesan dari LinkedIn!" tambahnya.

Dalam artikel untuk perusahaan, Brockwell menjelaskan ia terpaksa offline setelah menerima ancaman dan hinaan bertubi-tubi, serta ancaman dilengkapi dengan menyebutnya bebal, egois, bodoh, tukang cari perhatian, dan perlu pertolongan psikiater.

Beberapa orang menyatakan asuransinya  tak seharusnya membayar biaya sterilisasinya, dan uangnya "lebih baik untuk biaya anak-anak sakit", orang lainnya melabelinya "pelacur media", dan Brockwell mengungkapkan: "seorang pria berkata ia tak ingin bercinta dengan saya (kecuali ia mengungkapkannya dengan tidak sopan)."

"Jumlah pesan yang saya terima dalam setengah jam di Twitter, Facebook, email, dan Instagram membuat saya takut," ungkapnya.
"Kata-kata itu tak bisa saya ulangi, dan saya tak sanggup mengatakannya ke siapapun, tak peduli apa yang mereka lakukan."

Brockwell juga menjelaskan, bahwa walau banyak komentar yang mendukungnya, beberapa komentar paling kasar menggunakan kata-kata "spesifik secara jender", yang tak pernah dikatakan pada pria dalam situasi yang sama.

"Saya merasa itu penting, karena sebagian besar pesan itu berasal dari pria--walau ada juga yang dari wanita--ini fenomena pria ingin mengontrol tubuh wanita."

"Saya sering membuat komentar kontroversial selama bekerja di situs teknologi untuk wanita, namun, saya sangat tersakiti kali ini, karena sangat kasar, menyalahi privasi, dan kejam, dan sangat spesifik dalam menyinggung saya pribadi dan kehidupan profesional saya, bukan lagi masalah memiliki anak yang saya tulis."

Ia juga menyatakan, ia menganggap dirinya dijadikan bulan-bulanan karena ia seorang wanita yang menulis topik yang dianggap "domain pria"--teknologi.

"Hanya sedikit peminat teknologi yang mengenal saya karena saya jurnalis teknologi, dan karenanya ingin menginjak-injak saya," ungkapnya.

"Orang-orang seperti itu tidak suka ada wanita di dunia teknologi, mereka tak suka wanita menulis topik mengenai itu. Secara otomatis, jika Anda seorang wanita, Anda harus bekerja lebih keras dalam mendapat perhatian, hampir-hampir tak ada di antara kita yang mendapatkannya, saya tak kaget.

"Seorang pria berkata ia ingin menggalang dana operasi pengangkatan pita suara saya, sehingga saya tak lagi bisa bicara. Itu membuat saya sakit hati." (Ikr/Rie)

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya