Liputan6.com, Santiago - Pantai di selatan Chile menjadi kuburan bagi paus jenis Sei. Mereka ditemukan mati di pantai itu, dan penemuan ini adalah sejarah paus terdampar yang pernah tercatat.
Ahli biologi Vreni Haussermann mengatakan bahwa ia menemukan paus nahas itu pada Juni lalu saat melakukan observasi dari udara di sepanjang pantai Patagonia.
Baca Juga
Semenjak saat itu, timnya mengumpulkan data dan sampel. Namun, ia menolak untuk memberikan kesimpulan apa yang membuat paus-paus itu terdampar di selatan Chile hingga mati.
Advertisement
Baca Juga
Kendati demikian, kesimpulan awal dipastikan akibat adanya campur tangan ulah manusia, seperti dilansir dari The Guardian Rabu (2/11/2015).
"Sebuah pemandangan yang menyedihkan. Saya tak pernah melihat seperti itu sebelumnya," kata Haussermann.
Di sepanjang pantai itu, ia dan timnya menemukan 337 bangkai paus. Sebagian masih utuh sebagian tinggal tulang.
"Masih banyak area yang belum bisa terjangkau dan terlihat. Jadi, ada kemungkinan kami akan menemukan lebih banyak lagi bangkai," tambahn dia.
Kematian mamalia laut yang semakin langka itu akan diinvestigasi. Para ahli menemukan tak ada luka di tubuhnya. Mereka berkesimpulan awal, kematiannya akibat virus atau alga beracun yang dikenal dengan 'red tide'.
Selain itu, para ahli mengatakan bahwa pemanasan global juga berpengaruh bagi mamalia dalam mencari makan. Suplai panganannya tak tersedia dengan cukup karena laut yang memanas dan mengubah rute migrasi mereka.